KAMPAR (RIAUPOS.CO)- Kampar sebagai negeri Serambi Mekkah Riau bukan motto asal buat. Banyak kegiatan budaya bernafaskan Islam di kabupaten ini. Termasuk peringatan tanggal 10 Muharram yang memang spesial bagi sebagian masyarakat Kampar. Pada tanggal itu setiap tahunnya, di Kecamatan Bangkinang sebagian warga memasak Bubur Kelamai Asyuro.
Secara tradisi, kegiatan tahunan ini disebut oleh masyarakat lokal sebagai Kacau Bubu Kelamai Asyuro. Pada tahun ini, kegiatan itu disemarakkan oleh puluhan wartawan dengan dukungan Diskominfo dan Persandian Kampar. Tidak hanya ikut memasak, Bubur yang telah masak juga dibagikan kepada masyarakat yang sedang menjalani isolasi mandiri (isoman) karena Covid-19.
Kegiatan ini mendapat apresiasi dari Bupati Kampar H Catur Sugeng Susanto. Pertama dirinya menyebutkan, bahwa Kampar itu benar-benar Serambi Mekkah-nya Riau lewat kegiatan tersebut. Bupati sendiri berkesempatan mencicipi bubur asyura tersebut. Dirinya menyebutkan, bubur itu menjadi salah satu menu berbuka puasa sunatnya pada Kamis (19/8) lalu.
"Tradisi-tradisi yang bernafaskan Islam seperti ini hendaknya dapat dipertahankan dan terus dilestarikan. Karena ini masih sejalan dengan Kampar Negeri serambi Mekkah dan negeri yang menjunjung tinggi nilai-nilai adat istiadat dan agama," sebutnya.
Tanggal 10 Muharram dalam Islam, kata Catur Sugeng, dikenal sebagai Hari Asyura. Pada hari itu umat Islam memiliki amal sunat berpuasa yang spesial nilainya. "Bagi masyarakat Kampar, amalan itu dimeriahkan dengan tradisi membuat bubur yang disebut bubur Asyuro," terangnya.
Sementara itu Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Kampar Drs Yusri M Si mengucapkan terima kasih atas terselenggarakan kegiatan tersebut. Kegiatan Kacau Bubu Kalami Asyura itu dibuat tepat sehari setelah dirinya Coffee Morning, menggantikan Bupati, bersama awak media. Apalagi setelah dimasak, dibagikan pula kepada masyarakat yang sedang menjalani isoman.
"Alhamdulilah, ini hadiah istimewa dari teman-teman media yang sudah membuat bubur Asyura ini, yang dibuat secara bersama-sama. Saya selaku pribadi maupun selaku Sekretaris Daerah merasa bangga dengan hal ini. Apalagi hasilnya telah dibagikan kepada masyarakat yang sedang menjalani isolasi mandiri di Stanum. Ini tentu sebuah bentuk kepedulian sesama yang harus terus dipupuk," ungkap Yusri.
Terpisah, Plt Kepala Diskominfo dan Persandian Kampar Yuricho Efril S STP menyebutkan, memang kegiatan tersebut mendapat dukungan dari OPD yang dipimpinnya. Namun kegiatan tersebut merupakan inisiatif dari insan pers Kampar untuk membuat bubur Asyura.
"Alhamdulilah yang kita masak bersama rekan media juga dibagikan kepada masyarakat, terutama yang sedang menjalani isoman," Yuricho.
Bubur Asyura bukanlah makanan biasa. Makanan ini penuh cita rasa. Bubur ini berbahan dasar Beras Ketan, Tepung Beras dan Tepung Pulut. Tiga bahan tersebut dicampur dengan Kacang Hijau, Labu, Kacang Tanah, Dabu, Ubi Jalar, Pisang dan juga Jagung. Bahan itu sendiri jumlahnya adalah 10, sebagai simbol dari tanggal 10 Muharram yang merupakan Hari Asyura.(end)