Sabtu, 23 November 2024
spot_img

Satu Warga Meninggal Dunia Akibat DBD

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Hingga Februari 2022, satu orang warga Kota Pekanbaru meninggal dunia akibat demam berdarah dengue (DBD). Secara umum, awal tahun ini sudah ada 125 orang yang terjangkit.

Warga yang meninggal dunia akibat DBD ini adalah sorang remaja, warga Kecamatan Payung Sekaki. Dia menghembuskan nafas terakhir karena terlambat mendapat penanganan medis.

"Dibandingkan tahun lalu ada peningkatan kasus. Satu orang remaja meninggal dunia karena terlambat penanganan," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru, Zaini Rizaldi Saragih, Kamis (10/2).

Menurutnya, jika dibandingkan dengan tahun lalu, total kasus sebanyak 400 kasus hingga Desember 2021. Dari jumlah itu, sebanyak dua orang meninggal dunia. Zaini menyebut peningkatan kasus terjadi karena peralihan musim.

Baca Juga:  Alumni PCR Karya Utama dan Aset Berharga

Dengan adanya peningkatan kasus ini, Zaini mengingatkan agar menjaga kebersihan lingkungan. Ia mengajak masyarakat untuk melakukan 3M. Menguras bak penampungan, Menutup tempat penampungan air, dan mengubur barang-barang bekas.

Diharapkan agar warga tidak mengandalkan fogging untuk memberantas nyamuk. Pasalnya, fogging tidak dapat membunuh jentik atau larva dari nyamuk penyebab DBD tersebut. "DBD tidak bisa selesai dengan fogging, karena fogging hanya membunuh nyamuk dewasa. Jadi tidak efektif," jelasnya.

Zaini juga mengingatkan masyarakat untuk segera memeriksakan ke fasilitas kesehatan apabila merasakan gejala-gejala DBD. "Seperti demam berkepanjangan, dan muncul bintik merah. Penanganan yang cepat dapat meminimalisir korban jiwa, " singkatnya.(yls)

Lapoaran M ALI NURMAN, Pekanbaru

Baca Juga:  Remaja Nekat Edarkan Sabu

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Hingga Februari 2022, satu orang warga Kota Pekanbaru meninggal dunia akibat demam berdarah dengue (DBD). Secara umum, awal tahun ini sudah ada 125 orang yang terjangkit.

Warga yang meninggal dunia akibat DBD ini adalah sorang remaja, warga Kecamatan Payung Sekaki. Dia menghembuskan nafas terakhir karena terlambat mendapat penanganan medis.

- Advertisement -

"Dibandingkan tahun lalu ada peningkatan kasus. Satu orang remaja meninggal dunia karena terlambat penanganan," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru, Zaini Rizaldi Saragih, Kamis (10/2).

Menurutnya, jika dibandingkan dengan tahun lalu, total kasus sebanyak 400 kasus hingga Desember 2021. Dari jumlah itu, sebanyak dua orang meninggal dunia. Zaini menyebut peningkatan kasus terjadi karena peralihan musim.

- Advertisement -
Baca Juga:  Langgar Perda, DPRD Desak THM Ditutup

Dengan adanya peningkatan kasus ini, Zaini mengingatkan agar menjaga kebersihan lingkungan. Ia mengajak masyarakat untuk melakukan 3M. Menguras bak penampungan, Menutup tempat penampungan air, dan mengubur barang-barang bekas.

Diharapkan agar warga tidak mengandalkan fogging untuk memberantas nyamuk. Pasalnya, fogging tidak dapat membunuh jentik atau larva dari nyamuk penyebab DBD tersebut. "DBD tidak bisa selesai dengan fogging, karena fogging hanya membunuh nyamuk dewasa. Jadi tidak efektif," jelasnya.

Zaini juga mengingatkan masyarakat untuk segera memeriksakan ke fasilitas kesehatan apabila merasakan gejala-gejala DBD. "Seperti demam berkepanjangan, dan muncul bintik merah. Penanganan yang cepat dapat meminimalisir korban jiwa, " singkatnya.(yls)

Lapoaran M ALI NURMAN, Pekanbaru

Baca Juga:  Harga Ayam Broiler Naik
Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari