Jumat, 5 Juli 2024

436 Balita Penderita Stunting

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Tahun 2020 lalu, di Kota Pekanbaru oleh Dinas Kesehatan (Diskes) terdata ada 436 kasus balita penderita stunting. Jumlah ini tersebar di 15 Kelurahan yang ada.

Kamis (22/7) kemarin digelar rapat percepatan penurunan dan pencegahan stunting Kota Pekanbaru tahun 2021, di Aula Gedung Utama Kompleks Perkantoran Tenayan Raya. Wali Kota (Wako) Pekanbaru Dr H Firdaus ST MT mengatakan, ada dua faktor penyebab stunting.

- Advertisement -

"Stunting penyebabnya 30 persen gizi dan 70 persen lingkungan. Saat ini permasalahan sudah dipetakan berdasarkan wilayahnya, tinggal dilakukan pembenahan," kata dia.

Menurutnya, stunting bukan hanya permasalahan gizi, tapi didominasi lingkungan. Ia meminta OPD terkait dalam pembenahan lingkungan, seperti, Dinas PUPR, Perkim dan DLHK untuk turun melihat permasalahan lingkungan di 15 kelurahan yang ada di Pekanbaru.

"Sebenarnya upaya pembenahan lingkungan sudah dilakukan. Contohnya, penyediaan air bersih, salah satunya dengan sumur bor air dalam, tapi ini merupakan program jangka pendek," terangnya.

- Advertisement -
Baca Juga:  Borong Jualan PKL, Bagikan ke Pengguna Jalan

Sementara dari segi gizi, Firdaus meminta OPD teknis seperti Dinas Ketahanan Pangan, Diskes dan Distankan memanfaatkan program yang sudah ada. Kualitas pangan harus ditingkatkan dan juga kualitas kesehatan.

Firdaus menyebut, Pekanbaru berhasil menurunkan angka stunting dari 18 persen, menjadi 12,24 persen pada tahun 2020 lalu.

Adapun rincian sebaran jumlah kasus stunting di 15 kelurahan tersebut di antaranya, Kelurahan Suka Mulia 35 kasus, Melebung 8 kasus, Tanjung RHU 63 kasus, Bencah lesung 29 kasus, Pesisir 28 kasus, Rejosari 69 kasus.

Kemudian Kelurahan Rumbai Bukit 15 kasus, Tuah Negeri 14 kasus, Bambu Kuning 26 kasus, Okura 12 kasus, Air Dingin 27 kasus, Lembah Sari 12 kasus, Limbungan Baru 18 kasus, Tirta Siak 15 kasus, dan Sialang Sakti 65 kasus.

Sementara Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan KB (Disdalduk) KB Muhammad Amin bersama Kepala Perwakilan BKKBN Riau, Mardalena Wati Yulia mengatakan, saat ini Dinas Pengendalian Penduduk dan KB (Disdalduk) Kota Pekanbaru melakukan pembentukan Satgas Peduli Stunting (Pesta) di kalangan remaja.

Baca Juga:  Tahanan Diwajibkan Jalani Rapid Test

Menurutnya, kegiatan ini sebagai upaya untuk mencegah dan menurunkan angka stunting (kekurangan gizi kronis) di seluruh Kecamatan di Kota Pekanbaru,Kamis (22/7).

"Nantinya satgas stunting bakal ditempatkan di sejumlah kelurahan di Kota Pekanbaru. Salah satunya Kelurahan Meranti Pandak," Kata dia.

Selain itu, dengan adanya Remaja Peduli Stunting diharapkan bisa mendukung program menekan kasus stunting. Di mana nantinya mereka ikut berperan dalam menekan angka stunting di Provinsi Riau khususnya di Kota Pekanbaru.

Maka pemerintah pun membentuk generasi SDM yang berkualitas. Apalagi saat ini memasuki revolusi industri 4.0.

"Mereka pun mesti dipersiapkan sejak usia remaja. Mereka bisa peduli terhadap program menekan angka stunting. Dan masyarakat yang dikunjungi saat sosialisasi dapat menyerap informasi yang disampaikan oleh tim satgas peduli stunting," tegasnya.(ali/ayi)

Laporan M ALI NURMAN, Kota

 

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Tahun 2020 lalu, di Kota Pekanbaru oleh Dinas Kesehatan (Diskes) terdata ada 436 kasus balita penderita stunting. Jumlah ini tersebar di 15 Kelurahan yang ada.

Kamis (22/7) kemarin digelar rapat percepatan penurunan dan pencegahan stunting Kota Pekanbaru tahun 2021, di Aula Gedung Utama Kompleks Perkantoran Tenayan Raya. Wali Kota (Wako) Pekanbaru Dr H Firdaus ST MT mengatakan, ada dua faktor penyebab stunting.

"Stunting penyebabnya 30 persen gizi dan 70 persen lingkungan. Saat ini permasalahan sudah dipetakan berdasarkan wilayahnya, tinggal dilakukan pembenahan," kata dia.

Menurutnya, stunting bukan hanya permasalahan gizi, tapi didominasi lingkungan. Ia meminta OPD terkait dalam pembenahan lingkungan, seperti, Dinas PUPR, Perkim dan DLHK untuk turun melihat permasalahan lingkungan di 15 kelurahan yang ada di Pekanbaru.

"Sebenarnya upaya pembenahan lingkungan sudah dilakukan. Contohnya, penyediaan air bersih, salah satunya dengan sumur bor air dalam, tapi ini merupakan program jangka pendek," terangnya.

Baca Juga:  Politeknik Caltex Riau Jalin Kerja Sama dengan Universitas Baiturrahmah

Sementara dari segi gizi, Firdaus meminta OPD teknis seperti Dinas Ketahanan Pangan, Diskes dan Distankan memanfaatkan program yang sudah ada. Kualitas pangan harus ditingkatkan dan juga kualitas kesehatan.

Firdaus menyebut, Pekanbaru berhasil menurunkan angka stunting dari 18 persen, menjadi 12,24 persen pada tahun 2020 lalu.

Adapun rincian sebaran jumlah kasus stunting di 15 kelurahan tersebut di antaranya, Kelurahan Suka Mulia 35 kasus, Melebung 8 kasus, Tanjung RHU 63 kasus, Bencah lesung 29 kasus, Pesisir 28 kasus, Rejosari 69 kasus.

Kemudian Kelurahan Rumbai Bukit 15 kasus, Tuah Negeri 14 kasus, Bambu Kuning 26 kasus, Okura 12 kasus, Air Dingin 27 kasus, Lembah Sari 12 kasus, Limbungan Baru 18 kasus, Tirta Siak 15 kasus, dan Sialang Sakti 65 kasus.

Sementara Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan KB (Disdalduk) KB Muhammad Amin bersama Kepala Perwakilan BKKBN Riau, Mardalena Wati Yulia mengatakan, saat ini Dinas Pengendalian Penduduk dan KB (Disdalduk) Kota Pekanbaru melakukan pembentukan Satgas Peduli Stunting (Pesta) di kalangan remaja.

Baca Juga:  Terjatuh Usai Menjambret Ponsel

Menurutnya, kegiatan ini sebagai upaya untuk mencegah dan menurunkan angka stunting (kekurangan gizi kronis) di seluruh Kecamatan di Kota Pekanbaru,Kamis (22/7).

"Nantinya satgas stunting bakal ditempatkan di sejumlah kelurahan di Kota Pekanbaru. Salah satunya Kelurahan Meranti Pandak," Kata dia.

Selain itu, dengan adanya Remaja Peduli Stunting diharapkan bisa mendukung program menekan kasus stunting. Di mana nantinya mereka ikut berperan dalam menekan angka stunting di Provinsi Riau khususnya di Kota Pekanbaru.

Maka pemerintah pun membentuk generasi SDM yang berkualitas. Apalagi saat ini memasuki revolusi industri 4.0.

"Mereka pun mesti dipersiapkan sejak usia remaja. Mereka bisa peduli terhadap program menekan angka stunting. Dan masyarakat yang dikunjungi saat sosialisasi dapat menyerap informasi yang disampaikan oleh tim satgas peduli stunting," tegasnya.(ali/ayi)

Laporan M ALI NURMAN, Kota

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari