PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Persentase angka stunting di Riau dari tahun ke tahun terpantau terus mengalami penurunan. Berdasarkan pendataan yang dilakukan, saat ini persentase angka stunting di Riau sebanyak 24,1 persen.
Kepala Dinas Kesehatan Riau Mimi Yuliani Nazir mengatakan, pendataan angka stunting di Riau dilaksanakan selama tiga tahun sekali. Di mana jika dibandingkan dengan enam tahun lalu, angka stunting di Riau terus mengalami penurunan.
"Pada tahun 2013, persentase angka stunting di Riau sebanyak 36,6 persen. Kemudian tiga tahun berikutnya sebanyak 25,1 dan pendataan terakhir pada tahun 2019 kembali turun menjadi 24,1 persen," katanya.
Mimi menjelaskan, saat ini persentase angka stunting di Riau terbesar ada di Kabupaten Indragiri Hulu yakni 29,67 persen, Kuantan Singingi yakni 29,55 persen, Indragiri Hilir 27,43 persen., Pelalawan 27,97 persen.
"Kemudian Kabupaten Siak 27,79 persen, Kampar 23,07 persen, Rokan Hulu 24,37 persen, Bengkalis 22 1,07 persen, Rokan Hilir 28,87 persen," paparnya.
Sementara itu, Gubernur Riau Drs H Syamsuar mengatakan, untuk menurunkan angka stunting di Riau tersebut perlu kerjasama dari semua pihak. Termasuk jajaran pemerintah daerah baik di lingkungan Provinsi maupun kabupaten/kota agar terus berupaya menekan angka prevalansi stunting di Riau.
"Agar anak-anak dapat tumbuh menjadi generasi yang unggul dan memiliki daya saing, oleh sebab itu semua pihak dan lintas sektor harus ikut serta mendukung gerakan bebas stunting di Riau," katanya.
Sebab tambahnya, dampak stunting pada anak-anak dapat dilihat dari kecerdasan anak. Dimana anak-anak stunting biasanya lebih rendah IQnya jika dibandingkan dengan anak tinggi, badan normal. Sedangkan pada usia dewasa akan berdampak pada produktivitas.
"Selain itu hasil penelitian juga menunjukkan bahwa 1.000 hari pertama kehidupan berperan dalam kejadian penyakit hipertensi, ginjal dan diabetes melitus," kata Gubernur Syamsuar.(sol)