PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Pagi yang tak biasa di Jalan Jenderal Sudirman Pekanbaru. Tiba-tiba “Braak..” bunyi benturan keras. Tabrakan beruntun terjadi di jalan protokol itu, tepatnya di depan Showroom Honda, Kecamatan Marpoyan Damai. Satu pengendara motor, seorang pejalan kaki dan seorang pesepeda ikut jadi korban. Kecelakaan beruntun itu terjadi pada Ahad (13/6) pagi, sekitar pukul 06.30 WIB.
Pengendara motor tewas. Sedang pesepeda dan pejalan kaki dilarikan ke rumah sakit Syafira. Namun sayang, nyawa pesepeda tak tertolong. Ia tewas di rumah sakit.
Kecelakaan sepeda terjadi beruntun di Pekanbaru. Beberapa pekan sebelumnya hal yang sama juga terjadi. Tak hanya korban luka, tapi juga meninggal. Dua kejadian tak berselang lama. Dari kejadian tersebut terdapat kesamaan, yakni ketika para goweser (pesepeda) melakukan gowes di hari libur, beramai-ramai dan dilakukan di jalan raya yang sepi.
Menurut seorang anggota Klub Gowes Lasak (Sialang Sakti), Yuliansis Oyon, olahraga bersepeda itu perlu kehati-hatian terutama di jalan raya.
“Di masa pandemi sekarang ini, berbagai komunitas pesepeda maupun perorangan tumbuh bak jamur di musim hujan sebagai bentuk olahraga yang mengasyikkan,” ujarnya.
Salah satu jenis sepeda yang langsung menjadi laris adalah sepeda lipat (istilah kerennya seli), road bike dan macam-macam sepeda dengan kebutuhan dan standar agar bisa digunakan untuk olahraga di jalan raya biasa. Namun, lanjutnya, sering para pesepeda abai atau bahkan tidak mengerti tata tertib bersepeda di jalan raya. Menurutnya agar bisa bersepeda secara aman, nyaman dan tertib, perlu diperhatikan beberapa hal yakni, pertama, gunakan pakaian dan perlengkapan lengkap untuk bersepeda di jalan raya, seperti helm yang akan melindungi kepala jika terjadi jatuh dan hempasan. Pemakaian helm mesti kokoh dan kuat sehingga tidak terlempar ketika pesepeda jatuh.
Selain itu, lanjutnya lagi, gunakan pakaian yang ringan dan mudah menyerap keringat. Gunakan juga kacamata yang berfungsi melindungi mata dari angin sewaktu bersepeda. Sebisa mungkin hindari memakai sepatu yang memakai tali karena untuk menghindari tali yang lepas bisa melilit pedal atau bahkan jari-jari atau terjepit rantai. Dan ini sangat berbahaya, apalagi jika dalam kecepatan tinggi.
Kedua, jangan berjalan berombongan dengan berjajar, sebisa mungkin membentuk satu barisan saja ke belakang, untuk menghindari pemakaian melebar di jalan raya karena ini sangat berbahaya, baik bagi pesepeda itu sendiri atau bagi pemakai jalan lainnya. Ini kadang yang menimbulkan kejengkelan pemakai jalan lainnya.
Ketiga, usahakan untuk tetap di jalur sepeda yang disediakan. Perhatikan kepadatan dan kondisi lalu lintas, karena biasanya pesepeda road bike (RB) dalam kecepatan tinggi, karena memang RB dirancang untuk kecepatan tinggi. Sehingga jika terjadi pengereman, sepeda RB memerlukan jarak yang cukup jauh, karena sepeda hanya mengandalkan rem dan tidak ada penahan kecepatan lainnya.
Keempat, sebisanya jangan bersepeda seorang diri, setidaknya berdua. Hal ini perlu dilakukan mengingat jika terjadi sesuatu, kecelakaan, sesak dll, akan segera dapat pertolongan dari rekan gowes. Kelima, jangan paksakan diri jika tubuh sudah memberikan sinyal. Biasanya berupa tenggorokan mengering, dada mulai panas, pusing, pemandangan berkunang-kunang atau pitam. Tandanya jantung bekerja sudah melebihi kemampuannya. Maka berhenti dan istirahat sangat dianjurkan. Akan tetapi dianjurkan untuk tidak langsung minum sepuasnya, duduk, apalagi berbaring. Cara yang aman adalah tetap melakukan kegiatan misalnya jalan-jalan sekitaran tempat berhenti sambil mengatur napas. Dan jika napasnya sudah teratur, bolehlah minum, tapi tidak boleh banyak, cuma seteguk atau dua teguk.
Sering kesalahan pesepeda adalah pada tahap ini. Terutama saat tubuhnya sudah memberi isyarat untuk istirahat, pesepeda masih juga menggenjot dengan sisa-sisa tenaganya. Begitu berhenti, justru rebahan sambil membuka baju dan atau langsung minum sepuasnya. Berdasarkan pengalaman, hal inilah sebenarnya pemicu serangan jantung ketika bersepeda. Ini dapat mengakibatkan fatal sampai meninggal di tempat.
“Sekali lagi, bersepedalah sesuai kemampuan tubuh,” ujarnya.
Tambahan, lanjutnya lagi, biasakan merawat sepeda setelah dipakai. Dicuci, dibersihkan, dan terutama perhatikan RD (bahasa awamnya gigi sepeda), apakah perpindahan antara speed-nya mulus atau tersendat. Perawatan sepeda akan sangat berpengaruh terhadap awet atau tidaknya sepeda yang dipakai.