PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru memprediksi cuaca di Provinsi Riau lebih kering pada September. Untuk itu Tim Satgas Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) Provinsi Riau diminta lebih waspada.
"Pada September kondisinya akan lebih kering, karena curah hujan mulai berkurang. Untuk itu kita harus lebih waspada lagi di sini," ujar Kasi Data dan Informasi BMKG Pekanbaru, Marzuki.
Selain potensi kondisi cuaca yang lebih kering, arah angin pada bulan tersebut juga akan mengarah ke negara tetangga Malaysia dan Singapura. Karena itu, jika terjadi karhutla di Riau, maka kabut asap diprediksi sampai ke negara tetangga tersebut.
"Jika terjadi karhutla dan tidak segera ditangani, maka asapnya berpotensi sampai ke Malaysia dan Singapura. Tapi lebih cenderung ke Malaysia," sebutnya.
Meskipun kondisi cuaca diprediksi akan kering, pada bulan itu juga diprediksi masih akan terjadi hujan yang tidak merata dengan intensitas ringan hingga sedang. Bahkan di beberapa daerah juga bisa terjadi hujan dengan intensitas deras.
"Riau ini tipe iklimnya equatorial, yang mana saat musim kemarau pun masih bisa berpeluang terjadi hujan. Dengan catatan tidak terjadi badai tropis yang kuat," jelasnya.
Sementara itu, untuk hot spot di Riau pada Kamis (29/8) pagi, tidak ada terpantau atau nihil. Untuk jarak pandang di Kota Pekanbaru mencapai 5 km, Rengat 5 km, Dumai 6 km dan Pelalawan 5 km. "Hot spot di beberapa provinsi lain di Sumatera seperti Sumatera Selatan, Jambi, Sumatera Barat, Lampung juga nihil. Kalau sebelumnya, di provinsi tersebut juga terpantau ada hot spot," sebutnya.(sol)
PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru memprediksi cuaca di Provinsi Riau lebih kering pada September. Untuk itu Tim Satgas Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) Provinsi Riau diminta lebih waspada.
"Pada September kondisinya akan lebih kering, karena curah hujan mulai berkurang. Untuk itu kita harus lebih waspada lagi di sini," ujar Kasi Data dan Informasi BMKG Pekanbaru, Marzuki.
- Advertisement -
Selain potensi kondisi cuaca yang lebih kering, arah angin pada bulan tersebut juga akan mengarah ke negara tetangga Malaysia dan Singapura. Karena itu, jika terjadi karhutla di Riau, maka kabut asap diprediksi sampai ke negara tetangga tersebut.
"Jika terjadi karhutla dan tidak segera ditangani, maka asapnya berpotensi sampai ke Malaysia dan Singapura. Tapi lebih cenderung ke Malaysia," sebutnya.
- Advertisement -
Meskipun kondisi cuaca diprediksi akan kering, pada bulan itu juga diprediksi masih akan terjadi hujan yang tidak merata dengan intensitas ringan hingga sedang. Bahkan di beberapa daerah juga bisa terjadi hujan dengan intensitas deras.
"Riau ini tipe iklimnya equatorial, yang mana saat musim kemarau pun masih bisa berpeluang terjadi hujan. Dengan catatan tidak terjadi badai tropis yang kuat," jelasnya.
Sementara itu, untuk hot spot di Riau pada Kamis (29/8) pagi, tidak ada terpantau atau nihil. Untuk jarak pandang di Kota Pekanbaru mencapai 5 km, Rengat 5 km, Dumai 6 km dan Pelalawan 5 km. "Hot spot di beberapa provinsi lain di Sumatera seperti Sumatera Selatan, Jambi, Sumatera Barat, Lampung juga nihil. Kalau sebelumnya, di provinsi tersebut juga terpantau ada hot spot," sebutnya.(sol)