- Advertisement -
NEW YORK (RIAUPOS.CO) — Li Na mengingat momen pertamanya menonton pertandingan tenis di televisi. Sosok yang dia lihat saat itu adalah petenis Amerika Serikat Andre Agassi.
Dengan tampilan nyentrik rambut panjang, anting, dan celana denim di atas lapangan, petenis flamboyan itu seketika memiliki banyak fans di Tiongkok pada era 1990-an. Li Na mengaku sebagai satu di antaranya. “Andre Agassi adalah role model pertama saya,†ucap Li Na dilansir AP.
- Advertisement -
Raihan gelar di ajang grand slam Prancis Terbuka 2011 dan Australia Terbuka 2014 membuat Li Na telah mengikuti jejak role model-nya tersebut. Dan kemarin dia kembali menyamai pencapaian panutannya tersebut.
Bersama dua petenis lain yakni Mary Pierce (Prancis) dan Yevgeny Kafelnikov (Rusia), Li Na resmi ditahbisakan sebagai anggota International Tennis Hall of Fame. Ini membuat perempuan 37 tahun tersebut menjadi orang Asia pertama dalam sejarah, yang masuk dalam grup elite para legenda tersebut.
Li Na sempat tidak percaya mendapatkan kehormatan ini. Dia bahkan meragukan pemberitahuan pihak International Tennis Hall of Fame yang datang melalui email. â€Saya lantas mengeceknya lewat agen saya, Max, dan dia membenarkannya. Saya lalu berbicara kepada suami saya. Dan dia juga berkata ‘apa itu serius?’’ ucap Li Na.
- Advertisement -
Prestasi Li Na yang luar biasa membuat petenis kelahiran Wuhan tersebut memang berhak meraih kehormatan tersebut. Lebih dari itu, Li Na juga dianggap berperan besar mempopulerkan olahraga tenis di Cina maupun Asia.
Prestasinya sebagai orang Asia pertama yang mampu menjuarai ajang grand slam Prancis Terbuka membawa inspirasi di mana-mana.
Saat Li Na tampil di Paris pada final Prancis Terbuka 2011 melawan petenis Italia Francesca Schiavone, 116 juta penduduk Cina menyaksikannya melalui televisi. Li Na meraih gelar mayor keduanya ketika memeluk titel Australia Terbuka 2014.(jpg)
NEW YORK (RIAUPOS.CO) — Li Na mengingat momen pertamanya menonton pertandingan tenis di televisi. Sosok yang dia lihat saat itu adalah petenis Amerika Serikat Andre Agassi.
Dengan tampilan nyentrik rambut panjang, anting, dan celana denim di atas lapangan, petenis flamboyan itu seketika memiliki banyak fans di Tiongkok pada era 1990-an. Li Na mengaku sebagai satu di antaranya. “Andre Agassi adalah role model pertama saya,†ucap Li Na dilansir AP.
- Advertisement -
Raihan gelar di ajang grand slam Prancis Terbuka 2011 dan Australia Terbuka 2014 membuat Li Na telah mengikuti jejak role model-nya tersebut. Dan kemarin dia kembali menyamai pencapaian panutannya tersebut.
Bersama dua petenis lain yakni Mary Pierce (Prancis) dan Yevgeny Kafelnikov (Rusia), Li Na resmi ditahbisakan sebagai anggota International Tennis Hall of Fame. Ini membuat perempuan 37 tahun tersebut menjadi orang Asia pertama dalam sejarah, yang masuk dalam grup elite para legenda tersebut.
- Advertisement -
Li Na sempat tidak percaya mendapatkan kehormatan ini. Dia bahkan meragukan pemberitahuan pihak International Tennis Hall of Fame yang datang melalui email. â€Saya lantas mengeceknya lewat agen saya, Max, dan dia membenarkannya. Saya lalu berbicara kepada suami saya. Dan dia juga berkata ‘apa itu serius?’’ ucap Li Na.
Prestasi Li Na yang luar biasa membuat petenis kelahiran Wuhan tersebut memang berhak meraih kehormatan tersebut. Lebih dari itu, Li Na juga dianggap berperan besar mempopulerkan olahraga tenis di Cina maupun Asia.
Prestasinya sebagai orang Asia pertama yang mampu menjuarai ajang grand slam Prancis Terbuka membawa inspirasi di mana-mana.
Saat Li Na tampil di Paris pada final Prancis Terbuka 2011 melawan petenis Italia Francesca Schiavone, 116 juta penduduk Cina menyaksikannya melalui televisi. Li Na meraih gelar mayor keduanya ketika memeluk titel Australia Terbuka 2014.(jpg)