PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Angka penambahan kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Pekanbaru terus saja melonjak. Ahad (13/9) terdapat 127 kasus terkonfirmasi positif baru. Secara umum, di ibukota Provinsi Riau ini dari total kasus positif yang ada, klaster rumah tangga menjadi yang terbanyak.
Dirincikan dari data Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Pekanbaru kemarin, dari 127 kasus positif baru, ada tujuh orang yang meninggal. Kemarin pula, terdapat 21 orang yang dinyatakan sembuh. Secara umum, selama Covid-19 mewabah sudah 1.604 orang terkonfirmasi positif, 339 orang sembuh dan pulang, 186 orang masih dirawat di rumah sakit, 914 orang menjalani isolasi mandiri dan 30 orang meninggal dunia.
Penambahan 127 kasus kemarin di Pekanbaru merupakan rekor penambahan baru dalam sehari. Begitu juga tujuh orang yang meninggal. Dari data Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru selama Agustus saja ditemui ada 60 klaster dari sembilan klasifikasi penularan. Dirincikan, ada 2 klaster perkantoran vertikal, 3 klaster perkantoran Provinsi Riau, 2 klaster perkantoran Pemko Pekanbaru, 3 klaster instansi penegak hukum, 2 klaster bank, 4 klaster perusahaan, 2 klaster legislatif, 5 klaster rumah sakit, dan yang paling banyak adalah 37 klaster rumah tangga.
Dijelaskan Plh Kadiskes Kota Pekanbaru dr Zaini Rizaldy melalui Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Maisel Fidayesi saat dikonfirmasi, ada penularan dari tempat kerja ke rumah, begitupun sebaliknya. "Penularan Covid-19 dari klaster kerja menularkan ke rumah tangga. Begitu pula dari rumah tangga menularkan ke teman kerja," jelasnya.
Lebih lanjut dipaparkannya, rumah tangga jadi kelompok penularan Covid-19 paling banyak karena masyarakat acap kali lalai jika sudah berada di rumah. Terutama bagi orang yang bekerja di luar dan memiliki mobilitas tinggi bertemu banyak orang.
"Orang sering lalai sampai di rumah tidak menjaga protokol kesehatan, tidak pakai masker. Padahal kalau aktif bekerja (di luar, red), di rumah harus terapkan protokol kesehatan juga. Rumah ini minimal menularkan satu, kadang lima anggota keluarga," urai Maisel.
Karena itu ditekankannya, menjaga protokol kesehatan adalah kewajiban di mana pun berada.
"Pakai masker di mana pun berada, menerapkan 3 M. Yakni memakai masker, menjaga jarak dan selalu mencuci tangan pakai sabun," imbuhnya.
Diimbaunya pula, masyarakat untuk menghindari makan dan berpergian bersama bagi orang yang bekerja.
"Karena tren penularan dari tempat kerja yang mungkin makan bersama di suatu kantin atau bepergian keluar kota sehingga terkena virus," ucap Maisel.
Dari klaster yang ada ini, klaster perkantoran dengan klaster rumah tangga sangat berkaitan erat. "Karena sudah positif membawa virus pulang ke rumah menularkan anak dan istri atau suami. Begitu juga anak atau orang di rumah menularkan ke rekan kerja. Klaster rumah tangga banyak dikarenakan jumlah orang yang tertular di klaster perkantoran banyak," tuturnya.
Ditegaskannya, masyarakat harus percaya bahwa Covid-19 itu ada. Masyarakat dapat berperan dengan disiplin menerapkan protokol kesehatan. Meningkatnya jumlah pasien positif akan berdampak pada menurunnya daya tampung fasilitas kesehatan.
"Masyarakat harus percaya bahwa Covid-19 ini ada, virusnya berbahaya dan menyebabkan kematian. Makanya kita sendiri yang bisa menyelamatkan diri kita, dengan mematuhi 3M," imbaunya.
Sebelumnya Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru tak lagi membolehkan pasien positif Covid-19 yang masuk kategori orang tanpa gejala (OTG) untuk menjalani isolasi mandiri di rumah. Disediakan fasilitas isolasi di Rusunawa Rejosari karena dikhawatirkan saat isolasi mandiri di rumah malah terjadi penularan ke anggota keluarga karena tak disiplin menerapkan protokol kesehatan.
"Masyarakat yang positif dalam OTG, tidak lagi boleh isolasi mandiri di rumah. Karena kita tidak dapat kontrol dan ketahui apakah benar disiplin atau tidak," tegas Wali Kota (Wako) Pekanbaru Dr H Firdaus ST MT, Senin (7/9).
Pemko Pekanbaru bersama Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau, lanjut Wako, sudah menetapkan kebijakan OTG menjalani isolasi dibawah pengawasan pemerintah daerah. "Untuk Pekanbaru pemko sudah siapkan Rusunawa Rejosari," paparnya.
Fasilitas ini sendiri sudah dilakukan pengecekan oleh Gubernur Riau Syamsuar pekan lalu."Provinsi juga cek ke sana. Dan itu sudah direncanakan konsentrasi dulu nanti Pekanbaru di rusunawa. Kita sediakan 350 tempat tidur. Selama perawatan di tempat isolasi pemerintah, biayanya ditanggung," urainya.
Kemudian pula, jika fasilitas ini penuh, Pemprov Riau di Pekanbaru juga sudah menyiapkan satu lokasi lagi yang dapat digunakan untuk isolasi mandiri.
Dalam pada itu, seorang kepala sekolah negeri milik Pemko Pekanbaru yakni Tuan R, meninggal dunia Sabtu (12/9) lalu dalam kondisi suspect. Sore harinya, hasil swab-nya diperoleh dan dia dinyatakan positif Covid-19. Demikian dikatakan Plh Kadiskes Kota Pekanbaru dr Zaini Rizaldy saat dikonfirmasi wartawan.
"Memang Covid-19. Jadi itu kan kemarin sore diumumkan. Jadi besok petugas kami turun dikembangkan ke mana saja dia kemungkinan kontak. Juga darimana R tertular saat ini belum diketahui. Dia sebelum meninggal dunia menunjukkan gejala sakit," ujarnya.(sol/ali/dof/hsb/kas/ted)