Sabtu, 23 November 2024
spot_img

Kadisbun Minta Petani Sawit Bermitra dengan PKS

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Kepala Dinas Perkebunan (Kadisbun) Provinsi Riau Ir Zulfadli mengaku prihatin dengan harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit yang terus turun. Menyikapi hal itu, Kadisbun pun menyampaikannya kepada Direktur Jenderal (Dirjen) Perlindungan Perkebunan Kementerian Pertanian Ir Baginda Siagian.

"Perkebunan sawit di Riau kurang lebih 3,38 juta hektare, terluas di Indonesia. Produk CPO juga terbesar. Namun saat ini harga TBS turun terus. Makanya kami di Riau minta pemerintah pusat untuk mengendalikan harga TBS ini," pinta Kadisbun saat pembukaan Pelatihan Penumbuhan Kebersamaan Perkebunan, Program Pengembangan SDM Perkebunan Kelapa Sawit, di Hotel Bono Pekanbaru, Kamis (23/6).

Zulfadli mengingatkan petani untuk tidak larut dengan penurunan harga TBS saat ini. "Badai pasti berlalu. Makanya aplikasikan ilmu yang didapat dari pelatihan ini untuk diri sendiri dan orang banyak," ajaknya.

Baca Juga:  Densus 88 Tangkap 13 Terduga Teroris di Riau

Kadisbun juga berharap petani pandai dalam menjual hasil panennya. "Bermitralah dengan PKS. Karena dengan bermitra akan mendapatkan harga yang terbaik. Potongan tak ada lagi, petani bisa langsung jual buah ke PKS, tetapi tentu harus bermitra dulu," katanya.

Dirjen Perlindungan Perkebunan Kementerian Pertanian Ir Baginda Siagian, didaulat membuka Pelatihan Penumbuhan Kebersamaan Perkebunan, Program Pengembangan SDM Perkebunan Kelapa Sawit.

Ia menyampaikan, saat ini produktivitas kepala sawit Indonesia hanya 3,6 ton per hektare. Padahal jika dimaksimalkan bisa mencapai 5 sampai 6 ton. Penyebabnya tentulah sumber daya manusia yang belum maksimal. "Makanya kita berharap dengan pelatihan ini, sumber daya manusia pekebun sawit Indonesia akan meningkat," harapnya.

Baca Juga:  Jilatan Api Ancam Sumur Minyak Riau

Sedangkan Pimpinan Pelatihan LPP Agro Nusantara Sulthon Parinduri mengatakan, perkebunan rakyat sebagai salah satu penopang industri sawit negara, haruslah juga dikelola secara baik, terarah, profesional, dan yang terpenting adalah mampu berperan aktif dalam menciptakan suatu sistem industri kelapa sawit yang berkesinambungan. Untuk menuju tata kelola perkebunan sawit rakyat yang berkelembagaan, sustain, profesional dan baik, maka diperlukan dukungan SDM yang kompoten. Pengembangan SDM perkebunan kelapa sawit ini dilakukan secara terintegrasi melalui penyuluhan, pendampingan.(rnl)

 

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Kepala Dinas Perkebunan (Kadisbun) Provinsi Riau Ir Zulfadli mengaku prihatin dengan harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit yang terus turun. Menyikapi hal itu, Kadisbun pun menyampaikannya kepada Direktur Jenderal (Dirjen) Perlindungan Perkebunan Kementerian Pertanian Ir Baginda Siagian.

"Perkebunan sawit di Riau kurang lebih 3,38 juta hektare, terluas di Indonesia. Produk CPO juga terbesar. Namun saat ini harga TBS turun terus. Makanya kami di Riau minta pemerintah pusat untuk mengendalikan harga TBS ini," pinta Kadisbun saat pembukaan Pelatihan Penumbuhan Kebersamaan Perkebunan, Program Pengembangan SDM Perkebunan Kelapa Sawit, di Hotel Bono Pekanbaru, Kamis (23/6).

- Advertisement -

Zulfadli mengingatkan petani untuk tidak larut dengan penurunan harga TBS saat ini. "Badai pasti berlalu. Makanya aplikasikan ilmu yang didapat dari pelatihan ini untuk diri sendiri dan orang banyak," ajaknya.

Baca Juga:  Satu Lagi Pasien Positif yang Meninggal Asal Pekanbaru Dirawat di RS Ibnu Sina

Kadisbun juga berharap petani pandai dalam menjual hasil panennya. "Bermitralah dengan PKS. Karena dengan bermitra akan mendapatkan harga yang terbaik. Potongan tak ada lagi, petani bisa langsung jual buah ke PKS, tetapi tentu harus bermitra dulu," katanya.

- Advertisement -

Dirjen Perlindungan Perkebunan Kementerian Pertanian Ir Baginda Siagian, didaulat membuka Pelatihan Penumbuhan Kebersamaan Perkebunan, Program Pengembangan SDM Perkebunan Kelapa Sawit.

Ia menyampaikan, saat ini produktivitas kepala sawit Indonesia hanya 3,6 ton per hektare. Padahal jika dimaksimalkan bisa mencapai 5 sampai 6 ton. Penyebabnya tentulah sumber daya manusia yang belum maksimal. "Makanya kita berharap dengan pelatihan ini, sumber daya manusia pekebun sawit Indonesia akan meningkat," harapnya.

Baca Juga:  Penambahan Enam Pasien Positif dari Pekanbaru, Rohil dan Siak

Sedangkan Pimpinan Pelatihan LPP Agro Nusantara Sulthon Parinduri mengatakan, perkebunan rakyat sebagai salah satu penopang industri sawit negara, haruslah juga dikelola secara baik, terarah, profesional, dan yang terpenting adalah mampu berperan aktif dalam menciptakan suatu sistem industri kelapa sawit yang berkesinambungan. Untuk menuju tata kelola perkebunan sawit rakyat yang berkelembagaan, sustain, profesional dan baik, maka diperlukan dukungan SDM yang kompoten. Pengembangan SDM perkebunan kelapa sawit ini dilakukan secara terintegrasi melalui penyuluhan, pendampingan.(rnl)

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari