- Advertisement -
JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Tahun kedua pandemi Covid-19 justru memberi tantangan yang lebih sulit bagi dunia. Hal itu disebabkan mutasi virus corona yang terus berubah hingga lelahnya populasi dunia dalam menghadapi pandemi sehingga mengabaikan protokol kesehatan.
Kepala Darurat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Mike Ryan memperingatkan tahun kedua pandemi virus corona diperkirakan akan lebih berat daripada tahun pertama pada 2020. Setidaknya dalam beberapa bulan pertama 2021. "Memasuki tahun kedua ini bahkan bisa lebih sulit mengingat beberapa dinamika penularan," kata Mike Ryan seperti dilansir dari VOA, Kamis (14/1).
- Advertisement -
Selama diskusi online dengan pejabat WHO lainnya, Mike Ryan mengatakan kini makin terjadi dinamika transmisi dan masalah lain terutama di belahan bumi Utara. Setidaknya dua varian virus, yang diidentifikasi di Inggris dan Afrika Selatan, telah terbukti lebih mudah menular, jika tidak lebih berbahaya dan menimbulkan kekhawatiran di negara-negara Eropa.
Ryan mengatakan penting untuk belajar dari apa yang berhasil dan tidak berhasil di setiap negara untuk memerangi virus dalam semua aspek. Ryan mengatakan pada akhir tahun lalu, selama periode liburan, ada penurunan kasus yang menipu dalam pelaporan tentang infeksi tersebut, sehingga menimbulkan kesan tenang dalam pandemi. Dia mengatakan dalam sepekan terakhir ternyata kasus meningkat lagi, dengan 5 juta kasus ditambahkan secara global dan 85 ribu kematian.
Dia mengatakan kecuali Asia Tenggara, semua wilayah di dunia telah menunjukkan peningkatan infeksi selama sepekan terakhir, Amerika memimpin. Eropa masih menyumbang sepertiga dari kasus baru tetapi menunjukkan penurunan 10 persen dari pekan sebelumnya.
- Advertisement -
Spesialis teknis WHO Maria Van Kerkhove mengatakan lonjakan kasus pasca-liburan akhir tahun membuat situasi jauh lebih buruk di beberapa negara. Memang ada negara-negara di mana virus telah dikendalikan dan mulai dibuka kembali. "Setelah liburan, di beberapa negara situasinya akan menjadi jauh lebih buruk sebelum menjadi lebih baik," kata Maria Van Kerkhove.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Rinaldi
JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Tahun kedua pandemi Covid-19 justru memberi tantangan yang lebih sulit bagi dunia. Hal itu disebabkan mutasi virus corona yang terus berubah hingga lelahnya populasi dunia dalam menghadapi pandemi sehingga mengabaikan protokol kesehatan.
Kepala Darurat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Mike Ryan memperingatkan tahun kedua pandemi virus corona diperkirakan akan lebih berat daripada tahun pertama pada 2020. Setidaknya dalam beberapa bulan pertama 2021. "Memasuki tahun kedua ini bahkan bisa lebih sulit mengingat beberapa dinamika penularan," kata Mike Ryan seperti dilansir dari VOA, Kamis (14/1).
- Advertisement -
Selama diskusi online dengan pejabat WHO lainnya, Mike Ryan mengatakan kini makin terjadi dinamika transmisi dan masalah lain terutama di belahan bumi Utara. Setidaknya dua varian virus, yang diidentifikasi di Inggris dan Afrika Selatan, telah terbukti lebih mudah menular, jika tidak lebih berbahaya dan menimbulkan kekhawatiran di negara-negara Eropa.
Ryan mengatakan penting untuk belajar dari apa yang berhasil dan tidak berhasil di setiap negara untuk memerangi virus dalam semua aspek. Ryan mengatakan pada akhir tahun lalu, selama periode liburan, ada penurunan kasus yang menipu dalam pelaporan tentang infeksi tersebut, sehingga menimbulkan kesan tenang dalam pandemi. Dia mengatakan dalam sepekan terakhir ternyata kasus meningkat lagi, dengan 5 juta kasus ditambahkan secara global dan 85 ribu kematian.
- Advertisement -
Dia mengatakan kecuali Asia Tenggara, semua wilayah di dunia telah menunjukkan peningkatan infeksi selama sepekan terakhir, Amerika memimpin. Eropa masih menyumbang sepertiga dari kasus baru tetapi menunjukkan penurunan 10 persen dari pekan sebelumnya.
Spesialis teknis WHO Maria Van Kerkhove mengatakan lonjakan kasus pasca-liburan akhir tahun membuat situasi jauh lebih buruk di beberapa negara. Memang ada negara-negara di mana virus telah dikendalikan dan mulai dibuka kembali. "Setelah liburan, di beberapa negara situasinya akan menjadi jauh lebih buruk sebelum menjadi lebih baik," kata Maria Van Kerkhove.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Rinaldi