Minggu, 7 Juli 2024

Rata-Rata PDP Meninggal Usia Lanjut

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Jumlah pasien dalam pengawasan (PDP) Covid-19 meninggal dunia di Riau kembali bertambah. Berdasarkan website corona.riau.go.id total sudah 20 PDP yang meninggal. Yang terbaru tiga PDP meninggal di Pekanbaru dan dua orang di RSUD Mandau, Bengkalis, Rabu (15/4).

Terkait banyaknya PDP yang meninggal, Kepala Dinas Kesehatan (Kadiskes) Riau Mimi Yuliani Nazir menjelaskan rata-rata sudah lanjut usia dan memiliki penyakit penyerta. Sehingga hal tersebut memperburuk kondisi PDP.

- Advertisement -

“Kebanyakan seperti itu. PDP yang meninggal itu punya penyakit penyerta semua dan usianya di atas 50 tahun. Mudah-mudahan dengan adanya alat PCR nanti, bisa langsung diketahui status PDP apakah terkonfirmasi corona atau tidak,” ujar Mimi.

Sementara itu Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Pekanbaru dr Mulyadi SpBB mengatakan tiga PDP yang meninggal kemarin memiliki gejala virus corona. Namun riwayat bepergian belum diketahui sampai saat ini.

“Hari ini (kemarin, red) kami mendapatkan data tiga PDP meninggal dunia,” jelasnya.

- Advertisement -

Ketiga PDP yang meninggal ini adalah, W (75) perempuan warga Kelurahan Bambu Kuning, Kecamatan Tenayan Raya. Dia dirawat sejak 6 April, swab sudah diambil. Kemudian MI (78) pria warga Kelurahan Tangkerang Utara, Kecamatan Bukitraya. Dia dirawat mulai 8 April. Yang ketiga adalah ABK (61) perempuan warga Kelurahan Tuah Karya, Kecamatan Tampan. Mulai dirawat pada 4 April. Di Bengkalis, dua PDP yang meninggal dirawat di RSUD Mandau. Dirut RSUD Mandau dr Sri Sadono mengakui kedua pasien ini meninggal hanya selang waktu tiga jam. Dikatakannya, pada Senin (13/4) datang seorang perempuan berinisial NI (60) untuk berobat ke RSUD Mandau dan dilakukan pemeriksaan sesuai prosedur. Pada Selasa (14/4) pasien tersebut dipindahkan ke ruang isolasi.

Baca Juga:  Datuk Ismail Amir Didaulat sebagai Panglima Besar LLMB

“Namun pada Rabu, pasien tersebut meninggal dunia sekitar pukul 11.00 WIB. Pemeriksaan rapid test negataif, pemeriksaan swab sudah dikirim dan hasil belum keluar,” ujar Sri  Sadono yang akrab dipanggil dr Ibeng  itu kepada Riau Pos.

Satu pasien lagi, ujar dr Ibeng, adalah laki-laki  berinisial JD (36). Dia masuk ke RSUD Mandau pada Selasa (14/4) sekitar pukul 17.00 WIB dan dirawat di ruang isolasi. Pasien ini meninggal kemarin sekitar pukul 13.50 WIB.

“Pasien meninggal tiga jam setelah pasien pertama meninggal. Pasien tak punya riwayat perjalanan ke daerah terjangkit. Untuk pasien ini juga kami lakukan pemeriksaan rapid test hasilnya negatif. Untuk pemeriksaan swab sudah dilakukan dan hasil belum keluar,” katanya lagi.

Kedua PDP ini dimakamkan dengan protap pasien Covid-19. Petugas pemakaman harus menggunakan alat pelindung diri (APD) lengkap.

“Karena pasien adalah PDP, maka penatalaksanaan jenazah sesuai protap PDP,” ujarnya.

Dikatakan Ibeng, satu PDP yang meninggal itu memiliki riwayat perjalanan ke Pekanbaru. Kondisinya lemah karena faktor usia. Sementara JD (36) juga ada riwayat sakit di bagian paru-paru karena riwayat pekerjaannya.

“NI memiliki riwayat berkunjung ke Pekanbaru. Sebagaimana kita ketahui Pekanbaru saat ini sudah masuk zona merah. Menjadi daerah transmisi lokal (penularan Covid-19 di dalam kota, red),” terangnya.

Menurut Ibeng, sebelumnya RSUD Mandau merawat tiga PDP. Namun ketiganya sudah sembuh dan sudah pulang ke rumah masing-masing. “Kami berupaya memberikan pelayanan terbaik. Dari tiga PDP yang sudah dirawat di sini (RSUD, red), alhamdulillah ketiganya sudah sembuh dan kembali ke rumah masing-masing. Satu PDP dari Duri dan dua rujukan dari Bengkalis yang sudah diantar ke Bantan Bengkalis beberapa waktu lalu,” jelasnya.

Baca Juga:  Sampah Masih Menumpuk, RT/RW Diminta Lapor

Kepada warga, Ibeng mengajak warga selalu mengutamakan safety dan pola hidup bersih. Jikalau bepergian dan saat di luar ruangan harus pakai masker, jaga jarak, serta menghindari berkunjung dan bertemu dengan orang lain kecuali sangat mendesak.

“Dan juga mesti rajin mencuci tangan dengan sabun. Jangan memegang wajah dengan tangan yang tidak bersih,” imbuhnya.

Sementara itu, prosesi pemakaman pasien PDP yang meninggal dunia dikawal pihak kepolisian. Kapolsek Mandau Kompol Arvin Hariyadi menjelaskan bahwa personelnya ikut turun pada saat pemakaman.

“Pada saat pemakaman dengan kami (dikawal, red). Untuk pasien tersebut status PDP, hasil rapid test negatif,” jelasnya.

Adapun PDP yang lebih dulu dikebumikan adalah NI (60), almarhumah dibawa ke taman pemakaman umum (TPU) di Jalan Pipa Air Bersih, Kecamatan Bathin Solapan, Duri menggunakan ambulans yang disediakan RSUD Mandau.

Iring-iringan mobil patroli polisi dan ambulans membawa almarhumah untuk dikebumikan meski malam perlahan menjelma. Dengan sigap­nya jajaran kepolisian tampak bergegas melakukan pengawalan pemakaman yang dijaga ketat hingga beberapa pihak keluarga hanya dapat melihat proses pemakaman dari jarak sekian meter.

Prosesi pemakaman dilakukan. Petugas menggunakan APD lengkap. Jenazah yang telah dimasukkan ke dalam sebuah peti perlahan diturunkan paramedis menggunakan untaian tali. Beberapa petugas medis lainnya tampak melakukan tindakan sterilisasi, dengan menyemprotkan disinfektan di sekeliling ambulans hingga peti jenazah.

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Jumlah pasien dalam pengawasan (PDP) Covid-19 meninggal dunia di Riau kembali bertambah. Berdasarkan website corona.riau.go.id total sudah 20 PDP yang meninggal. Yang terbaru tiga PDP meninggal di Pekanbaru dan dua orang di RSUD Mandau, Bengkalis, Rabu (15/4).

Terkait banyaknya PDP yang meninggal, Kepala Dinas Kesehatan (Kadiskes) Riau Mimi Yuliani Nazir menjelaskan rata-rata sudah lanjut usia dan memiliki penyakit penyerta. Sehingga hal tersebut memperburuk kondisi PDP.

“Kebanyakan seperti itu. PDP yang meninggal itu punya penyakit penyerta semua dan usianya di atas 50 tahun. Mudah-mudahan dengan adanya alat PCR nanti, bisa langsung diketahui status PDP apakah terkonfirmasi corona atau tidak,” ujar Mimi.

Sementara itu Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Pekanbaru dr Mulyadi SpBB mengatakan tiga PDP yang meninggal kemarin memiliki gejala virus corona. Namun riwayat bepergian belum diketahui sampai saat ini.

“Hari ini (kemarin, red) kami mendapatkan data tiga PDP meninggal dunia,” jelasnya.

Ketiga PDP yang meninggal ini adalah, W (75) perempuan warga Kelurahan Bambu Kuning, Kecamatan Tenayan Raya. Dia dirawat sejak 6 April, swab sudah diambil. Kemudian MI (78) pria warga Kelurahan Tangkerang Utara, Kecamatan Bukitraya. Dia dirawat mulai 8 April. Yang ketiga adalah ABK (61) perempuan warga Kelurahan Tuah Karya, Kecamatan Tampan. Mulai dirawat pada 4 April. Di Bengkalis, dua PDP yang meninggal dirawat di RSUD Mandau. Dirut RSUD Mandau dr Sri Sadono mengakui kedua pasien ini meninggal hanya selang waktu tiga jam. Dikatakannya, pada Senin (13/4) datang seorang perempuan berinisial NI (60) untuk berobat ke RSUD Mandau dan dilakukan pemeriksaan sesuai prosedur. Pada Selasa (14/4) pasien tersebut dipindahkan ke ruang isolasi.

Baca Juga:  Daihatsu Ikut Tingkatkan Mutu Pendidikan

“Namun pada Rabu, pasien tersebut meninggal dunia sekitar pukul 11.00 WIB. Pemeriksaan rapid test negataif, pemeriksaan swab sudah dikirim dan hasil belum keluar,” ujar Sri  Sadono yang akrab dipanggil dr Ibeng  itu kepada Riau Pos.

Satu pasien lagi, ujar dr Ibeng, adalah laki-laki  berinisial JD (36). Dia masuk ke RSUD Mandau pada Selasa (14/4) sekitar pukul 17.00 WIB dan dirawat di ruang isolasi. Pasien ini meninggal kemarin sekitar pukul 13.50 WIB.

“Pasien meninggal tiga jam setelah pasien pertama meninggal. Pasien tak punya riwayat perjalanan ke daerah terjangkit. Untuk pasien ini juga kami lakukan pemeriksaan rapid test hasilnya negatif. Untuk pemeriksaan swab sudah dilakukan dan hasil belum keluar,” katanya lagi.

Kedua PDP ini dimakamkan dengan protap pasien Covid-19. Petugas pemakaman harus menggunakan alat pelindung diri (APD) lengkap.

“Karena pasien adalah PDP, maka penatalaksanaan jenazah sesuai protap PDP,” ujarnya.

Dikatakan Ibeng, satu PDP yang meninggal itu memiliki riwayat perjalanan ke Pekanbaru. Kondisinya lemah karena faktor usia. Sementara JD (36) juga ada riwayat sakit di bagian paru-paru karena riwayat pekerjaannya.

“NI memiliki riwayat berkunjung ke Pekanbaru. Sebagaimana kita ketahui Pekanbaru saat ini sudah masuk zona merah. Menjadi daerah transmisi lokal (penularan Covid-19 di dalam kota, red),” terangnya.

Menurut Ibeng, sebelumnya RSUD Mandau merawat tiga PDP. Namun ketiganya sudah sembuh dan sudah pulang ke rumah masing-masing. “Kami berupaya memberikan pelayanan terbaik. Dari tiga PDP yang sudah dirawat di sini (RSUD, red), alhamdulillah ketiganya sudah sembuh dan kembali ke rumah masing-masing. Satu PDP dari Duri dan dua rujukan dari Bengkalis yang sudah diantar ke Bantan Bengkalis beberapa waktu lalu,” jelasnya.

Baca Juga:  Sampah Masih Menumpuk, RT/RW Diminta Lapor

Kepada warga, Ibeng mengajak warga selalu mengutamakan safety dan pola hidup bersih. Jikalau bepergian dan saat di luar ruangan harus pakai masker, jaga jarak, serta menghindari berkunjung dan bertemu dengan orang lain kecuali sangat mendesak.

“Dan juga mesti rajin mencuci tangan dengan sabun. Jangan memegang wajah dengan tangan yang tidak bersih,” imbuhnya.

Sementara itu, prosesi pemakaman pasien PDP yang meninggal dunia dikawal pihak kepolisian. Kapolsek Mandau Kompol Arvin Hariyadi menjelaskan bahwa personelnya ikut turun pada saat pemakaman.

“Pada saat pemakaman dengan kami (dikawal, red). Untuk pasien tersebut status PDP, hasil rapid test negatif,” jelasnya.

Adapun PDP yang lebih dulu dikebumikan adalah NI (60), almarhumah dibawa ke taman pemakaman umum (TPU) di Jalan Pipa Air Bersih, Kecamatan Bathin Solapan, Duri menggunakan ambulans yang disediakan RSUD Mandau.

Iring-iringan mobil patroli polisi dan ambulans membawa almarhumah untuk dikebumikan meski malam perlahan menjelma. Dengan sigap­nya jajaran kepolisian tampak bergegas melakukan pengawalan pemakaman yang dijaga ketat hingga beberapa pihak keluarga hanya dapat melihat proses pemakaman dari jarak sekian meter.

Prosesi pemakaman dilakukan. Petugas menggunakan APD lengkap. Jenazah yang telah dimasukkan ke dalam sebuah peti perlahan diturunkan paramedis menggunakan untaian tali. Beberapa petugas medis lainnya tampak melakukan tindakan sterilisasi, dengan menyemprotkan disinfektan di sekeliling ambulans hingga peti jenazah.

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari