PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Pekanbaru memberlakukan peniadaan mudik pada 6-17 Mei. Tidak ada yang boleh masuk ataupun keluar dari ibukota Provinsi Riau ini untuk mudik Idulfitri. Adanya peraturan tersebut, diprediksi akan mempengaruhi okupansi perhotelan pada libur Idulfitri tahun ini.
Assistant Front Office Manager Prime Park Hotel & Convention Rahmadani Siswanto mengatakan, pihaknya memprediksi tamu akan menurun, terlebih tamu-tamu yang datang ke hotel yang berada di Jalan Sudirman Pekanbaru ini biasanya datang dari luar kota.
"Sekarang kami memprediksi, jumlah tamu akan menurun. Saya yakin tidak ada tamu dari luar, jadi pasti sepi. Dari tren Idulfitri seperti 2019 lalu, kebanyakan tamu dari kota/kabupaten di Riau,"ungkapnya, Senin (10/5).
Dikatakan Dani, adanya larangan mudik sangat mempengaruhi okupansi hotel. Ia berharap ke depan kondisi dapat semakin membaik, dan market serta okupansi bisa normal kembali. "Kami berharap bisa normal seperti dulu. Kegiatan kembali berjalan. Pasalnya, selama pandemi ini banyak terbentur peraturan pemerintah,"tuturnya.
Sementara itu, Director of Sales Grand Elite Hotel Henni Rasmonowati menyampaikan, sebagai hotel bisnis, biasanya pada hari kerja tamu yang datang adalah para pebisnis, sementara untuk akhir pekan biasanya datang dari luar kota atau bahkan dari luar provinsi.
"Ketika long weekend tidak ada yang masuk ke Pekanbaru. Jadi okupansinya cenderung turun. Satu-satunya yang kami harapkan adalah tamu dari Pekanbaru,"ucapnya.
Selain itu, Marketing Communication Labersa Hotel Renta Pakpahan mengungkapkan beberapa tamu yang sebelumnya sudah booking dari luar daerah melakukan pembatalan. Menurut Renta, saat ini tamu yang bisa diharapkan di libur Idulfitri ini hanya dari Kota Pekanbaru.
"Ada beberapa tamu dari luar daerah yang sudah booking melakukan pembatalan. Jadi, kami berharap tamu dari dalam kota. Labersa bisa menjadi pilihan untuk berlibur karena hotel kami luas, dan jauh dari hiruk pikuk keramaian,"ujarnya.(anf)