Putin Akan Sita Aset Perusahaan Barat yang Tinggalkan Rusia

MOSKOW (RIAUPOS.CO) – Presiden Rusia Vladimir Putin akan melancarkan aksi balas dendam atas sanksi negara barat dengan mengambil alih aset perusahaan-perusahaan yang meninggalkan tanah mereka.

Lebih dari 50 perusahaan kakap dunia menarik diri dari Rusia setelah invasi militer yang dilakukan ke Ukraina. Mereka menutup toko, pabrik dan menangguhkan operasi hanya selang sepekan Rusia menggempur wilayah Ukraina.

- Advertisement -

"Kita perlu bertindak tegas terhadap perusahaan yang akan menghentikan produksi mereka. Kita perlu mentransfer perusahaan-perusahaan ini kepada mereka yang ingin tetap beroperasi di Rusia," ujar Putin dalam video yang disiarkan oleh media Rusia, seperti dilansir CNN.

Untuk merealisasikan perintah Putin, Perdana Menteri Rusia Mikhail Mishustin mengatakan bahwa saat ini undang-undang telah dirancang untuk mengatur tindakan tersebut.

- Advertisement -

"Jika pemilik asing menutup perusahaan secara tidak wajar, maka dalam kasus itu pemerintah dapat mengusulkan pemberlakuan administrasi eksternal. Bergantung pada keputusan pemilik yang akan menentukan nasib perusahaan di masa depan," kata Mishustin.

Pemerintah Rusia mengeluarkan daftar barang dan peralatan yang sebelumnya diimpor yang akan disita alias tidak boleh dipindahkan ke luar negeri oleh perusahaan.

Menurut sebuah pernyataan yang diterbitkan di situs pemerintah, daftar tersebut mencakup lebih dari 200 item, termasuk sarana teknologi, telekomunikasi, peralatan medis, kendaraan, mesin pertanian, peralatan listrik serta mobil dan lokomotif kereta api, kontainer, turbin, logam dan batu.Kemudian, mesin pengolah, monitor, proyektor, konsol, dan panel. Pembatasan tersebut akan terus berlaku hingga akhir tahun 2022.

"Tugas utamanya adalah untuk mempertahankan kegiatan organisasi dan pekerjaan. Sebagian besar bisnis mengumumkan pemberhentian sementara sambil mempertahankan pekerjaan dan upah, dan kami akan memantau situasi ini dengan cermat," imbuhnya.

Sebagai informasi,aksi eksodus perusahaan-perusahaan ternama mencakup McDonalds, Coca-Cola dan Apple, serta grup minyak besar terkemuka, seperti BP dan Shell.

Langkah itu diikuti oleh Goldman Sachs yang menegaskan bahwa mereka berhenti beroperasi di negara Beruang Merah sepenuhnya. Bank-bank lain kemungkinan akan mengikuti.

Organisasi hak-hak konsumen Rusia telah menyusun daftar perusahaan yang telah memutuskan untuk angkat kaki dan dapat diambil alih oleh pemerintah, menurut sebuah laporan di surat kabar Rusia, Izvestiya.

Daftar yang dilaporkan dikirim ke Pemerintah Rusia dan Kejaksaan Agung, mencakup 59 perusahaan. Di antaranya, Volkswagen, Apple, IKEA, Microsoft, IBM, Shell, McDonald's, Porsche, Toyota, H&M, dan dapat diperbarui dengan lebih banyak merek.

Sumber: AFP/CNN/Reuters/Berbagai Sumber
Editor: Hary B Koriun

 

MOSKOW (RIAUPOS.CO) – Presiden Rusia Vladimir Putin akan melancarkan aksi balas dendam atas sanksi negara barat dengan mengambil alih aset perusahaan-perusahaan yang meninggalkan tanah mereka.

Lebih dari 50 perusahaan kakap dunia menarik diri dari Rusia setelah invasi militer yang dilakukan ke Ukraina. Mereka menutup toko, pabrik dan menangguhkan operasi hanya selang sepekan Rusia menggempur wilayah Ukraina.

"Kita perlu bertindak tegas terhadap perusahaan yang akan menghentikan produksi mereka. Kita perlu mentransfer perusahaan-perusahaan ini kepada mereka yang ingin tetap beroperasi di Rusia," ujar Putin dalam video yang disiarkan oleh media Rusia, seperti dilansir CNN.

Untuk merealisasikan perintah Putin, Perdana Menteri Rusia Mikhail Mishustin mengatakan bahwa saat ini undang-undang telah dirancang untuk mengatur tindakan tersebut.

"Jika pemilik asing menutup perusahaan secara tidak wajar, maka dalam kasus itu pemerintah dapat mengusulkan pemberlakuan administrasi eksternal. Bergantung pada keputusan pemilik yang akan menentukan nasib perusahaan di masa depan," kata Mishustin.

Pemerintah Rusia mengeluarkan daftar barang dan peralatan yang sebelumnya diimpor yang akan disita alias tidak boleh dipindahkan ke luar negeri oleh perusahaan.

Menurut sebuah pernyataan yang diterbitkan di situs pemerintah, daftar tersebut mencakup lebih dari 200 item, termasuk sarana teknologi, telekomunikasi, peralatan medis, kendaraan, mesin pertanian, peralatan listrik serta mobil dan lokomotif kereta api, kontainer, turbin, logam dan batu.Kemudian, mesin pengolah, monitor, proyektor, konsol, dan panel. Pembatasan tersebut akan terus berlaku hingga akhir tahun 2022.

"Tugas utamanya adalah untuk mempertahankan kegiatan organisasi dan pekerjaan. Sebagian besar bisnis mengumumkan pemberhentian sementara sambil mempertahankan pekerjaan dan upah, dan kami akan memantau situasi ini dengan cermat," imbuhnya.

Sebagai informasi,aksi eksodus perusahaan-perusahaan ternama mencakup McDonalds, Coca-Cola dan Apple, serta grup minyak besar terkemuka, seperti BP dan Shell.

Langkah itu diikuti oleh Goldman Sachs yang menegaskan bahwa mereka berhenti beroperasi di negara Beruang Merah sepenuhnya. Bank-bank lain kemungkinan akan mengikuti.

Organisasi hak-hak konsumen Rusia telah menyusun daftar perusahaan yang telah memutuskan untuk angkat kaki dan dapat diambil alih oleh pemerintah, menurut sebuah laporan di surat kabar Rusia, Izvestiya.

Daftar yang dilaporkan dikirim ke Pemerintah Rusia dan Kejaksaan Agung, mencakup 59 perusahaan. Di antaranya, Volkswagen, Apple, IKEA, Microsoft, IBM, Shell, McDonald's, Porsche, Toyota, H&M, dan dapat diperbarui dengan lebih banyak merek.

Sumber: AFP/CNN/Reuters/Berbagai Sumber
Editor: Hary B Koriun

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya