Sabtu, 23 November 2024
spot_img

Dorong Laboratorium Jadi Sertifikasi Produk

KOTA (RIAUPOS.CO) — Untuk tidak jauh-jauh melakukan pengujiian produk dari pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang ada di Riau, Kantor Layanan Teknis (KLT) Badan Standardisasi Nasional (BSN) mendorong laboratorium untuk  mengeluarkan sertifikasi sendiri, tanpa harus menguji sampai ke daerah luar.

 

"Refreshment Workshop yang digelar ini, untuk mendorong beberapa laboratorium yang ada di Riau untuk mnjadi lembaga sertifikasi produk, seperti produk halal, laboratorium ini nanti bisa menjadi Lembaga Pemeriksa Halal (LBH)," kata penanggung jawab KLT BSN Riau Azmi Zuhdi Fabian Nur, Kamis (31/10), di UPT pelatihan dan pengembangan Industri Dinas Perindustrian Provinsi Riau jalan Hang Tuah Ujung.

Untuk sertifikasi produk-produk yang ber SNI kata Azmi, selama ini sertifikasi diambil oleh pihak laborotorium di pulau Jawa. "Kita ingin mempermudahkan akses UMKM untuk menguji produknya di Pekanbaru," kata Azmi.

Peserta yang ikut dalam pelatihan tersebut sebanyak 21 orang, yang terdiri dari UPT Penerapan Mutu Hasil Perikanan Dumai, bidang pengujian dan kontruksi PUPR Dumai, labotorium terpadu Universitas Islam Riau, BKIPM Pekanbaru, Dinas PUPR Riau, UPTD Balai Mekanisasi Pertanian dan PT Global Jata Tehnik Instrument.

Baca Juga:  Wakajati Resmi Dijabat Akmal Abbas

"Kita juga mengundang peserta dari Bukit Tinggi Sumatera Barat, karena produk pertanian di Riau ini potensinya cukup tinggi, seperti alat dodos dan egrek sawit yang bisa sertifikasi SNI, tapi saat ini laboratoriumnya belum siap di Riau, maka kita ambil kota terdekat di Provinsi Riau," ujarnya.

Pelatihan yang digelar adalah tentang SNI ISO/IEC 17025-2017 dan SNI ISO/IEC 17065-2012, yang berlangsung mulai dari 29 Oktober hingga 1 November."Kalau SNI ISO /IEC 17025-2017 ini adalah persyataan untuk labotarium menjadi akreditasi, pengakuan labotoriumnya, jadi ketika dilakukan pengujian dari laporan hasil uji itu akan ditampilkan Logo, maknanya kebertermaan hasil uji ini secara nasional di akui maupun internasional, beda dengn labotorium yang tidak terakreditasi, mereka pengakuannya berbeda nanti dengan yang sudah berakreditasi," kata Azmi.

Baca Juga:  Bayar Rp150 Ribu, Catin Wajib Ikuti Kursus BP4

Sedangkan untuk SNI ISO/IEC 17025-2012 adalah sertifikat produk, di Riau saat ini hanya satu yang punya hak untuk memberikan sertifkasi produk yaitu UPTD Produk Standarisasi Mutu Barang (PSMB) Dinas Perdagangan yang ada di jalan Soetomo. "Karena banyaknya komoditi-komdoti Riau yang sebenarnya bisa di dorong untuk mendapatkan sertifkasi SNI, maka dari itu kita mengundag beberapa labotorium," jelasnya.

Sementara itu, narasumber yang yang menyampaikan materi tentang SNI tersebut Diana Boes mengatakan, materi yang diajarkan untuk memberikan pemahaman tentang SNI dan tentang ISO. "Kita harapkan materi SNI ISO/IEC 17025-2017 peserta bisa memahami ISO tersebut, dan bisa mengaplikasikan di labotorium mereka masing-masing, karena ISO tersebut merupakan persyaratan di dalam kegiatan pengujian labotorium," ucapnya.

"Sedangkan untuk SNI ISO/IEC 17065-2012, kesesuaian untuk lembaga sertifikasi produk, kita harapkan peserta memahami ISO tersebut, dan bisa mengaplikasi kegiatan meraka dalam aplikasi sebuah produk, dan serta memenuhi persyarakan yang telah ditetapkan terutama persyaratan SNI," jelasnya. (*4)

KOTA (RIAUPOS.CO) — Untuk tidak jauh-jauh melakukan pengujiian produk dari pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang ada di Riau, Kantor Layanan Teknis (KLT) Badan Standardisasi Nasional (BSN) mendorong laboratorium untuk  mengeluarkan sertifikasi sendiri, tanpa harus menguji sampai ke daerah luar.

 

- Advertisement -

"Refreshment Workshop yang digelar ini, untuk mendorong beberapa laboratorium yang ada di Riau untuk mnjadi lembaga sertifikasi produk, seperti produk halal, laboratorium ini nanti bisa menjadi Lembaga Pemeriksa Halal (LBH)," kata penanggung jawab KLT BSN Riau Azmi Zuhdi Fabian Nur, Kamis (31/10), di UPT pelatihan dan pengembangan Industri Dinas Perindustrian Provinsi Riau jalan Hang Tuah Ujung.

Untuk sertifikasi produk-produk yang ber SNI kata Azmi, selama ini sertifikasi diambil oleh pihak laborotorium di pulau Jawa. "Kita ingin mempermudahkan akses UMKM untuk menguji produknya di Pekanbaru," kata Azmi.

- Advertisement -

Peserta yang ikut dalam pelatihan tersebut sebanyak 21 orang, yang terdiri dari UPT Penerapan Mutu Hasil Perikanan Dumai, bidang pengujian dan kontruksi PUPR Dumai, labotorium terpadu Universitas Islam Riau, BKIPM Pekanbaru, Dinas PUPR Riau, UPTD Balai Mekanisasi Pertanian dan PT Global Jata Tehnik Instrument.

Baca Juga:  Terdengar Suara Ledakan, Satu Unit Warung Kelontong Ludes Terbakar

"Kita juga mengundang peserta dari Bukit Tinggi Sumatera Barat, karena produk pertanian di Riau ini potensinya cukup tinggi, seperti alat dodos dan egrek sawit yang bisa sertifikasi SNI, tapi saat ini laboratoriumnya belum siap di Riau, maka kita ambil kota terdekat di Provinsi Riau," ujarnya.

Pelatihan yang digelar adalah tentang SNI ISO/IEC 17025-2017 dan SNI ISO/IEC 17065-2012, yang berlangsung mulai dari 29 Oktober hingga 1 November."Kalau SNI ISO /IEC 17025-2017 ini adalah persyataan untuk labotarium menjadi akreditasi, pengakuan labotoriumnya, jadi ketika dilakukan pengujian dari laporan hasil uji itu akan ditampilkan Logo, maknanya kebertermaan hasil uji ini secara nasional di akui maupun internasional, beda dengn labotorium yang tidak terakreditasi, mereka pengakuannya berbeda nanti dengan yang sudah berakreditasi," kata Azmi.

Baca Juga:  Hari Sial

Sedangkan untuk SNI ISO/IEC 17025-2012 adalah sertifikat produk, di Riau saat ini hanya satu yang punya hak untuk memberikan sertifkasi produk yaitu UPTD Produk Standarisasi Mutu Barang (PSMB) Dinas Perdagangan yang ada di jalan Soetomo. "Karena banyaknya komoditi-komdoti Riau yang sebenarnya bisa di dorong untuk mendapatkan sertifkasi SNI, maka dari itu kita mengundag beberapa labotorium," jelasnya.

Sementara itu, narasumber yang yang menyampaikan materi tentang SNI tersebut Diana Boes mengatakan, materi yang diajarkan untuk memberikan pemahaman tentang SNI dan tentang ISO. "Kita harapkan materi SNI ISO/IEC 17025-2017 peserta bisa memahami ISO tersebut, dan bisa mengaplikasikan di labotorium mereka masing-masing, karena ISO tersebut merupakan persyaratan di dalam kegiatan pengujian labotorium," ucapnya.

"Sedangkan untuk SNI ISO/IEC 17065-2012, kesesuaian untuk lembaga sertifikasi produk, kita harapkan peserta memahami ISO tersebut, dan bisa mengaplikasi kegiatan meraka dalam aplikasi sebuah produk, dan serta memenuhi persyarakan yang telah ditetapkan terutama persyaratan SNI," jelasnya. (*4)

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari