PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Berat bagi anak-anak bangun pukul 06.00 WIB pagi. Tapi karena ingin membaca buku, mereka sudah siap sebelum pukul 06.00 WIB. Mereka tak sabar menunggu bus keliling Perpustakaan Riau Soeman Hs.
Bus perpustakaan itu ditunggu anak-anak TPA, karena isinya banyak buku cerita tentang kisah nabi, sahabat Rasulullah. Dan juga ada dongeng-dongeng dari sejumlah wilayah di negeri ini.
Bus perpustakaan ini bentuknya tidak begitu besar, tetapi tersusun rapi beragam jenis buku, sehingga walau tidak besar, bus ini bisa menyimpang banyak buku.
"Bus ini memang dirancang untuk membawa buku. Kami keliling dari satu sekolah ke sekolah lain. Terutama sekolah-sekolah yang tidak memiliki kelengkapan perpustakaan, di daerah pinggiran," ujar Dahrial Iskandar, petugas perpustakaan yang datang bersama bus perpustakaan ke TPA Al-Muhajirin, Jalan Sukajadi Tarai, Ahad (8/12).
Dijelaskannya, banyak permintaan sekolah yang ingin dikunjungi, tetapi melihat dulu kondisinya. Apakah memang benar-benar memerlukan.
"Sebab banyak sekolah yang anak didiknya kondisinya pas-pasan. Mereka perlu dikunjungi, agar minat baca mereka muncul," kataya.
Selain memberi penjelasan tentang buku-buku, Dahrial Iskandar yang merupakan sosok sastrawan ini juga bisa mendongeng. Anak-anak yang belum suka membaca diajak duduk berkumpul, kemudian mereka mendengarkan dongeng yang disampaikan Kak Dadang, demikian panggilan Dahrial Iskandar saat mendongeng.
"Anak-anak kalau didongengin, mereka cepat tertarik. Kalau disuruh membaca, kadang hanya melihat gambar-gambar saja. Dongeng ini memunculkan imajinasi anak-anak, yang kemudian akan memunculkan semangat membaca mereka," paparnya.
Pada kesempatan itu, Kak Dadang bercerita tentang "Kenduri di Rumah Mak Minah". Anak-anak serius mendengarkannya. Kisah ini menjelaskan kehidupan sederhana yang dialami kelurga miskin di Pulau Bengkalis. Mak Minah sebagai janda dan anaknya Atan hidup pas-pasan, suatu hari Atan menjelaskan emaknya, bahwa ia ingin disunnat. Namun Mak Minah tidak punya uang, sementara Atan ingin bersunat. Dengan hidup pas-pasan, ada pula orang tua yang minta sedekah, Mak Minah memberi sedekah kakek tua itu. Di akhir cerita karena kebaikkan dan kesantunan Mak Minah dan Atan ini warga pun suka membantu mereka. Ternyata ada orang kaya yang berminat membantu sunat Atan, bahkan biaya kenduri ditanggung orang kaya itu.
Demikianlah perpustakaan keliling ini memberi semangat anak-anak untuk belajar, sambil mendengarkan dongen. Selain itu membentuk karakter anak-anak, yakni karakter suka membaca, sikap santun, sabar dan lainnya.***
Laporan Jarir Amrun, Kota