PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Membantu mengurangi angka kemiskinan di wilayah Provinsi Riau, Gubernur Riau H Syamsuar bersama Wakil Gubernur Riau Edy Natar Nasution memprioritaskan program pengumpulan zakat. Apalagi memang sejak dilantik, penggerak zakat sudah menjadi salah satu programnya untuk mengentaskan kemiskinan.
“Ini sudah komitmen kami berdua untuk mengatakan zakat dan wakaf di Riau,†Kata Syamsuar dalam rapat koordinasi zakat dan iftitah gerakan masyarakat Riau berzakat di Gedung Daerah Jalan Diponegoro Pekanbaru, Kamis (23/5).
Pembayaran zakat sendiri, lanjut Syamsuar, negara melalui peraturan pemerintah dan undang-undang telah mengatur mengenai hal tersebut. Tidak hanya itu, zakat juga merupakan perintah Allah SWT kepada seluruh umat muslim.
“Kemana pun saya pergi. Pasti saya beritahukan ini,†tambahnya.
Apabila gerakan pembayaran zakat dilakukan secara masif di 12 Kabupaten/kota. Syamsuar optimis dapat mengurangi jumlah warga miskin di Riau ini. Sebab, keberadaan zakat dinilai mampu membantu pemerintah dalam menjalankan program sosial.
“Karena, tidak semua program itu didanai oleh pemerintah daerah. Tidak masuk dalam perencanaan APBD, sehingga harus didanai dari luar pemerintah,†rincinya.
Dengan gencarnya sosialisasi yang dilakukan pemerintah kepada instansi maupun masyarakat dapat menumbuhkan kesadaran terutama kepada para wajib zakat untuk membayarkan zakat ke Unit Pungumpul Zakat (UPZ) dan Badan Amil Zakar (BAZ) yang resmi dan sudah ditetapkan oleh pemerintah.
“Ini semua untuk membantu kaum duafa. Tentunya saya harapkan melalui ulama bisa mensyiarkan kepada masyarakat ke depan untuk meningkatkan pembayaran zakat ini,†jelasnya.
Sementara, Wakil Ketua Baznas Pusat Zainilbahar Noor mengatakan, potensi zakat di Indonesia terbilang cukup besar akan tetapi belum tergarap secara maksimal. Padahal menurut survei sepuluh tahun laku, potensi zakat Indonesia bisa mencapai Rp230 triliun.
“Namun, Baznas mencatat penerimaan pelaporan zakat di seluruh Provinsi di Indonesia hanya sekitar Rp8,1 triliun pada tahun lalu,†ungkapnya.
Kendati demikian, pihaknya tetap optimis dengan program yang telah disusun dan disokong oleh seluruh pemerintah daerah, penerimaan zakat Indonesia bisa meningkat drastis dari sebelumnya. Kemudian, apa yang dilakukan oleh Pemprov Riau dalam menggerakan program zakat tentunya sejalan dengan rencana Baznas.
“Dalam dua tahun, apabila semua gerakan pengumpulan zakat berjalan, maka Indonesia bisa kumpulkan zakat mencapai Rp100 triliun setahunnya,†urainya.
Senada dengan hal tersebut, pemerintah kabupaten Indragiri Hilir melalui Sekretaris Daerah Inhil H Said Syarifuddin telah menganggarkan dana kurang lebih sebesar Rp2 miliar untuk hibah operasional kepada Baznas Inhil setiap tahunnya.
“Pemerintah cukup perhatian dengan masyarakat kurang mampu busa terbantu. Dengan ini, Bupati ingin operasional Baznas berjalan dengan baik,†tambahnya.
Dana operasional yang sudah dua tahun berturut-turut diberikan kepada Baznas Inhil itu telah memiliki 41 unit pengumpul yang tersebar diseluruh kecamatan dan masjid besar yang ada di kabupaten berjuluk seribu parit tersebut. Di samping itu, dengan dukungan dana itu, pihaknya mampu menjangkau mustahik lebih luas lagi menjangkau hinga ke desa-desa.
“Tahun ini, kami menyebarkan dua ribu paket ramadhan berupa sembako yang nilainya itu setara dengan Rp500 ribu,†sambung ketua Baznas Inhil M Yunus Hasbi.
Manfaat dana operasional itu, Kata Yunus, pemberian sembako tidak terkonsentrasi di kota saja, melainkan sudah sampai kecamatan dan desa-desa. “Bahkan bulan lalu, operasi katarak untuk 240 orang duafa dilakukan. Lagi lagi itu murni dari uang zakat,†tutupnya.(*1)