JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Jumlah kasus meninggal akibat epidemi virus corona jenis baru asal Wuhan, China, terus bertambah. Hinga Selasa (11/2), jumlah kasus meninggal naik menjadi 1.018 jiwa. Artinya ada lebih dari 100 kematian baru dibanding hari sebelumnya.
Data dari South China Morning Post pada Selasa (11/2) ada 1.018 jiwa yang meninggal akibat virus mematikan tersebut. Sementara itu, untuk pasien yang dinyatakan sembuh ada 4.026 orang. Kasus terparah tentunya terjadi di provinsi Hubei yang merupakan awal dari wabah virus corona.
Dilansir dari Channel News Asia, Selasa (11/2), kematian lainnya berasal dari provinsi Heilongjiang, Anhui, dan Henan kemudian kota-kota Tianjin dan Beijing. Komisi Kesehatan Nasional China mengatakan ada 2.478 kasus baru yang dikonfirmasi pada Senin (10/2). Jumlah kasus baru itu turun dari 3.062 pada hari sebelumnya. Total yang terinfeksi sudah lebih dari 40 ribu orang.
Sementara itu, Presiden China Xi Jinping baru-baru ini juga bertemu dengan para pekerja medis dan pasien yang terkena dampak virus di sebuah rumah sakit di Beijing pada Senin (10/2). Dia menyerukan langkah-langkah yang lebih tegas untuk menahan wabah tersebut.
Terpisah, pejabat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus sudah memperingatkan bahwa ada beberapa contoh kasus di luar negeri berupa penularan orang ke orang. Salah satunya terjadi di Singapura yang tak punya catatan pergi ke Wuhan, China.
Hal yang cukup membuat tenang disampaikan Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Dia memperkirakan wabah akan selesai pada April karena cuaca yang lebih panas yakni transisi menjelang musim panas. Meski begitu hingga saat ini dunia masih berupaya untuk membatasi penularan yang lebih meluas lagi, salah satunya melarang penerbangan dari dan ke China.
Sumber: Jawapos.com
Editor: E Sulaiman
JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Jumlah kasus meninggal akibat epidemi virus corona jenis baru asal Wuhan, China, terus bertambah. Hinga Selasa (11/2), jumlah kasus meninggal naik menjadi 1.018 jiwa. Artinya ada lebih dari 100 kematian baru dibanding hari sebelumnya.
Data dari South China Morning Post pada Selasa (11/2) ada 1.018 jiwa yang meninggal akibat virus mematikan tersebut. Sementara itu, untuk pasien yang dinyatakan sembuh ada 4.026 orang. Kasus terparah tentunya terjadi di provinsi Hubei yang merupakan awal dari wabah virus corona.
- Advertisement -
Dilansir dari Channel News Asia, Selasa (11/2), kematian lainnya berasal dari provinsi Heilongjiang, Anhui, dan Henan kemudian kota-kota Tianjin dan Beijing. Komisi Kesehatan Nasional China mengatakan ada 2.478 kasus baru yang dikonfirmasi pada Senin (10/2). Jumlah kasus baru itu turun dari 3.062 pada hari sebelumnya. Total yang terinfeksi sudah lebih dari 40 ribu orang.
Sementara itu, Presiden China Xi Jinping baru-baru ini juga bertemu dengan para pekerja medis dan pasien yang terkena dampak virus di sebuah rumah sakit di Beijing pada Senin (10/2). Dia menyerukan langkah-langkah yang lebih tegas untuk menahan wabah tersebut.
- Advertisement -
Terpisah, pejabat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus sudah memperingatkan bahwa ada beberapa contoh kasus di luar negeri berupa penularan orang ke orang. Salah satunya terjadi di Singapura yang tak punya catatan pergi ke Wuhan, China.
Hal yang cukup membuat tenang disampaikan Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Dia memperkirakan wabah akan selesai pada April karena cuaca yang lebih panas yakni transisi menjelang musim panas. Meski begitu hingga saat ini dunia masih berupaya untuk membatasi penularan yang lebih meluas lagi, salah satunya melarang penerbangan dari dan ke China.
Sumber: Jawapos.com
Editor: E Sulaiman