Sabtu, 5 April 2025
spot_img

Pasien Kelas III Berpotensi Menumpuk, RS Minta Ada Kenaikan Tarif

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Kenaikan iuran Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) diprediksi diikuti gerakan turun kelas pelayanan. Baik dari kelas I ke kelas II atau bahkan langsung ke kelas III. Bagi rumah sakit (RS), fenomena itu menimbulkan kekhawatiran tersendiri.

Anggota Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (Persi) Hermawan Saputra mengungkapkan, ada kekhawatiran jumlah pasien kelas III membeludak. Artinya, kapasitas ruang perawatan untuk kelas tersebut harus dipersiapkan.

Padahal, lanjut Hermawan, saat ini banyak kapasitas ruang perawatan di kelas III yang habis. Itu dipengaruhi adanya perjanjian rujukan yang membuat RS harus menampung semua kasus. ”Kalau tahun depan semua turun ke kelas III, bayangkan saja betapa limbungnya rumah sakit untuk menyiapkan,” ujarnya di Jakarta kemarin (2/11).

Baca Juga:  1.536 KK Belum Ambil Bansos

Nah, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) meminta kenaikan iuran JKN bisa diimbangi kenaikan tarif Indonesia Case Base Groups (Ina-CBG’s). Dengan demikian, cash flow RS bisa lebih baik. ”Kami berharap ada kenaikan ya,” ucap Ketua PB IDI Daeng M. Faqih.

Sementara itu, Sekretaris Umum Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan Kisworowati mengatakan bahwa masukan soal kenaikan tarif INA-CBG’s tersebut akan dipertimbangkan. Namun, saat ini rasionalisasi iuran JKN bakal difokuskan terlebih dulu untuk mengatasi defisit. ”Dengan kenaikan ini, kami jamin tak ada defisit lagi. Cash flow rumah sakit juga lebih baik,” ungkapnya.

Di sisi lain, Kepala Humas BPJS Kesehatan M. Iqbal Anas Ma’ruf membenarkan bahwa saat ini mayoritas peserta JKN berasal dari pasien kelas III. Nah, dengan adanya kenaikan iuran, Iqbal menilai ada angin segar untuk pihak RS.

Baca Juga:  BCA Alokasikan Rp500 Miliar untuk Keamanan Siber

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Kenaikan iuran Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) diprediksi diikuti gerakan turun kelas pelayanan. Baik dari kelas I ke kelas II atau bahkan langsung ke kelas III. Bagi rumah sakit (RS), fenomena itu menimbulkan kekhawatiran tersendiri.

Anggota Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (Persi) Hermawan Saputra mengungkapkan, ada kekhawatiran jumlah pasien kelas III membeludak. Artinya, kapasitas ruang perawatan untuk kelas tersebut harus dipersiapkan.

Padahal, lanjut Hermawan, saat ini banyak kapasitas ruang perawatan di kelas III yang habis. Itu dipengaruhi adanya perjanjian rujukan yang membuat RS harus menampung semua kasus. ”Kalau tahun depan semua turun ke kelas III, bayangkan saja betapa limbungnya rumah sakit untuk menyiapkan,” ujarnya di Jakarta kemarin (2/11).

Baca Juga:  Lebaran, Aldi Taher Malah Sedih

Nah, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) meminta kenaikan iuran JKN bisa diimbangi kenaikan tarif Indonesia Case Base Groups (Ina-CBG’s). Dengan demikian, cash flow RS bisa lebih baik. ”Kami berharap ada kenaikan ya,” ucap Ketua PB IDI Daeng M. Faqih.

Sementara itu, Sekretaris Umum Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan Kisworowati mengatakan bahwa masukan soal kenaikan tarif INA-CBG’s tersebut akan dipertimbangkan. Namun, saat ini rasionalisasi iuran JKN bakal difokuskan terlebih dulu untuk mengatasi defisit. ”Dengan kenaikan ini, kami jamin tak ada defisit lagi. Cash flow rumah sakit juga lebih baik,” ungkapnya.

Di sisi lain, Kepala Humas BPJS Kesehatan M. Iqbal Anas Ma’ruf membenarkan bahwa saat ini mayoritas peserta JKN berasal dari pasien kelas III. Nah, dengan adanya kenaikan iuran, Iqbal menilai ada angin segar untuk pihak RS.

Baca Juga:  BCA Alokasikan Rp500 Miliar untuk Keamanan Siber
Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos
spot_img

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari

spot_img

Pasien Kelas III Berpotensi Menumpuk, RS Minta Ada Kenaikan Tarif

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Kenaikan iuran Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) diprediksi diikuti gerakan turun kelas pelayanan. Baik dari kelas I ke kelas II atau bahkan langsung ke kelas III. Bagi rumah sakit (RS), fenomena itu menimbulkan kekhawatiran tersendiri.

Anggota Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (Persi) Hermawan Saputra mengungkapkan, ada kekhawatiran jumlah pasien kelas III membeludak. Artinya, kapasitas ruang perawatan untuk kelas tersebut harus dipersiapkan.

Padahal, lanjut Hermawan, saat ini banyak kapasitas ruang perawatan di kelas III yang habis. Itu dipengaruhi adanya perjanjian rujukan yang membuat RS harus menampung semua kasus. ”Kalau tahun depan semua turun ke kelas III, bayangkan saja betapa limbungnya rumah sakit untuk menyiapkan,” ujarnya di Jakarta kemarin (2/11).

Baca Juga:  Pembangunan Tol Permai Habiskan Satu Juta Ton Lebih Hotmix

Nah, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) meminta kenaikan iuran JKN bisa diimbangi kenaikan tarif Indonesia Case Base Groups (Ina-CBG’s). Dengan demikian, cash flow RS bisa lebih baik. ”Kami berharap ada kenaikan ya,” ucap Ketua PB IDI Daeng M. Faqih.

Sementara itu, Sekretaris Umum Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan Kisworowati mengatakan bahwa masukan soal kenaikan tarif INA-CBG’s tersebut akan dipertimbangkan. Namun, saat ini rasionalisasi iuran JKN bakal difokuskan terlebih dulu untuk mengatasi defisit. ”Dengan kenaikan ini, kami jamin tak ada defisit lagi. Cash flow rumah sakit juga lebih baik,” ungkapnya.

Di sisi lain, Kepala Humas BPJS Kesehatan M. Iqbal Anas Ma’ruf membenarkan bahwa saat ini mayoritas peserta JKN berasal dari pasien kelas III. Nah, dengan adanya kenaikan iuran, Iqbal menilai ada angin segar untuk pihak RS.

Baca Juga:  Huracan Cetak Rekor Baru Sebagai Mobil Terlaris Lamborghini

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Kenaikan iuran Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) diprediksi diikuti gerakan turun kelas pelayanan. Baik dari kelas I ke kelas II atau bahkan langsung ke kelas III. Bagi rumah sakit (RS), fenomena itu menimbulkan kekhawatiran tersendiri.

Anggota Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (Persi) Hermawan Saputra mengungkapkan, ada kekhawatiran jumlah pasien kelas III membeludak. Artinya, kapasitas ruang perawatan untuk kelas tersebut harus dipersiapkan.

Padahal, lanjut Hermawan, saat ini banyak kapasitas ruang perawatan di kelas III yang habis. Itu dipengaruhi adanya perjanjian rujukan yang membuat RS harus menampung semua kasus. ”Kalau tahun depan semua turun ke kelas III, bayangkan saja betapa limbungnya rumah sakit untuk menyiapkan,” ujarnya di Jakarta kemarin (2/11).

Baca Juga:  BCA Alokasikan Rp500 Miliar untuk Keamanan Siber

Nah, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) meminta kenaikan iuran JKN bisa diimbangi kenaikan tarif Indonesia Case Base Groups (Ina-CBG’s). Dengan demikian, cash flow RS bisa lebih baik. ”Kami berharap ada kenaikan ya,” ucap Ketua PB IDI Daeng M. Faqih.

Sementara itu, Sekretaris Umum Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan Kisworowati mengatakan bahwa masukan soal kenaikan tarif INA-CBG’s tersebut akan dipertimbangkan. Namun, saat ini rasionalisasi iuran JKN bakal difokuskan terlebih dulu untuk mengatasi defisit. ”Dengan kenaikan ini, kami jamin tak ada defisit lagi. Cash flow rumah sakit juga lebih baik,” ungkapnya.

Di sisi lain, Kepala Humas BPJS Kesehatan M. Iqbal Anas Ma’ruf membenarkan bahwa saat ini mayoritas peserta JKN berasal dari pasien kelas III. Nah, dengan adanya kenaikan iuran, Iqbal menilai ada angin segar untuk pihak RS.

Baca Juga:  Luhut Kukuh Soal 49 TKA Asal Cina Legal Semua
Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari