JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif memperkirakan pegelaran balap motor kelas dunia MotoGP Mandalika 2022 bakal menghasilkan perputaran ekonomi senilai hingga Rp500 miliar dan menyerap 11 ribu tenaga kerja.
"Untuk jangka panjang, lebih dari 50 ribu lapangan kerja akan terbuka melalui berbagai event yang digelar di Pertamina Mandalika International Circuit," kata Menteri Parekraf/Kepala Baparekraf Sandiaga Uno, kemarin (10/2)
Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta itu mengatakan, dirinya akan mengawasi langsung rangkaian tes pramusim Grand Prix Indonesia di Sirkuit Mandalika yang akan berlangsung mulai 11 hingga 13 Februari.
Lebih dari sekadar perputaran ekonomi, Sandi menyebut penyelenggaraan MotoGP Mandalika juga akan menjadi sarana promosi yang efektif sehingga akan menambah daya tarik atau country branding Indonesia di mata dunia.
Sandi mengajak semua pihak untuk dapat terus memperkuat kolaborasi dalam mempersiapkan ajang balap MotoGP Mandalika yang akan berlangsung kurang dari 45 hari. Mulai dari hal teknis, infrastruktur, akomodasi, dan transportasi. "Termasuk yang tidak kalah penting adalah penerapan protokol kesehatan (prokes)," kata Menparekraf Sandiaga dalam keterangannya, Kamis (10/2).
Seperti diketahui, Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 sebelumnya menerbitkan Surat Edaran (SE) Nomor 5 Tahun 2022 tentang Protokol Kesehatan Sistem Bubble pada Kegiatan MotoGP 2022 di Mandalika.
Seluruh pelaku sistem bubble terkecuali bagi tenaga pendukung hanya diperkenankan melakukan kegiatan di zona yang telah ditentukan pada setiap fasilitas atau sarana prasarana dalam kawasan bubble. "Kami juga mengajak semua pihak untuk dapat terus memperkuat kolaborasi dalam mempersiapkan gelaran yang akan memberikan dampak yang besar, baik secara ekonomi maupun non-ekonomi," paparnya.
Di sisi lain, Kementerian PUPR memberikan dukungan infrastruktur. Selain perbaikan akses, Direktur Jenderal Perumahan Kementerian PUPR Iwan Suprijanto menyatakan bahwa pihaknya mempersiapkan rusun untuk para penonton. Rusun yang dibangun tersebut sudah dilengkapi dengan berbagai fasilitas pendukung seperti tempat tidur serta lemari pakaian serta kursi dan meja makan.
Iwan menerangkan, Direktorat Jenderal Perumahan Kementerian PUPR telah menugaskan Balai Pelaksana Penyediaan Perumahan (P2P) Nusa Tenggara I untuk berkoordinasi dengan pemerintah daerah dan pihak perguruan tinggi maupun penerima bantuan Rusun untuk segera menyiapkan sarana akomodasi tersebut.
"Hal itu dilaksanakan agar fasilitas yang sudah terbangun bisa dijaga dan dirawat dengan baik sehingga para pengunjung MotoGP juga mendapatkan pelayanan yang baik," jelas Iwan.
Kepala Balai Pelaksana Penyediaan Perumahan (P2P) Nusa Tenggara I, Rini Dyah Mawarty menerangkan, salah satu rusun yang dapat digunakan untuk sarana akomodasi dalam penyelenggaraan MotoGP adalah rusun mahasiswa Universitas Islam Al Azhar Mataram, NTB. Rusun tersebut dibangun dengan tipe 24 Pendek setinggi tiga lantai serta jumlah hunian yang sebanyak 43 unit.
Seluruh unit hunian telah dilengkapi dengan fasilitas meubelair seperti tempat tidur, meja belajar dan lemari pakaian. "Total anggaran pembangunan Rusun tersebut senilai Rp14,8 Miliar," terang Rini.
Selain pemanfaatan rusun sebagai tambahan dukungan akomodasi, Kementerian PUPR juga telah membangun sarana hunian pariwisata (Sarhunta) melalui kegiatan peningkatan kualitas hunian layak atau dikenal dengan Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) sebanyak 915 unit.
Jumlah tersebut terbagi menjadi dua yakni 300 unit di Kabupaten Lombok Tengah untuk mendukung ajang MotoGP di sirkuit Mandalika dan 98 unit di Kabupaten Lombok Utara.
"Untuk yang 398 unit tersebut semua peruntukannya sebagai homestay. Sedangkan sisanya sebanyak 517 unit dilaksanakan peningkatan kualitas rumah tidak layak huni di sepanjang koridor kawasan pariwisata Mandalika," jelas Rini.(tau/jpg)