(RIAUPOS.CO) — Meskipun target pengoperasian Roro Dumai-Melaka baru akan dilaksanakan pada akhir tahun 2020 mendatang. Namun pemerintah Indonesia melalui Pemerintah Provinsi Riau dan Pemerintah Malaysia, sepakat akan melakukan uji coba Roro Dumai-Melaka pada 19 September mendatang.
Gubernur Riau (Gubri) Syamsuar mengatakan, uji coba Roro Dumai-Melaka tersebut dilakukan untuk melihat sejauh mana persiapan yang dilakukan oleh dua negara ini. Sekaligus juga untuk melihat hal-hal apa saja yang perlu dipersiapkan lagi.
“Insya Allah kalau tidak ada perubahan, pada tanggal 19 September nanti diujicobakan rute Roro Dumai-Melaka ini. Kita doakan saja semoga berjalan dengan baik, soalnya kalau semakin cepat kan semakin bagus,” katanya.
Syamsuar menambahkan, memang target awal pengoperasian Roro Dumai-Melaka ini pada 2020 nanti. Namun kedua belah pihak sepakat bahwa akan berusaha mempercepat realisasi penyeberangan ini, karena akan menguntungkan bagi kedua negara.
“Realisasinya memang tahun 2020, tapi sekarang ini seperti ada usaha untuk lebih cepat merealisasikannya,” ujarnya.
Sebelum uji coba tersebut, pada 17 September akan ada pertemuan antara pemerintah Indonesia dan pemerintah Malaysia. Pertemuan tersebut untuk membahas sejauh apa perkembangan pelabuhan Roro Dumai-Malaka ini tersebut.
“Untuk tahap awal ini, rencananya pelabuhan Sri Junjungan Dumai belum akan terlalu banyak direnovasi. Karena kapal yang akan digunakan baru berkapasitas 1000 GT, kalau nanti ada peningkatan kapasitas kapal, maka perlahan akan dilakukan perbaikan pelabuhan,” sebutnya.
Kepala Dinas Perdagangan Riau, Yulwiriati Moesa mengatakan selain akan digunakan sebagai sarana penyebrangan bagi orang, Roro Dumai-Melaka juga akan mengangkut berbagai jenis komoditi unggulan dari Indonesia. Komoditi unggulan yang dibawa tersebut, diharapkan dapat meningkatkan perekonomian khususnya di Riau.
“Kami saat ini sedang melakukan pembahasan terhadap komoditi unggulan yang boleh melintas menggunakan penyeberangan Roro Dumai-Melaka. Kalau berdasarkan data Balai Karantina Kelas I Pekanbaru ada 71 komoditi unggulan di Provinsi Riau yang biasanya diekspor ke Malaysia dan negara lainnya,” katanya.
Dipaparkan Yulwiriati, berdasarkan data dari Balai Karantina Kelas I Pekanbaru, Provinsi Riau masuk peringkat keempat dalam hal ekspor di Indonesia. Prestasi ini diharapkan akan meningkat sejalan dimulainya penyeberangan Roro Dumai-Melaka nantinya.
“Beberapa komoditi unggulan yang selama ini di eskpor dari Riau yakni buah manggis, kelapa parut, pinang, tepung sagu, arang, petai, nipah, serai, tempurung kelapa, kopi bubuk, durian, minyak kelapa sawit, serta beberapa jenis hasil laut,” jelasnya.(sol)
Laporan SOLEH SAPUTRA, Pekanbaru