PEKANBARU (RIAU POS.CO)- Universitas Riau (Unri) sebagai instansi pemerintah yang bergerak dibidang pendidikan, turut berupaya dalam menyelesaikan bencana Kebakaran Lahan dan Hutan (Karlahut) yang terus melanda Provinsi Riau.
Melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM), Unri aktif dengan melakukan serangkaian riset, aksi nyata, pelaksanaan dalam program kegiatan Kuliah Kerja Nyata (Kukerta) dengan tema pencegahan Karlahut berbasis masyarakat, termasuk kegiatan restorasi gambut di seluruh Kesatuan Hidrologis Gambut (KHG) sebagai solusi utama Karlahut di Riau. Semua temuan dan hasil riset dimanfaatkan dalam penyelesaian akar masalah Karlahut.
Hal ini disampaikan Rektor Unri Prof Dr Ir Aras Mulyadi DEA, terkait kondisi penyelesaian bencana Karlahut di Provinsi Riau. “Unri telah membentuk Satuan Tugas Siaga Bencana (Satgas-SB), yang mengkoordinir langkah-langkah untuk melakukan serangkaian aksi melalui kegiatan preventif, promotif dan kuratif berupa peringatan dini, edukasi masyarakat dan pembagian masker pada titik-titik strategis dan terlibat dalam upaya pemadaman dan penanggulangan bencana,” jelas Rektor.
Selain itu, Unri juga menyediakan pelayanan kesehatan pada Rumah Sakit Universitas Riau (RS-Unri) sebagai rumah sakit rujukan bagi penderita penyakit yang disebabkan polusi bencana asap di Riau yang bersifat terbuka dan gratis bagi masyarakat Riau.
“Unri terus mengoptimalkan kerjasama strategis dengan Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi Riau, seluruh Pemerintah Kabupaten dan Kota yang ada di Provinsi Riau, Perusahaan Negara dan Swasta, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), Pemerhati Lingkungan, dan Lembaga Internasional untuk penguatan pelaksanaan kebijakan dalam pengendalian Karlahut di Indonesia, dan Riau pada khususnya,” tambah Rektor.
Secara khusus, lanjut Aras, Unri dengan dukungan Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB) dan Badan Restorasi Gambut (BRG) melakukan aksi nyata, dengan menyiapkan relawan-relawan yang terlatih untuk melakukan upaya-upaya yang dibutuhkan dalam penyelesaian kebakaran lahan dan hutan.
Laporan: Dofi iskandar
Editor: Deslina