Sabtu, 23 November 2024
spot_img

Rehal Mahal Dilahap Digital

Gedung Pustaka Soeman Hs yang berbentuk rehal itu benar-benar mencerminkan "karakter pustaka". Sepi selama dua tahun. Tidak ada lagi kunjungan anak sekolah, seminar, diskusi, bedah buku, atau mahasiswa yang mencari referensi. "Rehal" senilai Rp144 miliar itu lebih banyak tutup. Nyaris tak ada kunjungan. Berganti kunjungan daring dengan buku digital.

Laporan TIM RIAU POS, Pekanbaru

Keheningan kini jadi hari-hari rutin di Perpustakaan Soeman Hs. Gedung berlantai enam itu tak lagi dikunjungi seperti sedia kala. Padahal, per lantainya bisa dikunjungi 1.000 pengunjung atau 6 ribu pengunjung per hari. Setidaknya dulu, rata-rata ada 1.000 kunjungan per harinya. Kini tidak ada anak TK, siswa, atau mahasiswa yang rutin berkunjung. Bahkan di hari kunjungan perpustakaan 14 September, kunjungan pustaka juga minim.

Hingga pukul 10.00 WIB, Selasa (14/9), tercatat hanya tiga pengunjung di perpustakaan itu. Di teras yang jadi ruang tunggu pustaka yang nilai bangunannya saja Rp118 miliar itu, tidak ada orang. Beberapa petugas CS (cleaning service), sibuk mengurus hal lainnya, yakni sekumpulan lebah yang turun ke dalam ruangan. Tak didatangi orang, lebah pun mulai bersarang.

"Bersarang di bagian atas, Pak!" ujar seorang pustakawan Yunel Vios Dedi.

Yunel menemui Riau Pos setelah melihat ada yang datang. Dengan ramah dia menawarkan pencarian buku. Pengunjung memang hanya boleh mencari buku di mesin pencarian pada komputer milik Perpustakaan Soeman Hs ini di lantai dasar. Selanjutnya menunggu. Jika ruang komputer penuh, maka pemustaka menunggu di luar gedung, pada kursi yang disediakan, yang saat itu kosong. Tidak ada pengunjung lain ketika itu.

Pemustaka atau pengunjung hanya boleh sampai di lantai dasar, di ruang komputer untuk pencarian buku itu. Hanya petugas yang boleh naik ke atas pustaka mencari buku atau dokumen lainnya yang diperlukan. Setelah buku didapat, dan diberikan, maka boleh dibaca di tempat atau dipinjam untuk dibawa pulang. Hanya anggota yang boleh membawa pulang.

Baca Juga:  KPK Perpanjang Penahanan Tiga Tersangka Kasus PAW PDIP

"Kalau ke bilik Melayu masih boleh masuk, tapi sangat terbatas. Sebab buku-buku di bilik Melayu tak boleh dibawa pulang," ujar Yunel.

Menurut Yunel, pagi hari memang sangat jarang ada pengunjung. Di masa pandemi ini, kebanyakan pengunjung datang di siang hari. Tapi itu pun jumlahnya sangat terbatas. Perpustakaan  berdinding kaca yang dilengkapi ruangan baca dan ruangan kedap suara untuk diskusi itu kini benar-benar kedap. Ruang-ruang seminar dan bedah buku juga kosong melompong. Diakui Yunel, kadang masih ada yang meminjam ruangan.

"Tapi benar-benar dibatasi karena pandemi ini," ujarnya.

Kondisi hampir serupa terjadi di Perpustakaan Tenas Effendy milik Pemko Pekanbaru. Misalnya kondisi di perpustakaan Tenas Effendy, Rabu (8/9). Di ruangan perpustakaan hanya terlihat para pustakawan. Sedangkan pengunjung sekitar pukul 11.15 WIB itu tidak ada.

"Masih sepi pengunjung. Sejak Senin-Rabu (1-8/9 ) hanya ada dua tiga orang yang datang. Sebab masyarakat belum tahu perpustakaan sudah buka," kata pustakawan yang akrab disapa Attaya kepada Riau Pos, beberapa waktu lalu.

Sebelumnya memang pustaka tutup total. Setelah PPKM level 4 turun ke level 3, pustaka mulai dibuka. Tetap dengan protokol kesehatan (prokes) ketat. Sebelum memasuki ruang perpustakaan, sudah disiapkan petugas untuk mengecek suhu badan dan juga disiapkan pencuci tangan. Kemudian diwajibkan memakai masker.

Selama pandemi Covid-19, Perpustakaan Tenas Effendy ditutup untuk kunjungan umum. Namun pihak perpustakaan membuka kunjungan online. Selama Covid-19 ini, kunjungan sangat menurun dari biasanya. Pemustaka (pengguna pustaka) yang berkunjung paling banyak berasal dari anak sekolah hingga mahasiswa. Saat pandemi, yang berkunjung juga hanya beberapa. Untuk menyiasati hal tersebut, ia mengatakan pihaknya tetap melayani pemustaka dengan menggunakan layanan perpustakaan berbasis digital, yakni iPekanbaru. Di dalamnya terdapat ribuan koleksi buku yang bisa dibaca secara gratis.

Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Pekanbaru, Ir Hj Nelfiyonna MSi menyebut, pihaknya juga gencar memposting koleksi sinopsis buku ke media sosial seperti Facebook, Twitter dan Instagram.

Baca Juga:  Hormati Perbedaan Penetapan Iduladha

"Tujuannya agar masyarakat atau pemustaka tahu kalau kita memiliki koleksi buku secara digital," ucap Yona.

Kendati upaya mendorong peningkatan minat baca masyarakat kini lebih difokuskan ke digital, namun layanan tatap muka tetap ada dengan menerapkan protokol kesehatan, yakni mencuci tangan, pengukuran suhu tubuh, memakai masker, serta menjaga jarak.

Menurut kadis yang akrab disapa Yona ini, dengan aplikasi perpustakaan digital berbasis android, masyarakat dapat membaca di mana saja dan kapan saja, tanpa batas ruang dan waktu. "Kita dapat membaca secara gratis," jelasnya.

Ada sekitar 4.500 buku yang diberikan atau dihibahkan oleh PT Indosat saat itu. Kemudian aplikasi dari PT Astra Maya.

"Kita free dapat hibah. Ini kita terima pada saat ulang tahun Kota Pekanbaru 2016 lalu," jelasnya.

Tinggal membuka playstore, membuka iPekanbaru. Bergabung jadi member iPekanbaru. Satu hari bisa meminjam tiga buku digital. Buku digital ini gratis dan bisa dibaca kapan saja dengan smartphone.

"Syaratnya tentu menjadi anggota Perpustakaan Tenas Effendy," jelas Yona.

Justru dengan keberadaan perpustakaan digital ini, masyarakat, siswa dan mahasiswa sangat terbantu. Jadi masyarakat tak perlu ke mana-mana.

Di rumah saja bisa membaca buku digital ini. Hingga sekarang  Perpustakaan Tenas Effendy sudah memiliki 8.000 judul buku. Buku digital disiapkan berupa buku-buku populer di Indonesia. Mayoritas peminat terbanyak itu buku-buku novel populer di Indonesia.

Kunjungan pustaka digital ini di tahun 2021 ini khususnya untuk novel-novel pilihan mencapai 13 ribu hingga 25 pengunjung.

"Jadi jumlah pengunjungnya luar biasa banyaknya," jelas Yona saat itu usai menerima kunjungan pihak perpustakaan dari Kota Padang, Sumatera Barat.

Yona juga menjelaskan, sejak kondisi pandemi di Pekanbaru turun menjadi level 3, pihak Perpustakaan Tenas Effendy sudah membuka untuk kunjungan umum. Tapi tetap melakukan protokol kesehatan ketat.

 

 

Gedung Pustaka Soeman Hs yang berbentuk rehal itu benar-benar mencerminkan "karakter pustaka". Sepi selama dua tahun. Tidak ada lagi kunjungan anak sekolah, seminar, diskusi, bedah buku, atau mahasiswa yang mencari referensi. "Rehal" senilai Rp144 miliar itu lebih banyak tutup. Nyaris tak ada kunjungan. Berganti kunjungan daring dengan buku digital.

Laporan TIM RIAU POS, Pekanbaru

- Advertisement -

Keheningan kini jadi hari-hari rutin di Perpustakaan Soeman Hs. Gedung berlantai enam itu tak lagi dikunjungi seperti sedia kala. Padahal, per lantainya bisa dikunjungi 1.000 pengunjung atau 6 ribu pengunjung per hari. Setidaknya dulu, rata-rata ada 1.000 kunjungan per harinya. Kini tidak ada anak TK, siswa, atau mahasiswa yang rutin berkunjung. Bahkan di hari kunjungan perpustakaan 14 September, kunjungan pustaka juga minim.

Hingga pukul 10.00 WIB, Selasa (14/9), tercatat hanya tiga pengunjung di perpustakaan itu. Di teras yang jadi ruang tunggu pustaka yang nilai bangunannya saja Rp118 miliar itu, tidak ada orang. Beberapa petugas CS (cleaning service), sibuk mengurus hal lainnya, yakni sekumpulan lebah yang turun ke dalam ruangan. Tak didatangi orang, lebah pun mulai bersarang.

- Advertisement -

"Bersarang di bagian atas, Pak!" ujar seorang pustakawan Yunel Vios Dedi.

Yunel menemui Riau Pos setelah melihat ada yang datang. Dengan ramah dia menawarkan pencarian buku. Pengunjung memang hanya boleh mencari buku di mesin pencarian pada komputer milik Perpustakaan Soeman Hs ini di lantai dasar. Selanjutnya menunggu. Jika ruang komputer penuh, maka pemustaka menunggu di luar gedung, pada kursi yang disediakan, yang saat itu kosong. Tidak ada pengunjung lain ketika itu.

Pemustaka atau pengunjung hanya boleh sampai di lantai dasar, di ruang komputer untuk pencarian buku itu. Hanya petugas yang boleh naik ke atas pustaka mencari buku atau dokumen lainnya yang diperlukan. Setelah buku didapat, dan diberikan, maka boleh dibaca di tempat atau dipinjam untuk dibawa pulang. Hanya anggota yang boleh membawa pulang.

Baca Juga:  Baju dan Celana Tertinggal di TKP, Pelaku Lari 2 KM Sambil Bugil

"Kalau ke bilik Melayu masih boleh masuk, tapi sangat terbatas. Sebab buku-buku di bilik Melayu tak boleh dibawa pulang," ujar Yunel.

Menurut Yunel, pagi hari memang sangat jarang ada pengunjung. Di masa pandemi ini, kebanyakan pengunjung datang di siang hari. Tapi itu pun jumlahnya sangat terbatas. Perpustakaan  berdinding kaca yang dilengkapi ruangan baca dan ruangan kedap suara untuk diskusi itu kini benar-benar kedap. Ruang-ruang seminar dan bedah buku juga kosong melompong. Diakui Yunel, kadang masih ada yang meminjam ruangan.

"Tapi benar-benar dibatasi karena pandemi ini," ujarnya.

Kondisi hampir serupa terjadi di Perpustakaan Tenas Effendy milik Pemko Pekanbaru. Misalnya kondisi di perpustakaan Tenas Effendy, Rabu (8/9). Di ruangan perpustakaan hanya terlihat para pustakawan. Sedangkan pengunjung sekitar pukul 11.15 WIB itu tidak ada.

"Masih sepi pengunjung. Sejak Senin-Rabu (1-8/9 ) hanya ada dua tiga orang yang datang. Sebab masyarakat belum tahu perpustakaan sudah buka," kata pustakawan yang akrab disapa Attaya kepada Riau Pos, beberapa waktu lalu.

Sebelumnya memang pustaka tutup total. Setelah PPKM level 4 turun ke level 3, pustaka mulai dibuka. Tetap dengan protokol kesehatan (prokes) ketat. Sebelum memasuki ruang perpustakaan, sudah disiapkan petugas untuk mengecek suhu badan dan juga disiapkan pencuci tangan. Kemudian diwajibkan memakai masker.

Selama pandemi Covid-19, Perpustakaan Tenas Effendy ditutup untuk kunjungan umum. Namun pihak perpustakaan membuka kunjungan online. Selama Covid-19 ini, kunjungan sangat menurun dari biasanya. Pemustaka (pengguna pustaka) yang berkunjung paling banyak berasal dari anak sekolah hingga mahasiswa. Saat pandemi, yang berkunjung juga hanya beberapa. Untuk menyiasati hal tersebut, ia mengatakan pihaknya tetap melayani pemustaka dengan menggunakan layanan perpustakaan berbasis digital, yakni iPekanbaru. Di dalamnya terdapat ribuan koleksi buku yang bisa dibaca secara gratis.

Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Pekanbaru, Ir Hj Nelfiyonna MSi menyebut, pihaknya juga gencar memposting koleksi sinopsis buku ke media sosial seperti Facebook, Twitter dan Instagram.

Baca Juga:  Hormati Perbedaan Penetapan Iduladha

"Tujuannya agar masyarakat atau pemustaka tahu kalau kita memiliki koleksi buku secara digital," ucap Yona.

Kendati upaya mendorong peningkatan minat baca masyarakat kini lebih difokuskan ke digital, namun layanan tatap muka tetap ada dengan menerapkan protokol kesehatan, yakni mencuci tangan, pengukuran suhu tubuh, memakai masker, serta menjaga jarak.

Menurut kadis yang akrab disapa Yona ini, dengan aplikasi perpustakaan digital berbasis android, masyarakat dapat membaca di mana saja dan kapan saja, tanpa batas ruang dan waktu. "Kita dapat membaca secara gratis," jelasnya.

Ada sekitar 4.500 buku yang diberikan atau dihibahkan oleh PT Indosat saat itu. Kemudian aplikasi dari PT Astra Maya.

"Kita free dapat hibah. Ini kita terima pada saat ulang tahun Kota Pekanbaru 2016 lalu," jelasnya.

Tinggal membuka playstore, membuka iPekanbaru. Bergabung jadi member iPekanbaru. Satu hari bisa meminjam tiga buku digital. Buku digital ini gratis dan bisa dibaca kapan saja dengan smartphone.

"Syaratnya tentu menjadi anggota Perpustakaan Tenas Effendy," jelas Yona.

Justru dengan keberadaan perpustakaan digital ini, masyarakat, siswa dan mahasiswa sangat terbantu. Jadi masyarakat tak perlu ke mana-mana.

Di rumah saja bisa membaca buku digital ini. Hingga sekarang  Perpustakaan Tenas Effendy sudah memiliki 8.000 judul buku. Buku digital disiapkan berupa buku-buku populer di Indonesia. Mayoritas peminat terbanyak itu buku-buku novel populer di Indonesia.

Kunjungan pustaka digital ini di tahun 2021 ini khususnya untuk novel-novel pilihan mencapai 13 ribu hingga 25 pengunjung.

"Jadi jumlah pengunjungnya luar biasa banyaknya," jelas Yona saat itu usai menerima kunjungan pihak perpustakaan dari Kota Padang, Sumatera Barat.

Yona juga menjelaskan, sejak kondisi pandemi di Pekanbaru turun menjadi level 3, pihak Perpustakaan Tenas Effendy sudah membuka untuk kunjungan umum. Tapi tetap melakukan protokol kesehatan ketat.

 

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari