PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit periode 9-15 September mengalami kenaikan pada setiap kelompok umur. Jumlah kenaikan terbesar terjadi pada kelompok umur 10-20 tahun sebesar Rp106,81 per kilogram dari harga pekan lalu. Sehingga harga pembelian TBS petani untuk periode satu pekan ke depan naik menjadi Rp2.046.48 per kilogram.
Kepala Dinas Perkebunan Riau Zulfadli melalui Kabid Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan Defris Hatmaja mengatakan, kenaikan harga TBS ini disebabkan oleh faktor internal dan faktor eksternal. Untuk faktor internal, naiknya harga TBS periode ini disebabkan oleh terjadinya kenaikan harga jual CPO dan kernel dari seluruh perusahaan yang menjadi sumber data.
"Untuk harga jual CPO, PTPN V mengalami kenaikan harga sebesar Rp421,41 per kilogram, Sinar Mas Group mengalami kenaikan harga sebesar Rp464,00 per kilogram, PT Astra Agro mengalami kenaikan harga sebesar Rp960,00 per kilogram, PT Asian Agri Group mengalami kenaikan harga sebesar Rp451,46 per kilogram dari harga pekan lalu, PT Citra Riau Sarana (CRS) mengalami kenaikan harga sebesar Rp331.10 per kilogram dari harga pekan lalu," katanya.
Sedangkan untuk harga jual kernel, PT. Astra Agro mengalami kenaikan harga sebesar Rp107.28 per kilogram, PT Asian Agri Group mengalami kenaikan harga sebesar Rp265,00 per kilogram, dan PT Citra Riau Sarana mengalami kenaikan harga sebesar Rp77,91 per kilogram dari harga pekan lalu.
Sementara dari faktor eksternal, kenaikan harga TBS pekan ini karena kenaikan harga CPO ini mendapat sentimen positif dari pergerakan harga minyak nabati global. Harga minyak kedelai di awal pekan ini sempat melesat naik sekitar 2,5 persen.
Kenaikan harga kompetitornya tersebut tentunya turut mengerek naik harga CPO. Harga CPO untuk kontrak pengiriman November di Bursa Malaysia Derivatif Exchange menguat 10 ringgit atau 0,35 persen ke 2.845 ringgit Malaysia per ton.
"Sebelumnya harga CPO sempat turun 9 ringgit ke 2.826 per ton. Berbalik arahnya harga CPO yang terjadi di awal pekan ini kemungkinan besar disebabkan oleh adanya optimisme perbaikan permintaan ke depannya, mengingat adanya festival Deepwali pertengahan November serta impor Cina yang diperkirakan naik bulan ini," jelasnya.(sol)