(RIAUPOS.CO) – KELOMPOK Bank Sampah Pematang Pudu Bersih (BS-PPB) Duri, Kabupaten Bengkalis, berhasil menciptakan inovasi untuk mengurangi dampak sampah dan menjaga kelestarian lingkungan. Ini dengan menyulap barang-barang bekas menjadi layak pakai dan bernilai ekonomis serta bisa menghasilkan rupiah.
Para pegiat ini dikoordinir oleh Direktur Bank Sampah Lambas Hutabarat. Mereka juga menyulap sampah basah menjadi pupuk kompos. Inovasi tersebut didasari atas keinginan bersama untuk menciptakan peluang baru dan menjaga lingkungan. ’’Kami ada sekitar empat orang yang bertugas mengelola sampah untuk dijadikan kerajinan tangan bernilai ekonomis, seperti tas, dompet, topi, pot bunga dan sebagainya. Semuanya dari barang bekas,” kata Lambas, kepada Riau Pos, Sabtu (4/7). Mengawalinya, barang-barang bekas dikumpulkan Lambas dan kawan-kawan dan dikelola menjadi pernak-pernik menarik.
Bank Sampah ini juga membina sekitar 700 nasabah yang tersebar di penjuru Duri. Ini terdiri dari masyarakat umum dan pelajar yang juga diberikan edukasi tentang pentingnya menjaga kelestarian lingkungan. ‘‘Terbaru kami saat ini mendaur ulang ban bekas untuk dijadikan pot bunga, ini kami distribusikan ke sekolah-sekolah yang meminta,’’ ujarnya.
Untuk promosi, mereka sering mengikuti bazar dan pameran. Dengan begitu, bank sampah ini sudah berkontribusi bagi masyarakat. Dari segi pengelolaan kompos, sampah-sampah basah yang dikelola mereka diambil dari sampah rumah tangga. Kemudian sampah itu diolah di markas yang berada di Kelurahan Pematang Pudu, Kecamatan Mandau.(p)
Laporan Panji A Syuhada, Bengkalis
(RIAUPOS.CO) – KELOMPOK Bank Sampah Pematang Pudu Bersih (BS-PPB) Duri, Kabupaten Bengkalis, berhasil menciptakan inovasi untuk mengurangi dampak sampah dan menjaga kelestarian lingkungan. Ini dengan menyulap barang-barang bekas menjadi layak pakai dan bernilai ekonomis serta bisa menghasilkan rupiah.
Para pegiat ini dikoordinir oleh Direktur Bank Sampah Lambas Hutabarat. Mereka juga menyulap sampah basah menjadi pupuk kompos. Inovasi tersebut didasari atas keinginan bersama untuk menciptakan peluang baru dan menjaga lingkungan. ’’Kami ada sekitar empat orang yang bertugas mengelola sampah untuk dijadikan kerajinan tangan bernilai ekonomis, seperti tas, dompet, topi, pot bunga dan sebagainya. Semuanya dari barang bekas,” kata Lambas, kepada Riau Pos, Sabtu (4/7). Mengawalinya, barang-barang bekas dikumpulkan Lambas dan kawan-kawan dan dikelola menjadi pernak-pernik menarik.
- Advertisement -
Bank Sampah ini juga membina sekitar 700 nasabah yang tersebar di penjuru Duri. Ini terdiri dari masyarakat umum dan pelajar yang juga diberikan edukasi tentang pentingnya menjaga kelestarian lingkungan. ‘‘Terbaru kami saat ini mendaur ulang ban bekas untuk dijadikan pot bunga, ini kami distribusikan ke sekolah-sekolah yang meminta,’’ ujarnya.
Untuk promosi, mereka sering mengikuti bazar dan pameran. Dengan begitu, bank sampah ini sudah berkontribusi bagi masyarakat. Dari segi pengelolaan kompos, sampah-sampah basah yang dikelola mereka diambil dari sampah rumah tangga. Kemudian sampah itu diolah di markas yang berada di Kelurahan Pematang Pudu, Kecamatan Mandau.(p)
- Advertisement -
Laporan Panji A Syuhada, Bengkalis