PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Angka kasus positif Covid-19 di Kota Pekanbaru masih tinggi dan terus meningkat. Saat ini, 59 dari 83 kelurahan yang tersebar di 15 kecamatan di ibukota Provinsi Riau ini masuk dalam zona merah penyebaran Covid-19 dengan risiko penularan tinggi.
Angka ini sama dengan 70 persen wilayah di Kota Pekanbaru termasuk zona merah penyebaran Covid-19. Karena itu masyarakat diminta waspada.
Demikian disampaikan Wali Kota (Wako) Pekanbaru Dr H Firdaus ST MT, Selasa (20/7). "Jadi dari pemetaan wilayah kelurahan, satu pekan ini nambah banyak. Yang pekan lalu masih kuning, oranye, sekarang berubah menjadi merah. Sudah 70 persen kelurahan yang zona merah. Ini harus diwaspadai," kata dia.
59 kelurahan yang berada di zona merah di antaranya, Kelurahan Tangkerang Barat, Sidomulyo Barat, Tangkerang Labuai, Tangkerang Tengah, Delima Sidomulyo Timur, Tangkerang Utara, Labuhbaru Barat, Limbungan Baru, Tangkerang Timur, Labuhbaru Timur, Rejosari, Tuah Karya dan Simpang Baru.
Kemudian Kelurahan Tangkerang Selatan, Tobek Godang, Umban Sari, Maharatu, Sialang Sakti, Simpang Perhentian Marpoyan, Air Dingin, Padang Terubuk, Tampan, Air Hitam Wonorejo, Padang Bulan, Rintis, Sekip, Kampung Baru, Bambu Kuning, Sialang Munggu, Tanjung Rhu, Harjosari, Kampung Melayu, Sri Meranti, Pesisir dan Sukamaju.
Selanjutnya Kelurahan Pematang Kapau, Sukamulya, Tirta Siak, Bandar Raya, Bencah Lesung, Air Putih, Bina Widya, Cinta Raja, Sukajadi, Sungai Sibam, Lembah Sari, Limbungan, Simpang Empat, Jadirejo, Lembah Damai, Mentangor, Tanah Datar, Kedung Sari, Kulim, Pulau Karomah dan Sialang Rampai.
Sementara zona oranye ada delapan kelurahan. Yakni Kelurahan Sumahilang, Tuah Madani, Kampung Tengah, Kota Baru, Agro wisata, Meranti Pandak, Palas dan Kampung Bandar.
Wako menyebut, meningkatnya jumlah kasus positif dipengaruhi permasalahan data pasien positif. Di mana, setelah dilakukan pelacakan oleh pertugas, ternyata pasien tidak berdomisili di Pekanbaru.
"Soal data, dari (tambahan,red) 455 kasus dalam sehari itu, maka Satgas Co vid-19 melacak satu per satu melalui telepon. Dengan data telepon yang ada, ter nyata 50 persen yang hanya ada di Pekanbaru," terangnya.
Sementara 50 persen lagi mereka yang memiliki KTP Pekanbaru, namun tidak lagi tinggal di Pekanbaru. Mereka berdomisili di kota lain. Saat mereka terpapar Covid, data yang masuk ke dalam sistem merupakan data tercatat di Pekanbaru.
"Setelah kami konfirmasi dengan telepon, sebagian mereka (pasien positif) di Jakarta," ucapnya. (yls)
Laporan M ALI NURMAN, Kota