Jumat, 20 September 2024

Kurikulum Prototipe Diterapkan Tahun Depan

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Opsi penerapan kurikulum prototipe yang ditawarkan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) sebagai pilihan bagi sekolah dalam mengatasi learning loss dan mengakselerasi transformasi pendidikan nasional mendapat dukungan dari Komisi X DPR RI.

Ketua Komisi X DPR RI Syaiful Huda menyampaikan adaptasi dan inovasi diperlukan agar dapat bertahan di tengah perkembangan zaman. Salah satunya menyangkut opsi model kurikulum yang berlaku di Indonesia.

“Sikap terbaik kita adalah beradaptasi dan melakukan terobosan inovasi di dunia pendidikan kita karena disrupsi di bidang pendidikan akan berdampak langsung kepada peserta didik kita di semua jenjang. Salah satu opsi dari adaptasi adalah melakukan pembaruan kurikulum kita,” ungkapnya, Rabu (29/12).

Baca Juga:  100 Kali Lebih Cepat dari 5G, Teknologi 6G Diprediksi Hadir 2030

Huda melanjutkan, ada beberapa pertimbangan mengapa kurikulum perlu disempurnakan. Beberapa kali ia berdiskusi dengan pakar penyusun kurikulum dan akhirnya berkesimpulan bahwa paradigma konservatif dalam kurikulum jika disandingkan dengan perkembangan dunia maka tak lagi relevan.

- Advertisement -

Ia menuturkan, Kemendikbudristek mengambil pemberlakukan kurikulum ini untuk opsional. Sebab, dinamika di internal dan eksternal di dunia pendidikan Indonesia melampaui apa yang diprediksikan.

“Sehingga mau tidak mau kita harus gunakan pembaruan-pembaruan. Ini adalah bagian dari risiko langkah terobosan yang harus cepat-cepat kita ambil jika tidak, kita akan tertinggal,” lanjutnya.

- Advertisement -

Kurikulum 2013 menurutnya adalah kurikulum yang padat konten dan bermuatan sangat banyak. Dalam dunia disrupsi, jika kurikulum memiliki banyak konten, maka memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mendalami sesuatu dari kecenderungan bakat mereka akan sulit.

Baca Juga:  Ikuti Berbagai Kejuaraan

“Padahal kita sedang menciptakan generasi yang kompeten,” tegasnya.

Ia mengingatkan bahwa saat ini yang dibutuhkan adalah masing-masing peserta didik memiliki kompetensi yang mumpuni. Individu terbaik adalah mereka yang menguasai sesuatu secara mendetil hingga ke akarnya.

Dengan kurikulum prototipe, dimungkinkan ruang improvisasi guru diperlebar sehingga guru dapat mengakselerasi dan mencari model terbaik dalam pembelajaran.

“Kurikulum Prototipe ingin mengurangi konten. Hal ini supaya anak-anak lebih memahami tentang suatu hal lebih detil,” tandas Huda.

Sumber: Jawapos.com

Editor : Erwan Sani

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Opsi penerapan kurikulum prototipe yang ditawarkan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) sebagai pilihan bagi sekolah dalam mengatasi learning loss dan mengakselerasi transformasi pendidikan nasional mendapat dukungan dari Komisi X DPR RI.

Ketua Komisi X DPR RI Syaiful Huda menyampaikan adaptasi dan inovasi diperlukan agar dapat bertahan di tengah perkembangan zaman. Salah satunya menyangkut opsi model kurikulum yang berlaku di Indonesia.

“Sikap terbaik kita adalah beradaptasi dan melakukan terobosan inovasi di dunia pendidikan kita karena disrupsi di bidang pendidikan akan berdampak langsung kepada peserta didik kita di semua jenjang. Salah satu opsi dari adaptasi adalah melakukan pembaruan kurikulum kita,” ungkapnya, Rabu (29/12).

Baca Juga:  Syamsurizal Minta Pemerintah Tegas ke Cina 

Huda melanjutkan, ada beberapa pertimbangan mengapa kurikulum perlu disempurnakan. Beberapa kali ia berdiskusi dengan pakar penyusun kurikulum dan akhirnya berkesimpulan bahwa paradigma konservatif dalam kurikulum jika disandingkan dengan perkembangan dunia maka tak lagi relevan.

Ia menuturkan, Kemendikbudristek mengambil pemberlakukan kurikulum ini untuk opsional. Sebab, dinamika di internal dan eksternal di dunia pendidikan Indonesia melampaui apa yang diprediksikan.

“Sehingga mau tidak mau kita harus gunakan pembaruan-pembaruan. Ini adalah bagian dari risiko langkah terobosan yang harus cepat-cepat kita ambil jika tidak, kita akan tertinggal,” lanjutnya.

Kurikulum 2013 menurutnya adalah kurikulum yang padat konten dan bermuatan sangat banyak. Dalam dunia disrupsi, jika kurikulum memiliki banyak konten, maka memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mendalami sesuatu dari kecenderungan bakat mereka akan sulit.

Baca Juga:  Kapolda Panen Raya di Mako Polair Polres Rohil

“Padahal kita sedang menciptakan generasi yang kompeten,” tegasnya.

Ia mengingatkan bahwa saat ini yang dibutuhkan adalah masing-masing peserta didik memiliki kompetensi yang mumpuni. Individu terbaik adalah mereka yang menguasai sesuatu secara mendetil hingga ke akarnya.

Dengan kurikulum prototipe, dimungkinkan ruang improvisasi guru diperlebar sehingga guru dapat mengakselerasi dan mencari model terbaik dalam pembelajaran.

“Kurikulum Prototipe ingin mengurangi konten. Hal ini supaya anak-anak lebih memahami tentang suatu hal lebih detil,” tandas Huda.

Sumber: Jawapos.com

Editor : Erwan Sani

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

Terbaru

spot_img

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari