MESIR (RIAUPOS.CO) – Terusan Suez normal kembali. Kapal MV Ever Given yang kandas di kanal tersebut telah berhasil dibebaskan. Mulai Senin petang (29/3/2021), arus lalu lintas kapal sudah kembali beroperasi. Tapi, ia tidak serta-merta langsung lancar. Sebab, ada 425 kapal yang mengantre di area sisi utara maupun selatan terusan.
’’Butuh waktu lebih dari 3 hari untuk membebaskan semua antrean kapal,’’ bunyi pernyataan Otoritas Terusan Suez (SCA).
Untuk membebaskan MV Ever Given, dibutuhkan 10 kapal keruk dan ratusan pekerja yang berkerja bergantian nonstop 24 jam. Selain kapal-kapal yang terjebak kemacetan, masih ada antrean lainnya di pintu masuk Terusan Suez, baik dari sisi Laut Mediterania maupun Laut Merah.
Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi menegaskan, insiden MV Ever Given menjadi pelajaran. Dalam kunjungannya ke markas SCA di Ismailia, Selasa (30/3/2021), dia berjanji untuk berinvestasi dengan membeli alat-alat yang dibutuhkan.
“Itu untuk mencegah kejadian serupa terulang,” ujar Sisi seperti dikutip Agence France-Presse.
MV Ever Given bukan satu-satunya kapal superbesar yang lewat Terusan Suez. Kemarin ada kapal dengan ukuran serupa sedang menuju terusan yang dibangun pada 1859 itu. Berat kedua kapal sama-sama 200 ribu ton.
Sisi tentu saja tak ingin Terusan Suez kembali terblokade. Sebab, kerugian yang dialami SCA luar biasa besar. Itu disebabkan kapal yang berkontribusi terhadap 10–15 persen perdagangan dunia lewat terusan tersebut. Ketika kanal itu tutup, Mesir kehilangan pendapatan sekitar USD 12 juta–15 juta per hari. Itu setara dengan Rp 173,8 miliar–217,5 miliar. Itu belum termasuk biaya penyelamatan yang dikeluarkan SCA. Mereka akan mengklaimkannya pada pemilik MV Ever Given dan pihak asuransi harus membayarnya.
Berdasar perusahaan data maritim Lloyd’s List, tertutupnya Terusan Suez membuat kargo senilai USD 9,6 miliar (Rp 142,2 triliun) tertahan per harinya. Per hari ada 50–100 kapal yang berlayar melewati Terusan Suez. Mereka membawa muatan, mulai minyak, ternak, hingga furnitur. Jika memutar lewat ujung Afrika, jarak tempuhnya bertambah 9 ribu kilometer.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Eka G Putra