BENGKALIS (RIAUPOS.CO) — Delapan warga Rohingya dari pengungsian Loksemawe Aceh yang sempat melarikan diri gagal menyeberang ke Negara Malaysia. Tidak hanya delapan warga Rohingya saja, dua WNI dan tekong diamankan Polres Bengkalis bersama Imigrasi, Kamis (3/12).
Sebanyak 13 penumpang speedboat ini begerak dari Selinsing Dumai dinihari ingin menuju Malaysia. Namun karena cuaca buruk, akhirnya tekong speedboat memutuskan untuk menepi dan menuju Sungai Simpur, Desa Sukadamai Rupat Utara.
Awal diketahui adanya penyeludupan orang ke negeri jiran Malaysia tersebut, sekitar pukul 07.30 WIB karena ada penumpang yang mandi di salah satu rumah warga. Diketahui ingin berangkat ke Malaysia akhirnya warga melapor ke Polsek Rupat Utara. Sekitar pukul 08.00 WIB pihak Polsek mengamankan 13 penumpang dan awak.
"Awalnya diketahui adanya delapan warga Rohingya (warga Negara Miyanmar, red) dari pihak Polsek Rupat Utara yang mengamankan 13 penumpang dan awak serta satu speedboat yang ingin masuk ilegal ke negara Malaysia. Belasan penumpang itu diamankan di Sungai Simpur, Desa Sukadamai," kata Kepala Imigrasi Kelas II Bengkalis Dimas Pramudito, kepada Riaupos.co, Jumat (4/12).
Untuk menyelamatkan delapan pengungsi Rohingya, semuanya perempuan yang melarikan diri dari Loksemawe, Aceh ini akhirnya pihak kepolisian bekerja sama dengan Imigrasi membawa ke Bengkalis. "Sekarang diamankan di Badan Latihan Kerja Jalan Pramuka. Kita tak mau mereka melarikan diri lagi," kata Dimas.
Menurut Dimas, untuk kelanjutan penanganan pengungsi yang akan diseludupkan ke Malaysia ini pihak Imigrasi Bengkalis menunggu keputusan dari UNHCR. "Tindaklanjut delapan pengungsi ini kita menunggu keputusan dari UNHCR. Apakah tetap di Bengkalis atau diantar kembali ke Aceh," jelasnya.
Kapolsek Rupat Utara AKP Dedi Susanto mengatakan, selain delapan warga Rohingya juga diamankan dua WNI dan tiga tekong speedboat. Sekarang tiga tersangka tekong asal Kota Dumai itu sudah dibawa ke Polres Bengkalis. "Tekong inisial IR, QA dan JH sekarang sudah dibawa Polres Bengkalis untuk penyelidikan," jelas Dedi melalui telepon selulernya.
Pantauan di BLK Jalan Pramuka kemarin delapan pengungsi Rohingya ini tak bisa dikunjungi. Pintu BLK tertutup rapat. Hanya saja petugas keluar masuk ruangan BLK. "Maaf pak tak bisa masuk. Sebab itu instruksi dari atasan untuk keamanan. Sebab kita takut pengungsi ini lari," jelas salah seorang petugas BLK kemarin.
Menurut petugas BLK, delapan pengungsi tersebut tidak membawa apa-apa. Hanya membawa pakaian di badan saja. "Itu tadi ada kawan membawa pakaian bekas untuk ganti bagi mereka. Pada umumnya perempuan dewasa dan rata-rata umur 30 tahun ke atas. Jadi tidak ada anak-anak," lanjutnya.
Terkait adanya penangkapan tekong penyeludupan manusia ke Malaysia ini Kapolres Bengkalis AKBP Hendra Gunawan SIK MT membenarkan. "Ya sekarang masih penyelidikan," jelasnya singkat.
Laporan: Erwan Sani (Bengkalis)
Editor: Rinaldi