PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Belum redanya kasus kekerasan yang menimpa MFA, pelajar di SMPN 38 Pekanbaru, kini kasus kekerasan terhadap pelajar kembali terjadi. Namun, kali ini seorang oknum guru diduga melakukan kekerasan tersebut.
Merasa tak terima anaknya ditampar oleh guru, wali murid melaporkan kasus tersebut ke Polsek Limapuluh, Ahad (17/11). Lauren (38) merupakan orang tua dari APH, pelajar di SMPN 4 Pekanbaru.
Kepada Riau Pos, Senin (18/11) Lauren menceritakan kronologi hingga dirinya harus melapor ke polisi. Katanya, saat itu anaknya yang berada di kantin. Tapi, tiba-tiba ditampar oleh gurunya berinisial De.
"Setelah ditampar dibilangnya 'Kamu ke ruang OSIS'. Kejadiannya (penamparan, red) pada Rabu, 13 November 2019 pukul 13.30 WIB. Sesampainya di ruang OSIS, APH menanyakan apa sebab ditampar. Kata gurunya karena orang tuanya tidak datang saat pemanggilan," ujar Lauren.
Masih kata Lauren, pada Selasa (5/11), anaknya kedapatan membawa botol liquid kosong. Kemudian orang tua harus menghadap pada Rabu (6/11). "Pada hari Rabu (6/11) itu saya sudah datang. Namun, saya tidak berhasil jumpa guru De yang merupakan guru IPA sekaligus bimbingan konseling dan hanya bertemu dengan wali kelasnya. Kata wali kelasnya masalah ini sudah selesai. Tapi kenapa anak saya ditampar sama Pak De?" jelasnya.
Karena anaknya ditampar, Lauren kembali ke sekolah untuk menyelesaikan hal yang menimpa anaknya. "Saya bersumpah, jika gurunya mendapatkan anak saya merokok akan saya kasih uang Rp1 juta karena telah mendidik anak saya dengan benar. Anak saya tidak merokok. Dia membawa botol liquid kosong milik temannya untuk diberitahu ke teman yang mengejeknya kalau dia punya botol liquid," kata Lauren.
Lalu, lanjut Lauren, pada Kamis (14/11) dan Jumat (15/11) Lauren berusaha menjumpai De. Namun tidak membuahkan hasil. Ia sempat bertemu kepala sekolah untuk menyelesaikan perkara itu.
Diakui Lauren, niat untuk melaporkan De ke polisi sudah dipikirkannya berulang kali. "Saya berpikir ulang. Namun karena tidak ada itikad baik dari De, akhirnya saya putuskan pada Ahad (17/11) ke Polsek Limapuluh untuk menangani kasus ini," ucapnya.
Lauren berharap agar Wali Kota Pekanbaru maupun Dinas Pendidikan tegas terkait kasus kekerasan yang menimpa anak di sekolah. Ia mengatakan, akan meminta bantuan KPAI untuk tangani kasusnya.
Terpisah, Kapolsek Limapuluh AKP Sanny Handityo membenarkan pihaknya telah menerima laporan dari orang tua APH yang bernama Lauren. “Kami sudah menerima laporan itu pada Ahad (17/11). Untuk saat ini kami masih dalami,” sebutnya pada Riau Pos, Senin (18/11).
Sanny menambahkan, sudah memeriksa saksi-saksi yang berada di lokasi. "Tadi saksi seperti orang kantin sudah diperiksa. Namun, untuk teman-temannya saat kejadian penamparan itu langsung pergi karena kejadiannya pas waktu Salat Zuhur. Kemungkinan besok pihak sekolah akan dipanggil," terangnya.
Sementara itu saat Riau Pos mencoba melakukan konfirmasi ke pihak SMPN 4, salah seorang guru mengatakan bahwa kepala sekolah sedang berada di luar dan meminta langsung untuk melakukan konfirmasi ke kepala sekolah.
"Sama Bu Kepsek saja nanti. Kalau saya menjawab salah jawab pula nanti. Ibu Kepsek saat ini dipanggil Dinas Pendidikan, " kata salah seorang guru.
Saat dihubungi melalui telepon selulernya, Kepala SMPN 4 Pekanbaru Rukiyah meminta waktu hingga besok pagi (hari ini, red) untuk menjawab pertanyaan wartawan.
"Besok (hari ini, red) saja kita jumpa. Melalui telpon susah saya menjelaskan. Saya saat ini masih di luar," kata Rukiyah.(*3/yls)
Laporan MUSLIM NURDIN, Kota