PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Harga cabai merah di Kota Pekanbaru terus mengalami kenaikan, bahkan di atas Rp100 ribu per kilogram. Dinas Perdagangan dan Perindustrian (DPP) Kota Pekanbaru mencatat, harga cabai merah Bukittinggi mencapai Rp102.500 per kilogram, Senin (13/6).
Berdasarkan pantauan Riau Pos, dibandingkan bulan lalu, Selasa (31/5) kenaikan mencapai Rp38.500 per kilogram. Di mana pada saat itu, harga cabai merah Bukittinggi sebesar Rp64 ribu per kilogram.
Kenaikan ini dikeluhkan oleh masyarakat. Pasalnya, untuk membeli cabai merah mereka merogoh kantong lebih dalam untuk memenuhi keperluan sehari-hari. "Biasanya masak pakai cabai merah, beli Rp15 ribu sudah dapat banyak. Sekarang dapatnya nggak seberapa," kata salah seorang masyarakat, Riska.
Riska berharap, harga cabai merah dapat segera kembali seperti sebelumnya. Ia menuturkan, bulan Mei lalu harga cabai merah per kilogram masih di bawah Rp70 ribu, tapi kini semakin meroket. "Semoga segera kembali murah," harapnya.
Selain cabai merah, Disperindag Kota Pekanbaru juga mencatat, kenaikan terjadi pada minyak goreng kemasan curah plastik menjadi Rp19.500 per 1 kilogram, daging ayam ras menjadi Rp30 ribu per 1 kilogram, bawang merah menjadi Rp60 ribu per kilogram, dan bawang putih menjadi Rp25 ribu per kilogram.
Sementara pada Selasa (31/5) lalu harga minyak goreng kemasan curah plastik adalah Rp17 ribu per kilogram, daging ayam ras Rp27 ribu, bawang merah Rp50 ribu, dan bawang putih RpRp22 ribu.
Terkait kenaikan harga cabai merah tersebut, Dinas Perdagangan dan Perindustrian (DPP) Kota Pekanbaru Ingot Ahmad Hutasuhut menuturkan akan segera mengkoordinasikan dengan pihak-pihak terkait.
Ingot menampik jika ada penimbunan sehingga menyebabkan kenaikan harga yang signifikan. "Sementara ini kenaikan dari daerah penghasil, karena masih panen, dan cost produksi," ungkapnya.
Tidak hanya ibu rumah tangga saja yang menjerit, pengusaha kuliner yang berada di kawasan Jalan Kartini juga ikut meringis. Pasalnya harga kebutuhan pokok seperti cabai, bawang dan lain-lain melejit. Namun para pedagang tersebut tetap memilih berjualan menjajakan dagangan daripada menutup usaha milik mereka.
Salah satunya adalah Dian. Ia adalah pengusaha kuliner ayam penyet yang sangat terdampak dari melonjaknya harga kebutuhan pokok. "Mau tidak mau ya harus tetap berjualan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Yang penting bisa makan dan membayar gaji karyawan. Sudah cukup," ujar Diah kepada Riau Pos, Senin (13/6).
Dian mengaku sebelumnya juga sudah mengeluhkan dengan naiknya harga minyak goreng. Bahkan hingga saat ini juga tak kunjung turun ditambah lagi dengan naiknya harga kebutuhan pokok lainnya tentunya semakin menjerit.
Namun, wanita berusia 36 tahun itu lebih memilih untuk tidak menaikkan harga makanannya. Namun mengurangi porsi makanan. "Jika harga dinaikkan takutnya pelanggannya kabur. Cara mengakalinya dengan mengurangi porsi makanan seperti porsi cabainya dikurangi dan lain-lain," terangnya.
Lebih lanjut dikatakannya, harga cabai merah saat ini mencapai harga Rp120 ribu per kilogram, padahal sebelumnya hanya Rp60 ribu, bahkan Rp50 per kilogram. Sementara bawang merah Rp50 per kilogram. Sementara harga cabai rawit mencapai Rp120-130 per kilogramnya. Kemudian, telur ayam buras Rp55 ribu per papa. "Mungkin naik karena menjelang Iduladha," ungkapnya.
Kenaikan harga kebutuhan pokok seperti cabai merah diakui oleh salah seorang pedagang sembako yang berada di Jalan Harapan Raya Pekanbaru, Ujang. Ia mengungkapkan saat ini harga cabai merah mencapai Rp119 ribu per kilogram.
"Iya, harga kebutuhan pokok rata-rata mengalami kenaikan seperti harga cabai merah Rp119 ribu per kilogram, kemudian bawang merah Rp50 ribu per kilogram, telur ayam buras Rp55 ribu per papanya," ujar Ujang.
Sementara itu, cabai merah di Kepulauan Meranti mulai sulit didapati. Kalaupun ada, harganya cukup tinggi. Kenaikan mencapai 50 persen dari harga normal. Dampak kondisi tersebut, sejumlah warga membeli cabai secara mandiri ke Pekanbaru melalui jasa penitipan kapal domestik.
Demikian disampaikan salah Suci, salah seorang warga Kecamatan Tebingtinggi Kabupaten Kepulauan Meranti. "Susah mendapatinya (cabai merah). Kalaupun ada harga mahal. Naik dua kali lipat dari harga sebelumnya. Kalau tidak salah sekarang sudah Rp110 ribu. Beruntung kemarin kami kirim dari Pekanbaru 4 kilogram lewat kapal penumpang. Akhir pekan lalu di Pekanbaru, per kilogram hanya Rp80 ribu," ungkapnya kepada Riau Pos, Senin (13/6).
Pola yang sama juga disampaikan oleh Rini. Walaupun belanja cabai di sana bukanlah alasan utamanya ke Pekanbaru. Namun dirinya memanfaatkan kesempatan untuk berbelanja, mumpung harga lebih murah.
"Kemarin kita ada urusan pribadi di Pekanbaru, tapi berhubung harga di Selatpanjang tinggi jadi sekalian beli cabai. Kita beli kemarin Rp 76 ribu sekilo," tuturnya. "Kita harapkan bisa turun (harga cabai), apalagi gak tanggung harganya naik," ujarnya.
Terpisah Kepala Bidang Perdagangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Koperasi dan UKM Kepulauan Meranti Izam mengaku dua pasar yang yang menjadi rujukan harga cabai di Meranti menjual cabai merah dengan harga jual Rp100 hingga Rp110 ribu per kilogram.
"Pantauan kami, harga cabai di Pasar Modern dan Pasar Juling selisih Rp10 ribu per kilogram. Di Juling itu Rp110 ribu per kilogram, kalau di Pasar Modern Rp110 ribu per kilogram. Dan harga itu akan lebih tinggi di pasar-pasar lain," ungkapnya.
Dari informasi yang diterima pihaknya, kenaikan harga cabai merah tersebut terjadi karena ketersediaan atau stok cabai di Riau yang menipis. Selama ini dikatakan Izam, pasokan cabai di Meranti dominan berasal dari daerah Bukittinggi, Sumatra Barat.
Namun dirinya mengatakan saat ini ada beberapa faktor yang menyebabkan pasokan minim, di antaranya faktor cuaca yang membuat panen terhambat. Bahkan Izam mengatakan tidak menutup kemungkinan harga cabai merah akan terus tinggi, bahkan sulit didapati ketola kondisi tak segera diubah.
Menindaklanjuti hal tersebut, dikatakan Izam pihaknya akan melakukan koordinasi dengan Pemerintah Provinsi Riau. "Hari ini (kemarin, red) Kadis berangkat ke Pekanbaru. Dijadwalkan besok (hari ini, red) bertemu dengan dinas provinsi terkait permasalahan ini," ujarnya.
Selain itu, satu dari tiga distributor juga berencana akan memasok cabai dari Sumatera Utara jika memang masih dianggap wajar dari sisi efektivitas harga. Ini sebagai persiapan mereka akan mendukung langkah tersebut.(anf/dof/wir)