PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Salah satu manfaatnya minyak kelapa murni yang dibuat dari bahan baku kelapa segar. Melalui proses tanpa bahan kimia, tanpa proses pemasakan itu dapat digunakan dari ujung kepala hingga ujung kaki. Ditambah, mudah didapat dan harganya relatif murah.
Berawal dari membeli minyak kelapa untuk dikonsumsi sendiri di apotik. Jarwati warga Kecamatan Tampan kini telah mampu memproduksi sendiri coconut virgin oil.
“Ternyata agak susah, tidak semua apotik jual itu. Ingat pernah diajarin sama Prof Bambang dari UGM. Akhirnya buat sendiri,†kata Jarwati yang juga dosen itu.
Proses pembuatan minyak kelapa sendiri, terbilang gampang, hanya saja, memerlukan waktu dan ketelatenan pembuatnya.
Dijelaskan Jarwati, untuk sepuluh hingga 15 buah kelapa tua, bisa menghasilkan minyak kelapa satu liter. Secara teknologi pun tidak sulit dilakukan oleh orang awam. Pertama, kelapa tua yang telah diperas menjadi santan, terlebih dahulu didiamkan selama dua jam sehingga air dan santan terpisah.
Setelah itu, air dibuang dan santan didiamkan kembali selama delapan jam. Dari proses ini, akan terlihat antara sisa santan, air dan minyak kelapa itu sendiri akan terpisah menjadi dua.
“Nah, sisa santan yang putih-putih dibuang. Minyak itu disaring lagi. Ini lama netesnya, harus sabar,†sambungnya.
Saat diminum, minyak kelapa tidak memiliki rasa, hanya akan terasa seperti minyak sedikit dan berbau santan tipis. Apabila rutin meminum minyak kelapa sebanyak satu sendok makan sebanyak tiga kali sehari, selama seminggu, maka akan memberikan manfaat kepada tubuh sesuai kondisi badan peminumnya.
“Seperti saya bermasalah dengan pencernaan. Awalnya saya diare. Ada juga yang kurang istrirahat atau suka begadang. Mata ini rasanya akan suka mengantuk di awal-awal,†terangnya.
Untuk menjamin kualitas dan pengaruhnya terhadap peminumnya. Ia selalu memiliki data konsumennya. Hal ini dilakukan untuk mengetahui manfaat hingga perkembangan warga yang mengkonsumsi minyak kelapa tersebut.
“Rutinkan saja seminggu minum ini. Minumnya juga bisa dicampur kopi dan lainnya,†sambungnya.
Melihat potensi buah kelapa di beberapa kabupaten/kota di Provinsi Riau yang melimpah. Seperti di Indragili Hilir kelapa dijual hanya Rp1.000/per butir dan di Meranti banyak kelapa terbuang-buang.
Oleh karena itu, ia telah secara bertahap melakukan pelatihan kepada warga sekitar, khususnya di Tembilahan, Inhil. Karena, di daerah tersebut potensi kelapa melimpah, namun masyarakatnya banyak yang tidak tahu cara pembuatannya dan pemasarannya seperti apa ke depannya.
“Kalau di sini kelapa mahal, satu butirnya bisa Rp7 ribu. Melalui pelatihan itu, distribusinya, mau diapakan, nanti dikemas dan mem-branding-nya,†jelasnya.
Tak melulu hanya minyak kelapa murni saja, ke depan ia ingin mengembangkan variasi produk ini, seperti penambahan minyak kemiri untuk rambut, minyak serai untuk bekas gigitan di kulit, mintak zaitun untuk wajah. “Khasiatnya dobel. Tapi masih tahap penelitian, harapan ke depan potensi kelapa yang banyak ini bisa dimanfaatkan lebih baik lagi,†pungkasnya.(*1)