Jumat, 20 September 2024

Honda Akan Boyong CR-V Hybrid

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Rupanya PT Honda Prospect Motor (HPM) tak begitu tertarik untuk memboyong Honda CR-V bertenaga diesel. Pihak HPM lebih tertarik dengan teknologi hybrid, hal ini sesuai dengan rencana pemerintah terkait kendaraan ramah lingkungan.

Selain itu menurut HPM ini lebih menguntungkan, pasalnya sesuai dengan bentuk implementasi Perpres No. 55 tahun 2019. Di mana pemerintah akan memberikan insentif kepada pabrikan yang menyediakan mobil ramah lingkungan.

Namun di sisi lain, kalangan loyalis pengguna Honda CR-V termasuk komunitas lebih menginginkan varian diesel dibanding hybrid. Sementara pihak prinsipal sedang mendorong hadirnya kendaraan ramah lingkungan, dimana Honda CR-V versi hybrid sudah meluncur di pasar Eropa dan Jepang.

“Kita tidak berniat membawa versi diesel di Indonesia, kalau mau mobil ramah lingkungan ya hybrid. Itu yang paling cocok dari sudut pandang kami,” jelas Yusak Billy, Business Innovation and Sales & Marketing PT HPM.

- Advertisement -
Baca Juga:  "Boom Akhir Tahun", Beli Mobil Honda Bisa Dapat TV hingga Iphone

Billy menambahkan, pihaknya berencana di 2021 memperkenalkan varian hybrid. Selain itu masih menunggu juga petunjuk pelaksanaan dari pemerintah. Rencanannya mobil hybrid rakitan lokal nantinya akan dikenakan pajak 2 persen.

“Sekarang lebih ke pengembangan hybrid, sembari nanti infrastruktur berkembang, baterai factory berkembang,” ujarnya.

- Advertisement -

Dirinya mengungkapkan kalau petunjuk teknis soal mobil ramah lingkungan itu penting. Menurutnya, produk elektrifikasi harus cocok dengan konsumen di Indonesia, karena itu tidak bisa sembarangan.

Teknologi hybrid untuk saat ini dinilai cocok sebagai peralihan sambil mempersiapkan industri pendukung mobil listrik. Honda melihat peluang menghadirkan CR-V bermesin hybrid terbuka lebar, Honda siap menambah investasi untuk produksi komponen baru.

Dengan strategi ini baik produsen maupun konsumen bisa melewati masa transisi teknologi. “Imbangi dulu untuk transisi ke konsumen. Kita transisi, edukasi ke konsumen soal teknologi elektrik,” ucap Billy.

Baca Juga:  Pinjol Resmi Pangkas Bunga 50 Persen

Ia juga berharap agar dalam pelaksanaan industrialisasi kendaraan ramah lingkungan, mobil hybrid bisa dirakit secara lokal agar harganya terjangkau oleh masyarakat.

“Kita harus banyak mempertimbangkan soal baterai, dan saat banjir gimana. Mobilnya juga harus lokal dengan harga bersaing. Produsen perlu melakukan eduksi ke konsumen, maka itu yang dipelajari di juknis,” tuturnya.

Masa transisi sangatlah penting agar masyarakat tak kaget dengan teknologi baru. Bahkan bila infrastruktur telah siap kemudahan dan kenyamanan konsumen dalam perawatan akan lebih gampang.

Sumber: Jawapos.com
Editor: E Sulaiman

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Rupanya PT Honda Prospect Motor (HPM) tak begitu tertarik untuk memboyong Honda CR-V bertenaga diesel. Pihak HPM lebih tertarik dengan teknologi hybrid, hal ini sesuai dengan rencana pemerintah terkait kendaraan ramah lingkungan.

Selain itu menurut HPM ini lebih menguntungkan, pasalnya sesuai dengan bentuk implementasi Perpres No. 55 tahun 2019. Di mana pemerintah akan memberikan insentif kepada pabrikan yang menyediakan mobil ramah lingkungan.

Namun di sisi lain, kalangan loyalis pengguna Honda CR-V termasuk komunitas lebih menginginkan varian diesel dibanding hybrid. Sementara pihak prinsipal sedang mendorong hadirnya kendaraan ramah lingkungan, dimana Honda CR-V versi hybrid sudah meluncur di pasar Eropa dan Jepang.

“Kita tidak berniat membawa versi diesel di Indonesia, kalau mau mobil ramah lingkungan ya hybrid. Itu yang paling cocok dari sudut pandang kami,” jelas Yusak Billy, Business Innovation and Sales & Marketing PT HPM.

Baca Juga:  Asosiasi Petani Nilai Permintaan Bulog Impor Gula Tidak Tepat

Billy menambahkan, pihaknya berencana di 2021 memperkenalkan varian hybrid. Selain itu masih menunggu juga petunjuk pelaksanaan dari pemerintah. Rencanannya mobil hybrid rakitan lokal nantinya akan dikenakan pajak 2 persen.

“Sekarang lebih ke pengembangan hybrid, sembari nanti infrastruktur berkembang, baterai factory berkembang,” ujarnya.

Dirinya mengungkapkan kalau petunjuk teknis soal mobil ramah lingkungan itu penting. Menurutnya, produk elektrifikasi harus cocok dengan konsumen di Indonesia, karena itu tidak bisa sembarangan.

Teknologi hybrid untuk saat ini dinilai cocok sebagai peralihan sambil mempersiapkan industri pendukung mobil listrik. Honda melihat peluang menghadirkan CR-V bermesin hybrid terbuka lebar, Honda siap menambah investasi untuk produksi komponen baru.

Dengan strategi ini baik produsen maupun konsumen bisa melewati masa transisi teknologi. “Imbangi dulu untuk transisi ke konsumen. Kita transisi, edukasi ke konsumen soal teknologi elektrik,” ucap Billy.

Baca Juga:  Memulai 5G dari Industri untuk Tingkatkan Produksi dan Efisiensi

Ia juga berharap agar dalam pelaksanaan industrialisasi kendaraan ramah lingkungan, mobil hybrid bisa dirakit secara lokal agar harganya terjangkau oleh masyarakat.

“Kita harus banyak mempertimbangkan soal baterai, dan saat banjir gimana. Mobilnya juga harus lokal dengan harga bersaing. Produsen perlu melakukan eduksi ke konsumen, maka itu yang dipelajari di juknis,” tuturnya.

Masa transisi sangatlah penting agar masyarakat tak kaget dengan teknologi baru. Bahkan bila infrastruktur telah siap kemudahan dan kenyamanan konsumen dalam perawatan akan lebih gampang.

Sumber: Jawapos.com
Editor: E Sulaiman

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

Terbaru

spot_img

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari