Selasa, 8 April 2025
spot_img

60 Ribu Alat Tes Covid-19 Produksi Dalam Negeri Siap Diluncurkan

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Indonesia kini sudah bisa membuat sendiri alat kit atau tes kit uji Covid-19. Setidaknya ada 60 ribu alat tes kit yang sudah diproduksi sendiri dan siap diluncurkan.

Menteri Riset dan Teknologi Bambang Brodjonegoro menjelaskan, 60 ribu alat tes kit itu terdiri dari 2 metode pengujian. Pertama adalah sebanyak 10 ribu tes kit untuk pengujian dengan rapid test, dan kedua adalah sebanyak 50 ribu tes kit untuk menguji reagent dengan metode PCR.

"Perkembangan yang baik dari tes kit yang sudah dibuat ada dua jenis. PCR dan rapid tes. Rapid tes bisa sudah sampai pada tahap prodiksi, Minggu depan 8 Mei sudah bisa produksi 10 ribu tes kit pertama yang dikerjakan kampus UGM, UNAIR, BPPT," kata Bambang dalam konferensi pers, Ahad  (3/5).

Baca Juga:  Paslon Sudin Gelar Kampanye Dialogis di Dua Kecamatan

Bambang juga menjelaskan, akurasi rapid tes memang masih di bawah metode PCR. Baik rapid tes maupun PCR, pengembangan produksinya menggunakan virus Korona yang menular secara lokal di tanah air.

"Sudah menggunakan virus transmisi lokal. Jadi, rapid tes dan PCR yang diproduksi ini berbasis virus lokal," jelasnya.

Menurut Bambang, dengan memproduksi alat tes kit sendiri akan membuat Indonesia lebih mengurangi ketergantungan terhadap alat-alat impor. Selama ini Indonesia mengharapkan impor dari salah satu negara seperti Korea Selatan untuk mendatangkan reagent.

"Kini reagent yang diproduksi sendiri bisa kurangi kebutuhan impor. Khusus reagent rapid itu. Untuk PCR kita kerja sama dengan BPPT dengan PT Biofarma dan start up. Bahwa 10 produk sudah bisa dihasilkan pada tanggal 2 Mei," jelasnya.

Baca Juga:  KIA Jadikan Picanto Mobil Listrik Ramah Kantong

Nantinya baik metode PCR dan rapid tes akan dilakukan uji valudasi menggunakan virus lokal atau local transmission. Akhir Mei 2020 ditargetkan akan menghasilkan 50 ribu unit.

"Bedanya dengan tes kit impor tentunya menggunakan virus di negara-negara tersebut. Kalau produksi kita, menggunakan pengembangan virus local transmission," katanya.

Artinya, dengan secara mandiri dan memproduksi tes kit sendiri, Indonesia mulai bisa melakukan uji tes dengan jumlah skala masif. Sehingga siapa saja yang terinfeksi Covid-19 bisa terlacak.

Sumber: JawaPos.com
Editor: Erizal

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Indonesia kini sudah bisa membuat sendiri alat kit atau tes kit uji Covid-19. Setidaknya ada 60 ribu alat tes kit yang sudah diproduksi sendiri dan siap diluncurkan.

Menteri Riset dan Teknologi Bambang Brodjonegoro menjelaskan, 60 ribu alat tes kit itu terdiri dari 2 metode pengujian. Pertama adalah sebanyak 10 ribu tes kit untuk pengujian dengan rapid test, dan kedua adalah sebanyak 50 ribu tes kit untuk menguji reagent dengan metode PCR.

"Perkembangan yang baik dari tes kit yang sudah dibuat ada dua jenis. PCR dan rapid tes. Rapid tes bisa sudah sampai pada tahap prodiksi, Minggu depan 8 Mei sudah bisa produksi 10 ribu tes kit pertama yang dikerjakan kampus UGM, UNAIR, BPPT," kata Bambang dalam konferensi pers, Ahad  (3/5).

Baca Juga:  Jadikan Iduladha Momen Majukan Siak

Bambang juga menjelaskan, akurasi rapid tes memang masih di bawah metode PCR. Baik rapid tes maupun PCR, pengembangan produksinya menggunakan virus Korona yang menular secara lokal di tanah air.

"Sudah menggunakan virus transmisi lokal. Jadi, rapid tes dan PCR yang diproduksi ini berbasis virus lokal," jelasnya.

Menurut Bambang, dengan memproduksi alat tes kit sendiri akan membuat Indonesia lebih mengurangi ketergantungan terhadap alat-alat impor. Selama ini Indonesia mengharapkan impor dari salah satu negara seperti Korea Selatan untuk mendatangkan reagent.

"Kini reagent yang diproduksi sendiri bisa kurangi kebutuhan impor. Khusus reagent rapid itu. Untuk PCR kita kerja sama dengan BPPT dengan PT Biofarma dan start up. Bahwa 10 produk sudah bisa dihasilkan pada tanggal 2 Mei," jelasnya.

Baca Juga:  Paslon Sudin Gelar Kampanye Dialogis di Dua Kecamatan

Nantinya baik metode PCR dan rapid tes akan dilakukan uji valudasi menggunakan virus lokal atau local transmission. Akhir Mei 2020 ditargetkan akan menghasilkan 50 ribu unit.

"Bedanya dengan tes kit impor tentunya menggunakan virus di negara-negara tersebut. Kalau produksi kita, menggunakan pengembangan virus local transmission," katanya.

Artinya, dengan secara mandiri dan memproduksi tes kit sendiri, Indonesia mulai bisa melakukan uji tes dengan jumlah skala masif. Sehingga siapa saja yang terinfeksi Covid-19 bisa terlacak.

Sumber: JawaPos.com
Editor: Erizal

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos
spot_img

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari

spot_img

60 Ribu Alat Tes Covid-19 Produksi Dalam Negeri Siap Diluncurkan

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Indonesia kini sudah bisa membuat sendiri alat kit atau tes kit uji Covid-19. Setidaknya ada 60 ribu alat tes kit yang sudah diproduksi sendiri dan siap diluncurkan.

Menteri Riset dan Teknologi Bambang Brodjonegoro menjelaskan, 60 ribu alat tes kit itu terdiri dari 2 metode pengujian. Pertama adalah sebanyak 10 ribu tes kit untuk pengujian dengan rapid test, dan kedua adalah sebanyak 50 ribu tes kit untuk menguji reagent dengan metode PCR.

"Perkembangan yang baik dari tes kit yang sudah dibuat ada dua jenis. PCR dan rapid tes. Rapid tes bisa sudah sampai pada tahap prodiksi, Minggu depan 8 Mei sudah bisa produksi 10 ribu tes kit pertama yang dikerjakan kampus UGM, UNAIR, BPPT," kata Bambang dalam konferensi pers, Ahad  (3/5).

Baca Juga:  Paslon Sudin Gelar Kampanye Dialogis di Dua Kecamatan

Bambang juga menjelaskan, akurasi rapid tes memang masih di bawah metode PCR. Baik rapid tes maupun PCR, pengembangan produksinya menggunakan virus Korona yang menular secara lokal di tanah air.

"Sudah menggunakan virus transmisi lokal. Jadi, rapid tes dan PCR yang diproduksi ini berbasis virus lokal," jelasnya.

Menurut Bambang, dengan memproduksi alat tes kit sendiri akan membuat Indonesia lebih mengurangi ketergantungan terhadap alat-alat impor. Selama ini Indonesia mengharapkan impor dari salah satu negara seperti Korea Selatan untuk mendatangkan reagent.

"Kini reagent yang diproduksi sendiri bisa kurangi kebutuhan impor. Khusus reagent rapid itu. Untuk PCR kita kerja sama dengan BPPT dengan PT Biofarma dan start up. Bahwa 10 produk sudah bisa dihasilkan pada tanggal 2 Mei," jelasnya.

Baca Juga:  Kemendikbudristek Nyatakan Formasi Guru PPPK Sudah Terisi 58 Persen

Nantinya baik metode PCR dan rapid tes akan dilakukan uji valudasi menggunakan virus lokal atau local transmission. Akhir Mei 2020 ditargetkan akan menghasilkan 50 ribu unit.

"Bedanya dengan tes kit impor tentunya menggunakan virus di negara-negara tersebut. Kalau produksi kita, menggunakan pengembangan virus local transmission," katanya.

Artinya, dengan secara mandiri dan memproduksi tes kit sendiri, Indonesia mulai bisa melakukan uji tes dengan jumlah skala masif. Sehingga siapa saja yang terinfeksi Covid-19 bisa terlacak.

Sumber: JawaPos.com
Editor: Erizal

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Indonesia kini sudah bisa membuat sendiri alat kit atau tes kit uji Covid-19. Setidaknya ada 60 ribu alat tes kit yang sudah diproduksi sendiri dan siap diluncurkan.

Menteri Riset dan Teknologi Bambang Brodjonegoro menjelaskan, 60 ribu alat tes kit itu terdiri dari 2 metode pengujian. Pertama adalah sebanyak 10 ribu tes kit untuk pengujian dengan rapid test, dan kedua adalah sebanyak 50 ribu tes kit untuk menguji reagent dengan metode PCR.

"Perkembangan yang baik dari tes kit yang sudah dibuat ada dua jenis. PCR dan rapid tes. Rapid tes bisa sudah sampai pada tahap prodiksi, Minggu depan 8 Mei sudah bisa produksi 10 ribu tes kit pertama yang dikerjakan kampus UGM, UNAIR, BPPT," kata Bambang dalam konferensi pers, Ahad  (3/5).

Baca Juga:  Pengurus Depinas SOKSI Masa Bakti 2020-2025 Resmi Diumumkan 

Bambang juga menjelaskan, akurasi rapid tes memang masih di bawah metode PCR. Baik rapid tes maupun PCR, pengembangan produksinya menggunakan virus Korona yang menular secara lokal di tanah air.

"Sudah menggunakan virus transmisi lokal. Jadi, rapid tes dan PCR yang diproduksi ini berbasis virus lokal," jelasnya.

Menurut Bambang, dengan memproduksi alat tes kit sendiri akan membuat Indonesia lebih mengurangi ketergantungan terhadap alat-alat impor. Selama ini Indonesia mengharapkan impor dari salah satu negara seperti Korea Selatan untuk mendatangkan reagent.

"Kini reagent yang diproduksi sendiri bisa kurangi kebutuhan impor. Khusus reagent rapid itu. Untuk PCR kita kerja sama dengan BPPT dengan PT Biofarma dan start up. Bahwa 10 produk sudah bisa dihasilkan pada tanggal 2 Mei," jelasnya.

Baca Juga:  Kemendikbudristek Nyatakan Formasi Guru PPPK Sudah Terisi 58 Persen

Nantinya baik metode PCR dan rapid tes akan dilakukan uji valudasi menggunakan virus lokal atau local transmission. Akhir Mei 2020 ditargetkan akan menghasilkan 50 ribu unit.

"Bedanya dengan tes kit impor tentunya menggunakan virus di negara-negara tersebut. Kalau produksi kita, menggunakan pengembangan virus local transmission," katanya.

Artinya, dengan secara mandiri dan memproduksi tes kit sendiri, Indonesia mulai bisa melakukan uji tes dengan jumlah skala masif. Sehingga siapa saja yang terinfeksi Covid-19 bisa terlacak.

Sumber: JawaPos.com
Editor: Erizal

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari