Sabtu, 23 November 2024
spot_img

Gunakan Pancasila sebagai Deteksi Dini Terhadap Ideologi Berbahaya

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan MPR RI, Hidayat Nur Wahid mengatakan, Pancasila harus menjadi rujukan bagi seluruh elemen bangsa. Termasuk dalam mendeteksi perilaku atau kebijakan  yang menyimpang, serta membahayakan NKRI. 

Hal ini disampaikan Hidayat dalam acara Sosialisasi 4 Pilar MPR RI bersama dengan Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM) Jakarta Selatan di Jakarta, Jumat (10/4/2021). Salah satu fungsi FKDM di daerah adalah untuk membantu instrumen negara dalam urusan keamanan, ketentraman dan ketertiban masyarakat melalui upaya deteksi dini terhadap potensi dan kecenderungan ancaman serta gejala atau peristiwa bencana.

Bila Pancasila  menjadi rujukan bersama dalam bernegara, kaya Hidayat maka segala bentuk perilaku atau kebijakan menyimpang yang berpotensi mengganggu ketertiban masyarakat dapat dideteksi sejak dini. “Pancasila harus menjadi rujukan kita bersama dalam mendeteksi secara dini berbagai perilaku yang potensial mengancam NKRI,” ujarnya. 

Baca Juga:  PKS Khawatir Stafsus Milenial Jokowi Ciptakan KKN Model Baru

Sayangnya, lanjut Hidayat rujukan ini sering digunakan secara kurang obyektif, kadang malah tidak sesuai dengan Pancasila karena menghadirkan sikap yang tidak adil, tidak manusiawi dan tidak beradab, yang bisa berdampak kepada kerawanan kesatupaduan Bangsa Negara NKR. 

Hidayat yang biasa disapa HNW mencontohkan,  beberapa waktu lalu,  ada seorang menteri yang menyampaikan early warning pernyataan terbuka tapi cenderung tidak adil dan tidak obyektif. Sang menteri melakuka generalisasi kecurigaan terhadap anak muda yang rajin ke masjid, hapal Al Quran, pintar bahasa Arab dan good looking sebagai bibit radikalisme atau terorisme. 

“Ini contoh deteksi dini yang tidak adil, tidak manusiawi dan tidak beradab, karena tidak sesuai dengan Pancasila. Apalagi rajin ke masjid justru bisa jadi wujud mengamalkan sila pertama dari Pancasila,” jelasnya. 

Baca Juga:  Tips Yuki Kato Menjaga Wajah Agar Tetap Lembab

HNW mengakui bahwa segala bentuk radikalisme dan terorisme harus ditolak. Tetapi penolakan tersebut  jangan sampai menggeeneralisasi mereka atau anak-anak muda yang rajin ke masjid, atau justru malah mencurigai mereka. Mestinya anak muda yang sudah mau ke Masjid itu diayomi dan dijaga agar bisa jadi mitra FKDM, mengatasi masalah-masalah yang menyebar di kalangan milenial dan anak-anak muda. Seperti, masalah narkoba, sex bebas, kumpul kebo, hingga tawuran. Karena semua tindakan itu bertentangan dengan Pancasila, merugikan masyarakat dan menghadirkan ketidak amanan warga.

Menurut HNW, sikap deteksi dini tersebut kontras dengan perilaku menyimpang di masyarakat yang berpotensi menimbulkan kekacauan terhadap keamanan dan ketertiban umum. “Misalnya, disana sini ada mabuk-mabukan justru dibiarkan saja," pungkasnya. 
 

Laporan: Yusnir (Jakarta)

Editor: E Sulaiman

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan MPR RI, Hidayat Nur Wahid mengatakan, Pancasila harus menjadi rujukan bagi seluruh elemen bangsa. Termasuk dalam mendeteksi perilaku atau kebijakan  yang menyimpang, serta membahayakan NKRI. 

Hal ini disampaikan Hidayat dalam acara Sosialisasi 4 Pilar MPR RI bersama dengan Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM) Jakarta Selatan di Jakarta, Jumat (10/4/2021). Salah satu fungsi FKDM di daerah adalah untuk membantu instrumen negara dalam urusan keamanan, ketentraman dan ketertiban masyarakat melalui upaya deteksi dini terhadap potensi dan kecenderungan ancaman serta gejala atau peristiwa bencana.

- Advertisement -

Bila Pancasila  menjadi rujukan bersama dalam bernegara, kaya Hidayat maka segala bentuk perilaku atau kebijakan menyimpang yang berpotensi mengganggu ketertiban masyarakat dapat dideteksi sejak dini. “Pancasila harus menjadi rujukan kita bersama dalam mendeteksi secara dini berbagai perilaku yang potensial mengancam NKRI,” ujarnya. 

Baca Juga:  Melchias Mekeng 3 Kali Penuhi Panggilan KPK

Sayangnya, lanjut Hidayat rujukan ini sering digunakan secara kurang obyektif, kadang malah tidak sesuai dengan Pancasila karena menghadirkan sikap yang tidak adil, tidak manusiawi dan tidak beradab, yang bisa berdampak kepada kerawanan kesatupaduan Bangsa Negara NKR. 

- Advertisement -

Hidayat yang biasa disapa HNW mencontohkan,  beberapa waktu lalu,  ada seorang menteri yang menyampaikan early warning pernyataan terbuka tapi cenderung tidak adil dan tidak obyektif. Sang menteri melakuka generalisasi kecurigaan terhadap anak muda yang rajin ke masjid, hapal Al Quran, pintar bahasa Arab dan good looking sebagai bibit radikalisme atau terorisme. 

“Ini contoh deteksi dini yang tidak adil, tidak manusiawi dan tidak beradab, karena tidak sesuai dengan Pancasila. Apalagi rajin ke masjid justru bisa jadi wujud mengamalkan sila pertama dari Pancasila,” jelasnya. 

Baca Juga:  IPhone 11 Pro Dibalut Emas 0,5 Kg, Harganya Setara Satu Mobil Mewah

HNW mengakui bahwa segala bentuk radikalisme dan terorisme harus ditolak. Tetapi penolakan tersebut  jangan sampai menggeeneralisasi mereka atau anak-anak muda yang rajin ke masjid, atau justru malah mencurigai mereka. Mestinya anak muda yang sudah mau ke Masjid itu diayomi dan dijaga agar bisa jadi mitra FKDM, mengatasi masalah-masalah yang menyebar di kalangan milenial dan anak-anak muda. Seperti, masalah narkoba, sex bebas, kumpul kebo, hingga tawuran. Karena semua tindakan itu bertentangan dengan Pancasila, merugikan masyarakat dan menghadirkan ketidak amanan warga.

Menurut HNW, sikap deteksi dini tersebut kontras dengan perilaku menyimpang di masyarakat yang berpotensi menimbulkan kekacauan terhadap keamanan dan ketertiban umum. “Misalnya, disana sini ada mabuk-mabukan justru dibiarkan saja," pungkasnya. 
 

Laporan: Yusnir (Jakarta)

Editor: E Sulaiman

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari