JAKARTA (RIAUPOS.CO)
– Indonesia diyakini punya potensi besar menjadi negara superpower dunia dalam
perdagangan carbon dengan kolaborasi yang kuat antara pemerintah dan sektor
swasta, khususnya kerja sama internasional untuk mendukung kebijakan untuk
mendukung pengurangan emisi gas rumah kaca.
Keyakinan ini diungkapkan Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi saat melakukan
lawatan Paris Perancis bertemu Dewan Menteri OECD (Organisation for Economic
Co-operation and Development) menghasilkan potensi besar bagi Indonesia.
“Indonesia berpotensi menjadi carbon offset superpower di dunia melalui
perdagangan karbon sukarela secara internasional. Namun, kerja sama
internasional diperlukan untuk mendorong kolaborasi antara pemerintah dan
sektor swasta dalam rangka pengembangan kerangka regulasi kebijakan yang
efektif,†jelas Mendag Lutfi.
Dalam sesi Building A Green Future, Indonesia secara tegas juga menyampaikan
komitmennya untuk mengurangi emisi gas rumah kaca sebagaimana tercantum dalam
kesepakatan Paris Agreement. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah
melalui kebijakan carbon pricing.
Seperti diketahui, Menteri Perdagangan RI Muhammad Lutfi melakukan
kunjungan kerja ke Paris, Perancis pada 5—6 Oktober 2021 untuk menghadiri
Pertemuan Dewan Menteri OECD (Organisation for Economic Co-operation and
Development/OECD Ministerial Council Meeting). Keikutsertaan Indonesia dalam
kegiatan ini bertujuan untuk memperkuat kerja sama dengan berbagai negara di
dunia serta membahas berbagai isu perdagangan terkini. Dalam kunjungannya,
Mendag turut didampingi Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional
Kementerian Perdagangan Djatmiko Bris Witjaksono.
Dalam pertemuan ini, Mendag menghadiri sesi-sesi pleno tingkat menteri, yaitu
sesi Building a Green Future yang membahas Innovation and Inclusive Pathways to
Net-Zero, sesi Building an Inclusive Future yang membahas Promoting an
Inclusive Digital Transformation, serta mengadiri kegiatan working lunch dengan
tema Promoting Trade for All.
Hal lain yang dibahas pada Building a Green Future ini, yaitu upaya
mendorong agenda pemulihan ekonomi yang kini juga dikemas untuk mendukung
agenda transisi menuju ekonomi hijau, inovasi, dan peluang ekonomi baru bagi
para pekerja. Untuk mencapai upaya pemulihan ekonomi yang dipadukan dengan
pencapaian target net zero emission, tentunya memerlukan kerja sama
internasional. Hal ini dapat dilihat dari beberapa inisiatif yang diluncurkan
beberapa negara seperti Green Deal (Uni Eropa), Build Back Better World (G7),
Beyond Zero initiative (Jepang), dan Blue Dot Network (Amerika Serikat, Jepang,
dan Australia).
Sedangkan, dalam sesi working lunch, para menteri memastikan manfaat perdagangan
dapat dirasakan seluruh pihak lapisan masyarakat dan lingkungan. Pada dasarnya,
para menteri menyadari bahwa adanya urgensi untuk mengembangkan kebijakan
perdagangan yang dapat berkontribusi atas permasalahan sosial, ekonomi dan
lingkungan, termasuk antara lain perlindungan kesejahteraan pekerja, wanita dan
anak-anak, serta kompetisi, subsidi, kelestarian lingkungan, dan tujuan
pembangunan berkelanjutan.
Pertemuan Bilateral
Di sela rangkaian kegiatan Pertemuan Dewan Menteri OECD, Mendag Lutfi melakukan
beberapa pertemuan bilateral dengan negara-negara sahabat, yaitu Kazakhstan,
Prancis, Amerika Serikat, Kanada, Spanyol, Uni Eropa, dan juga dengan Direktur
Jenderal WTO Ngozi Okonjo-Iweala.
Pada hari pertama (5/10), Mendag Lutfi melakukan pertemuan bilateral dengan
Menteri Perdagangan dan Integrasi Kazakhstan Bakhyt Sultanov. Dalam pertemuan
ini, kedua Menteri membahas rencana persiapan pelaksanaan Konferensi Tingkat
Menteri (KTM) ke-12 WTO di Jenewa pada Desember tahun ini, dimana Kazakhstan akan
menjadi Chair pada kegiatan tersebut. Kedua Menteri juga membahas isu-isu
strategis yang dapat dilakukan untuk dapat mencapai konsensus pada KTM ke-12
mendatang, antara lain isu pertanian, subsidi perikanan (fisheries subsidies),
HAKI, serta isu-isu terkini lainnya.
Berikutnya, Mendag Lutfi melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri
Perdagangan Luar Negeri dan Daya Saing Ekonomi Prancis Franck Riester.
Pertemuan membahas penguatan hubungan perdagangan bilateral dan investasi kedua
negara antara lain terkait diversifikasi produksi nikel, energi terbarukan,
akses pasar produk ban, dan TV digital. Selain itu, kedua Menteri juga
mendiskusikan kelanjutan perundingan Indonesia-European Union Comprehensive
Economic Partnership Agreement (IUE-CEPA), persiapan KTM WTO ke-12 dan G20,
serta beberapa isu perdagangan lainnya.
Selanjutnya, Mendag Lutfi bertemu dengan Head of United States Trade
Representative (USTR) Ambassador Katherine Tai. Pertemuan membahas beberapa isu
perdagangan multilateral yang strategis, antara lain terkait subsidi perikanan,
perdagangan jasa, penguatan WTO, serta isu terkini di forum multilateral.
Selain itu, turut dibahas persiapan pelaksanaan perundingan Trade and
Investment Framework Agreement (TIFA) ke-18 yang akan dilaksanakan November
tahun ini.
Kemudian, Mendag Lutfi juga melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Usaha
Kecil, Promosi Ekspor dan Perdagangan Internasional Kanada Mary Ng. Kedua
negara sepakat memulai perundingan pertama Indonesia-Canada CEPA (ICA-CEPA)
pada awal 2022. Pihak Kanada menginformasikan, saat ini tengah dalam proses
internal di parlemen sebelum dimulainya perundingan.
Mendag Lutfi menyampaikan harapan agar ketentuan-ketentuan yang berpotensi
menjadi isu perundingan dapat disepakati secara pragmatis dan kolaboratif.
Sementara itu, terkait hubungan bilateral kedua negara, Kanada mengutarakan
keinginan mendapatkan akses pasar untuk produk daging sapi dan perhatian sektor
swasta Kanada yang memenuhi ketentuan standar halal di Indonesia tanpa
memberikan hambatan perdagangan.
Memulai hari ke-2 OECD MCM Paris (6/10), Mendag Lutfi bertemu dengan Menteri
Industri, Perdagangan, dan Pariwisata Spanyol Maria Reyes Maroto. Menteri
Maroto mengawali pertemuan dengan menyambut positif proses perundingan
Indonesia-EU CEPA yang dapat memberikan manfaat ekonomi bagi kedua pihak.
Mendag Lutfi menyampaikan harapan agar Spanyol dapat turut memberikan dorongan
politis kepada pihak Uni Eropa untuk dapat segera mendapatkan kemajuan
pembahasan sebelum putaran 11 perundingan IEU-CEPA dilaksanakan pada November
2021.
Spanyol juga menyampaikan bahwa Indonesia merupakan salah satu prioritas bagi
ekspansi bisnis dan perdagangan pelaku usaha Spanyol. Untuk itu, direncanakan
kunjungan Menteri Maroto dalam waktu dekat bersama dengan perwakilan bisnis
(trade mission) untuk meningkatkan hubungan perdagangan kedua negara khususnya
di sektor infrastruktur, air dan sanitasi, renewables, dan sektor lainnya.
Mendag Lutfi menyambut baik rencana tersebut dan menyampaikan kepentingan
Indonesia untuk mendapatkan investasi dan transfer teknologi dalam rangka
menghindari persoalan Middle-Income Trap agar dapat menjadi negara penghasil
dan pengekspor produk bernilai tambah.
Selanjutnya, Mendag Lutfi melakukan pertemuan bilateral dengan Executive Vice
President Uni Eropa Valdis Dombrovskis. Pertemuan membahas dua hal, yaitu
Indonesia-EU CEPA dan persiapan KTM WTO ke-12. Mengenai perundingan IEU-CEPA,
Mendag Lutfi menyampaikan bahwa komunitas bisnis Indonesia memiliki minat yang
tinggi terhadap penyelesaian perundingan tersebut. Namun, belakangan ini
hubungan perdagangan bilateral kedua negara diwarnai beberapa isu yang
mempengaruhi dinamika perundingan.
Kedua pihak sepakat untuk memberikan mandat kepada para negosiator untuk
memperoleh kemajuan signifikan pada putaran ke-11 perundingan IEU-CEPA pada
8—12 November 2021 mendatang secara daring.
Mendag Lutfi dan EVP Dombrovskis direncanakan akan kembali bertemu di sela-sela
KTM WTO ke-12. Selain itu, pihak Uni Eropa mengharapkan dukungan Indonesia atas
proposal Trade and Health Initiative sebagai salah satu outcome dari KTM ke-12
WTO. Indonesia mengakui bahwa dalam upaya mengatasi pandemi, kesepakatan
terkait fleksibilitas ketentuan perjanjian Trade-Related Aspects of
Intellectual Property Rights (TRIPs) tetap diperlukan khususnya bagi negara
berkembang guna mendapatkan akses vaksin.
Sedangkan, untuk menjalin konsensus mengenai beberapa isu prioritas pada KTM
WTO ke-12, Mendag Lutfi melakukan pertemuan bilateral dengan Dirjen WTO Ngozi
Okonjo-Iweala. Dalam pertemuan ini, Indonesia menyatakan kesiapannya untuk
melakukan konsolidasi dengan negara berkembang anggota WTO khususnya guna
mencari kesamaan untuk isu pertanian, subsidi perikanan, dan TRIPs waiver.(jpg/ifr)