Sabtu, 23 November 2024
spot_img

Berprestasi dan Menginspirasi

(RIAUPOS.CO) — Di tengah dominasi kaum pria, profesor perempuan ini mendapat kesempatan memimpin universitas. Bahkan sudah dua kali ia dipercaya memimpin kampus berbeda. Amanah besar, berat dan penuh tantangan. Namun berkat tangan dinginnya itu, institusi pendidikan perguruan tinggi yang dipimpinnya semakin maju dan berkembang.

Dia adalah Prof Susi Endrini SSi MSc PhD. Sejak Februari lalu, wanita kelahiran Pekanbaru, 19 Juni 1973 dilantik sebagai Rektor Universitas Abdurrab periode 2019-2024. Kepiawaiannya akan diuji dalam memimpin universitas yang dirintis tokoh masyarakat Riau, Prof dr Tabrani Rab SpP. Berbagai gebrakkan dan terobosannya diharapkan sejalan dengan motto Universitas Abdurrab Pekanbaru “Selamatkan Generasi melalui Pendidikan”.

  ‘’Kami berupaya meningkatkan rangking Universitas Abdurrab. Kami juga fokus untuk menjadikan universitas Abdurrab sebagai research university dengan mencetak lulusan berkualitas yang mampu bersaing di era society 5.0,’’ ulasnya.

Universitas Abdurrab akan benar-benar concern dalam melanjutkan penerapan Islamisasi Science. Saat ini, Islamisasi sudah sampai pada tataran kehidupan kampus. ‘’Kami akan lanjutkan pada penerapan Islamisasi di tingkat lanjut, yaitu internalisasi pada kurikulum. Saya diberi rambu-rambu RAB Value oleh Yayasan Abdurrab untuk diimplementasikan pada seluruh aspek kehidupan kampus,” katanya.

Wanita Inspiratif Indonesia Pilihan Majalah Kartini tahun 2009 dan 2010 ini dikenal sebagai dosen yang produktif menghasilkan karya ilmiah. Sejak 2009, hasil karya ilmiahnya sudah diterbitkan di Jurnal Nasional maupun Internasional Terindeks Scopus. Mantan Rektor Universitas Yarsi Jakarta dua Periode ini juga telah meraih beberapa penghargaan internasional bergengsi. Pendidikan dan Karir

Pada tahun 1995, dia mengenyam pendidikan S1 di Universitas Riau Jurusan Kimia. Tahun 1998, dia melanjutkan pendidikan S2 di Universitas Kebangsaan Malaysia (UKM) Jurusan Biokimia. Kemudian pada tahun 2003 melanjutkan pendidikan S3 di universitas dan jurusan yang sama.

Baca Juga:  Pelarian Gagal karena Kentut

‘’Alhamdulillah pada tahun yang sama saya bisa menyelesaikan S3. Setelah selesai pendidikan, saya langsung mengajar di Universitas Yarsi Jakarta sebagai salah satu dosen di Fakultas Kedokteran dan Kesehatan,’’ ungkapnya. 

Dia juga dipilih sebagai Kepala Pusat Pengelolaan Kesehatan. Tak berbeda dengan dosen-dosen lainnya, ia mengikuti kegiatan sebagai dosen, mengajar, dan mengabdi kepada Masyarakat. Pada tahun 2005, setelah 1,5 tahun menjadi dosen, ia diangkat menjadi Wakil Rektor bidang Penelitian dan Pengabdian Masyakarat. Disinilah, ia mulai mengembangkan diri. Alumni Unri ini mengikuti lomba penelitian. Salah satunya Lomba Peneliti muda Indonesia dari LIPI dengan menjadi peneliti terbaik dan satu-satunya peneliti bidang Kedokteran dan Kesehatan dari lima cabang bidang lainnya. Baginya, ini merupakan prestasi dan pengalaman yang paling berkesan dan tak terlupakan. Apalagi tidak sembarangan orang yang bisa menjadi finalis untuk lomba ini. 

‘’Dari sekian banyak peserta yang berasal dari seluruh indonesia akhirnya dipilihlah tiga orang yang merupakan peserta terbaik dan salah satunya adalah saya. Selain dari Yarsi dari ketiga peserta tadi juga ada yang berasal dari UI dan universitas swasta terbaik lainnya yang ada di Indonesia. dua diantara tiga merupakan alumni luar negeri yang datang jauh-jauh dari Jepang dan Amerika. Hanya saya sendiri yang berasal dari Malaysia,’’ sebutnya.

Prestasinya semakin meningkat. Selama dua periode yakni 2005-2009 dan 2009-2013 ia diberi amanah sebagai Wakil Rektor Bidang Penelitian dan Pengabdian Masyarakat. Sejak menjadi Wakil Rektor, ia kerap mengikuti berbagai perlombaan. Termasuk mengikuti Lomba Post Doctoral diberbagai tempat. Selama menjabat, prestasi Yarsi pun semakin meningkat. Yang dulu Penelitian pemula berubah menjadi Madya dan terbentuklah Laboratorium Riset yang membuat Yarsi menjadi lebih Unggul. 

Baca Juga:  Ribuan Ikan Mati Mengapung di Sungai Batang Kumu

Pengabdiannya di Yarsi harus berakhir. Ia mengundurkan diri, karena ibundanya, menginginkan Prof Susi Endrini kembali ke Pekanbaru. Setelah keluar, dia bertanya kepada salah satu mantan mahasiswanya dulu di Abdurrab. Niat awal hanya ingin menjadi dosen biasa, namun malah dia diberi amanah besar menjadi Rektor Universitas Abdurrab.

Diusia relatif muda, yakni 40 tahun, Prof Susi Endrini SSi MSc PhD meraih gelar guru besar Prestasi luar biasa. Dia melompat jabatan fungional dari Lektor 200 ke guru besar. Berdasarkan data LLDikti, di Provinsi Riau terdapat 14 guru besar. Salah seorang diantaranya adalah Prof Susi Endrini SSi MSc PhD.Keluarga

Pada tahun 2009 dan 2010 dia menjadi Wanita Inspirasi Pilihan Majalah Kartini. Namun yang berbeda pada Tahun 2010,  Prof Susi menjadi Wanita Inpirasi bersama Sang Ibunda. Ibundanya menjadi Wanita Inspirasi karena sebagai Seorang ibu yang membesarkan anaknya seorang diri hingga sang anak menjadi sukses sebagai seorang Rektor seperti sekarang ini. 

Suami dan anak-anak sangat mendukung Prof Susi. Namun, yang menjadi kendala berarti dalam karirnya adalah time management. Karena disamping wanita karir, dia juga merupakan seorang ibu dari empat anak. ‘’Saya memiliki prinsip, meskipun jarang bertemu namun disaat berkumpul waktunya yang berharga khusus untuk bersama keluarga tercinta,’’ ucapnya.(adv/mar)
 

(RIAUPOS.CO) — Di tengah dominasi kaum pria, profesor perempuan ini mendapat kesempatan memimpin universitas. Bahkan sudah dua kali ia dipercaya memimpin kampus berbeda. Amanah besar, berat dan penuh tantangan. Namun berkat tangan dinginnya itu, institusi pendidikan perguruan tinggi yang dipimpinnya semakin maju dan berkembang.

Dia adalah Prof Susi Endrini SSi MSc PhD. Sejak Februari lalu, wanita kelahiran Pekanbaru, 19 Juni 1973 dilantik sebagai Rektor Universitas Abdurrab periode 2019-2024. Kepiawaiannya akan diuji dalam memimpin universitas yang dirintis tokoh masyarakat Riau, Prof dr Tabrani Rab SpP. Berbagai gebrakkan dan terobosannya diharapkan sejalan dengan motto Universitas Abdurrab Pekanbaru “Selamatkan Generasi melalui Pendidikan”.

- Advertisement -

  ‘’Kami berupaya meningkatkan rangking Universitas Abdurrab. Kami juga fokus untuk menjadikan universitas Abdurrab sebagai research university dengan mencetak lulusan berkualitas yang mampu bersaing di era society 5.0,’’ ulasnya.

Universitas Abdurrab akan benar-benar concern dalam melanjutkan penerapan Islamisasi Science. Saat ini, Islamisasi sudah sampai pada tataran kehidupan kampus. ‘’Kami akan lanjutkan pada penerapan Islamisasi di tingkat lanjut, yaitu internalisasi pada kurikulum. Saya diberi rambu-rambu RAB Value oleh Yayasan Abdurrab untuk diimplementasikan pada seluruh aspek kehidupan kampus,” katanya.

- Advertisement -

Wanita Inspiratif Indonesia Pilihan Majalah Kartini tahun 2009 dan 2010 ini dikenal sebagai dosen yang produktif menghasilkan karya ilmiah. Sejak 2009, hasil karya ilmiahnya sudah diterbitkan di Jurnal Nasional maupun Internasional Terindeks Scopus. Mantan Rektor Universitas Yarsi Jakarta dua Periode ini juga telah meraih beberapa penghargaan internasional bergengsi. Pendidikan dan Karir

Pada tahun 1995, dia mengenyam pendidikan S1 di Universitas Riau Jurusan Kimia. Tahun 1998, dia melanjutkan pendidikan S2 di Universitas Kebangsaan Malaysia (UKM) Jurusan Biokimia. Kemudian pada tahun 2003 melanjutkan pendidikan S3 di universitas dan jurusan yang sama.

Baca Juga:  Pelaku ‘Teror’ Bangkai Babi Ditangkap, Segini Upahnya

‘’Alhamdulillah pada tahun yang sama saya bisa menyelesaikan S3. Setelah selesai pendidikan, saya langsung mengajar di Universitas Yarsi Jakarta sebagai salah satu dosen di Fakultas Kedokteran dan Kesehatan,’’ ungkapnya. 

Dia juga dipilih sebagai Kepala Pusat Pengelolaan Kesehatan. Tak berbeda dengan dosen-dosen lainnya, ia mengikuti kegiatan sebagai dosen, mengajar, dan mengabdi kepada Masyarakat. Pada tahun 2005, setelah 1,5 tahun menjadi dosen, ia diangkat menjadi Wakil Rektor bidang Penelitian dan Pengabdian Masyakarat. Disinilah, ia mulai mengembangkan diri. Alumni Unri ini mengikuti lomba penelitian. Salah satunya Lomba Peneliti muda Indonesia dari LIPI dengan menjadi peneliti terbaik dan satu-satunya peneliti bidang Kedokteran dan Kesehatan dari lima cabang bidang lainnya. Baginya, ini merupakan prestasi dan pengalaman yang paling berkesan dan tak terlupakan. Apalagi tidak sembarangan orang yang bisa menjadi finalis untuk lomba ini. 

‘’Dari sekian banyak peserta yang berasal dari seluruh indonesia akhirnya dipilihlah tiga orang yang merupakan peserta terbaik dan salah satunya adalah saya. Selain dari Yarsi dari ketiga peserta tadi juga ada yang berasal dari UI dan universitas swasta terbaik lainnya yang ada di Indonesia. dua diantara tiga merupakan alumni luar negeri yang datang jauh-jauh dari Jepang dan Amerika. Hanya saya sendiri yang berasal dari Malaysia,’’ sebutnya.

Prestasinya semakin meningkat. Selama dua periode yakni 2005-2009 dan 2009-2013 ia diberi amanah sebagai Wakil Rektor Bidang Penelitian dan Pengabdian Masyarakat. Sejak menjadi Wakil Rektor, ia kerap mengikuti berbagai perlombaan. Termasuk mengikuti Lomba Post Doctoral diberbagai tempat. Selama menjabat, prestasi Yarsi pun semakin meningkat. Yang dulu Penelitian pemula berubah menjadi Madya dan terbentuklah Laboratorium Riset yang membuat Yarsi menjadi lebih Unggul. 

Baca Juga:  Ribuan Ikan Mati Mengapung di Sungai Batang Kumu

Pengabdiannya di Yarsi harus berakhir. Ia mengundurkan diri, karena ibundanya, menginginkan Prof Susi Endrini kembali ke Pekanbaru. Setelah keluar, dia bertanya kepada salah satu mantan mahasiswanya dulu di Abdurrab. Niat awal hanya ingin menjadi dosen biasa, namun malah dia diberi amanah besar menjadi Rektor Universitas Abdurrab.

Diusia relatif muda, yakni 40 tahun, Prof Susi Endrini SSi MSc PhD meraih gelar guru besar Prestasi luar biasa. Dia melompat jabatan fungional dari Lektor 200 ke guru besar. Berdasarkan data LLDikti, di Provinsi Riau terdapat 14 guru besar. Salah seorang diantaranya adalah Prof Susi Endrini SSi MSc PhD.Keluarga

Pada tahun 2009 dan 2010 dia menjadi Wanita Inspirasi Pilihan Majalah Kartini. Namun yang berbeda pada Tahun 2010,  Prof Susi menjadi Wanita Inpirasi bersama Sang Ibunda. Ibundanya menjadi Wanita Inspirasi karena sebagai Seorang ibu yang membesarkan anaknya seorang diri hingga sang anak menjadi sukses sebagai seorang Rektor seperti sekarang ini. 

Suami dan anak-anak sangat mendukung Prof Susi. Namun, yang menjadi kendala berarti dalam karirnya adalah time management. Karena disamping wanita karir, dia juga merupakan seorang ibu dari empat anak. ‘’Saya memiliki prinsip, meskipun jarang bertemu namun disaat berkumpul waktunya yang berharga khusus untuk bersama keluarga tercinta,’’ ucapnya.(adv/mar)
 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari