PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Pandemi covid-19 yang melanda negeri ini sejatinya dapat dimaknai dengan tetap melakukan kreatifitas dan inovasi. Begitu juga di dunia usaha yang juga dituntut mematuhi protokol kesehatan.
Seperti dalam menyikapi semarak belanja online 10.10 yang dengan menambah panasnya semangat transaksi jual-beli online di tengah kondisi pandemi seperti sekarang ini. Dengan menerapkan protokol kesehatan yang baik, J&T Express sebagai jasa pengiriman yang fokus pada bisnis e-commerce di Indonesia, mampu memaksimalkan padatnya permintaan pengiriman hingga 8 juta paket pada periode tersebut.
Menyadari pengaruh pandemi yang cukup terasa selama beberapa bulan terakhir, kebutuhan akan layanan pengiriman khususnya wilayah pulau Jawa masih mendominasi tingginya aktivitas pengiriman J&T Express, hal tersebut berdampak pada peningkatan jumlah resi tertinggi pada momen belanja online 10.10 seiring bertambahnya pelaku usaha kecil yang kini sudah beralih ke bisnis online.
CEO J&T Express Indonesia, Robin Lo menyebutkan adanya peningkatan positif di tengah kondisi pandemi. “Pada 10.10 ini kami mendapat hasil yang positif melihat trafik pengiriman yang terjadi dibandingkan tahun sebelumnya. Disamping itu adanya perubahan pola transaksi dan minat masyarakat dari berbelanja offline ke online terutama pada masa pandemi ini sehingga menunjang tingginya permintaan pengiriman dan mengalami kenaikan sebesar 7.7 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya” ungkapnya.
Capaian positif tak lepas dari kesiapan yang dilakukan oleh J&T Express sebagai antisipasi pengiriman ketika peak season di masa pandemi, selain penyediaan infrastruktur dan fasilitas gudang yang mumpuni, penambahan karyawan menjadi pilihan sejak pertengahan tahun 2020 guna meminimalisir adanya overload pengiriman. Dalam operasionalnya pun menjalankan SOP secara ketat, tentunya dengan mewajibkan karyawan yang bekerja menggunakan masker dan sarung tangan saat memindahkan barang, tidak lupa dilakukan disinfektan gudang sortir setiap minggunya serta semua paket lewat mesin sortir akan di disinfektan demi kenyamanan pelanggan.
Berbeda dari tahun sebelumnya dimana fesyen merupakan jenis barang yang paling banyak dikirim, pada tahun ini mayoritas adalah barang-barang fast moving consumer goods (FMCG) yang merupakan jenis kebutuhan utama masyarakat pada umumnya. perbedaan tersebut menunjukkan adanya perubahan yang tampak dalam pengiriman di masa pandemi, meskipun demikian, pengiriman J&T Express tetap lancar dan dapat diproses sesuai prosedur yang ada.
Fasilitas mesin sortir otomatis dengan kemampuan menyortir 30.000 paket per jam untuk 108 destinasi masih menjadi andalan untuk proses pengiriman secara efisien, selain menjadi salah satu keunggulan teknologi yang dimliki J&T Express, penggunaan mesin tersebut dapat mengurangi sentuhan tangan manusia terhadap paket yang dikirimkan, sehingga turut mendukung pencegahan penularan virus dalam situasi pandemi.(rio)
PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Pandemi covid-19 yang melanda negeri ini sejatinya dapat dimaknai dengan tetap melakukan kreatifitas dan inovasi. Begitu juga di dunia usaha yang juga dituntut mematuhi protokol kesehatan.
Seperti dalam menyikapi semarak belanja online 10.10 yang dengan menambah panasnya semangat transaksi jual-beli online di tengah kondisi pandemi seperti sekarang ini. Dengan menerapkan protokol kesehatan yang baik, J&T Express sebagai jasa pengiriman yang fokus pada bisnis e-commerce di Indonesia, mampu memaksimalkan padatnya permintaan pengiriman hingga 8 juta paket pada periode tersebut.
Menyadari pengaruh pandemi yang cukup terasa selama beberapa bulan terakhir, kebutuhan akan layanan pengiriman khususnya wilayah pulau Jawa masih mendominasi tingginya aktivitas pengiriman J&T Express, hal tersebut berdampak pada peningkatan jumlah resi tertinggi pada momen belanja online 10.10 seiring bertambahnya pelaku usaha kecil yang kini sudah beralih ke bisnis online.
CEO J&T Express Indonesia, Robin Lo menyebutkan adanya peningkatan positif di tengah kondisi pandemi. “Pada 10.10 ini kami mendapat hasil yang positif melihat trafik pengiriman yang terjadi dibandingkan tahun sebelumnya. Disamping itu adanya perubahan pola transaksi dan minat masyarakat dari berbelanja offline ke online terutama pada masa pandemi ini sehingga menunjang tingginya permintaan pengiriman dan mengalami kenaikan sebesar 7.7 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya” ungkapnya.
Capaian positif tak lepas dari kesiapan yang dilakukan oleh J&T Express sebagai antisipasi pengiriman ketika peak season di masa pandemi, selain penyediaan infrastruktur dan fasilitas gudang yang mumpuni, penambahan karyawan menjadi pilihan sejak pertengahan tahun 2020 guna meminimalisir adanya overload pengiriman. Dalam operasionalnya pun menjalankan SOP secara ketat, tentunya dengan mewajibkan karyawan yang bekerja menggunakan masker dan sarung tangan saat memindahkan barang, tidak lupa dilakukan disinfektan gudang sortir setiap minggunya serta semua paket lewat mesin sortir akan di disinfektan demi kenyamanan pelanggan.
Berbeda dari tahun sebelumnya dimana fesyen merupakan jenis barang yang paling banyak dikirim, pada tahun ini mayoritas adalah barang-barang fast moving consumer goods (FMCG) yang merupakan jenis kebutuhan utama masyarakat pada umumnya. perbedaan tersebut menunjukkan adanya perubahan yang tampak dalam pengiriman di masa pandemi, meskipun demikian, pengiriman J&T Express tetap lancar dan dapat diproses sesuai prosedur yang ada.
- Advertisement -
- Advertisement -
Fasilitas mesin sortir otomatis dengan kemampuan menyortir 30.000 paket per jam untuk 108 destinasi masih menjadi andalan untuk proses pengiriman secara efisien, selain menjadi salah satu keunggulan teknologi yang dimliki J&T Express, penggunaan mesin tersebut dapat mengurangi sentuhan tangan manusia terhadap paket yang dikirimkan, sehingga turut mendukung pencegahan penularan virus dalam situasi pandemi.(rio)