PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Riau (Unri) kembali hadir dalam seminar antarbangsa di kancah internasional. Sejumlah dosen dan mahasiswa doktoral FKIP Unri turut serta aktif dalam Seminar Antarbangsa Ekologi, Habitat Manusia dan Perubahan Persekitaran di Alam Melayu (EHMAP) ke-13 yang berlangsung megah di Bayview Hotel Georgetown, Pulau Pinang, Malaysia, pada 23-24 Juli 2025.
Seminar EHMAP ke-13 mengusung tema mulia, yakni ”Kelestarian Tradisi dan Inovasi”. Kegiatan ini juga bertujuan untuk memperkukuh kerja sama rentas institusi dan negara serta memperluas jaringan penyelidikan serantau antarbangsa. Peran aktif FKIP Unri dalam forum ilmiah bergengsi tersebut ditandai dengan penandatanganan Memorandum of Agreement (MoA) oleh Dekan FKIP Unri Prof Dr Jimmi Copriady SSi MSi sebagai bentuk komitmen dalam memperkuat kolaborasi akademik lintas negara.
Sebagai pembicara kunci (plenari) dari FKIP Unri Dr Ria Novianti SPsi MPd memaparkan gagasannya yang mencerahkan di hadapan para peserta seminar. Kehadiran beliau menegaskan kapasitas dan kontribusi ilmiah FKIP Unri dalam isu-isu ekologi dan perubahan persekitaran.
Tidak hanya itu, sejumlah dosen FKIP Unri juga turut ambil bagian dalam sesi sidang selari (paralel session) dengan mempresentasikan hasil penelitian mereka. Mereka adalah Dr Mahmud Alpusari MPd, Dr Suroyo MPd, Dr Muhammad Fendrik MPd, Rifqa Gusmida Syahrun Barokah SPd MEd dan Mitha Dwi Anggriani MPd. Partisipasi ini menunjukkan dedikasi mereka dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan kontribusi terhadap diskusi ilmiah global.
Dua mahasiswa doktoral dari FKIP Unri Eva Astuti Mulyani MPd dan Guslinda MPd juga tidak ketinggalan dalam mempresentasikan hasil studi mereka, menandakan potensi besar peneliti muda dari Unri. Prof Madya Dr Asyaari Muhamad selaku pengarah kegiatan EHMAP ke-13, dalam pernyataannya menekankan bahwa seminar ini diharapkan dapat menjadi wahana ilmu yang menyuburkan ide, merangsang kerjasama ilmiah, serta memperkukuh usaha bersama ke arah kelestarian alam dan warisan budaya rantau Melayu.(nto/c)
Reporter: Redaksi Riau Pos Riau Pos
PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Riau (Unri) kembali hadir dalam seminar antarbangsa di kancah internasional. Sejumlah dosen dan mahasiswa doktoral FKIP Unri turut serta aktif dalam Seminar Antarbangsa Ekologi, Habitat Manusia dan Perubahan Persekitaran di Alam Melayu (EHMAP) ke-13 yang berlangsung megah di Bayview Hotel Georgetown, Pulau Pinang, Malaysia, pada 23-24 Juli 2025.
Seminar EHMAP ke-13 mengusung tema mulia, yakni ”Kelestarian Tradisi dan Inovasi”. Kegiatan ini juga bertujuan untuk memperkukuh kerja sama rentas institusi dan negara serta memperluas jaringan penyelidikan serantau antarbangsa. Peran aktif FKIP Unri dalam forum ilmiah bergengsi tersebut ditandai dengan penandatanganan Memorandum of Agreement (MoA) oleh Dekan FKIP Unri Prof Dr Jimmi Copriady SSi MSi sebagai bentuk komitmen dalam memperkuat kolaborasi akademik lintas negara.
Sebagai pembicara kunci (plenari) dari FKIP Unri Dr Ria Novianti SPsi MPd memaparkan gagasannya yang mencerahkan di hadapan para peserta seminar. Kehadiran beliau menegaskan kapasitas dan kontribusi ilmiah FKIP Unri dalam isu-isu ekologi dan perubahan persekitaran.
Tidak hanya itu, sejumlah dosen FKIP Unri juga turut ambil bagian dalam sesi sidang selari (paralel session) dengan mempresentasikan hasil penelitian mereka. Mereka adalah Dr Mahmud Alpusari MPd, Dr Suroyo MPd, Dr Muhammad Fendrik MPd, Rifqa Gusmida Syahrun Barokah SPd MEd dan Mitha Dwi Anggriani MPd. Partisipasi ini menunjukkan dedikasi mereka dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan kontribusi terhadap diskusi ilmiah global.
Dua mahasiswa doktoral dari FKIP Unri Eva Astuti Mulyani MPd dan Guslinda MPd juga tidak ketinggalan dalam mempresentasikan hasil studi mereka, menandakan potensi besar peneliti muda dari Unri. Prof Madya Dr Asyaari Muhamad selaku pengarah kegiatan EHMAP ke-13, dalam pernyataannya menekankan bahwa seminar ini diharapkan dapat menjadi wahana ilmu yang menyuburkan ide, merangsang kerjasama ilmiah, serta memperkukuh usaha bersama ke arah kelestarian alam dan warisan budaya rantau Melayu.(nto/c)
Reporter: Redaksi Riau Pos Riau Pos