Jumat, 22 November 2024
spot_img

Petakan Asal Narkoba di Indonesia

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Direktorat Tindak Pidana Narkoba (Dittipid Narkoba) Bareskrim mengungkap empat kasus penyeludupan sabu 177 kg dan 30 ribu butir ekstasi, kemarin. Dalam pengungkapan itu ditemukan fakta mencengangkan, Dittipid Narkoba tengah memetakan sindikat internasional yang memasok narkotika di Indonesia.

Wadir Dittipid Narkoba Bareskrim Kombespol Krisno Halomoan menjelaskan, pemetaan asal narkotika atau sindikatnya ini sedang dilakukan. Ada beberapa hal yang digunakan untuk menentukan asal narkotika.  ”Selain keterangan tersangka, juga karakteristik dari narkotika,” paparnya.

Misalnya, dari narkotika seberat 177 kg tersebut. Dari kemasannya menggunakan kemasan teh Cina. Kemasan semacam ini ternyata merupakan kebiasaan yang digunakan sindikat narkotika internasional yang berada di Indocina.  ”Bukan di Cina, namun perbatasannya dengan Myanmar,” terangnya.

Baca Juga:  Manggung, Tom Morello Pose di Masjid Istiqlal

Dengan begitu, Dittipid Siber juga melakukan langkah pendekatan dengan kepolisian negara yang menjadi asal narkotika tersebut. Tujuannya, untuk bisa membantu menghentikan pasokan narkotika ke Indonesia.  ”Jadi, kami berupaya menghentikan sejak dari sumbernya,” paparnya.

Beberapa waktu lalu, ada lima detektif dari Kepolisian Diraja Malaysia yang datang ke Indonesia. Kelimanya bersama Bareskrim saling bahu-membahu menyelesaikan kasus narkotika.  ”Ini merupakan kasus extraordinary crime, maka perlu langkah yang extraordinary juga,” tuturnya.(idr/ted)

>>>Selengkapnya baca Harian Riau Pos
Editor: Eko Faizin

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Direktorat Tindak Pidana Narkoba (Dittipid Narkoba) Bareskrim mengungkap empat kasus penyeludupan sabu 177 kg dan 30 ribu butir ekstasi, kemarin. Dalam pengungkapan itu ditemukan fakta mencengangkan, Dittipid Narkoba tengah memetakan sindikat internasional yang memasok narkotika di Indonesia.

Wadir Dittipid Narkoba Bareskrim Kombespol Krisno Halomoan menjelaskan, pemetaan asal narkotika atau sindikatnya ini sedang dilakukan. Ada beberapa hal yang digunakan untuk menentukan asal narkotika.  ”Selain keterangan tersangka, juga karakteristik dari narkotika,” paparnya.

- Advertisement -

Misalnya, dari narkotika seberat 177 kg tersebut. Dari kemasannya menggunakan kemasan teh Cina. Kemasan semacam ini ternyata merupakan kebiasaan yang digunakan sindikat narkotika internasional yang berada di Indocina.  ”Bukan di Cina, namun perbatasannya dengan Myanmar,” terangnya.

Baca Juga:  Pemerintah Diminta Lebih Transparan Soal COVID-19

Dengan begitu, Dittipid Siber juga melakukan langkah pendekatan dengan kepolisian negara yang menjadi asal narkotika tersebut. Tujuannya, untuk bisa membantu menghentikan pasokan narkotika ke Indonesia.  ”Jadi, kami berupaya menghentikan sejak dari sumbernya,” paparnya.

Beberapa waktu lalu, ada lima detektif dari Kepolisian Diraja Malaysia yang datang ke Indonesia. Kelimanya bersama Bareskrim saling bahu-membahu menyelesaikan kasus narkotika.  ”Ini merupakan kasus extraordinary crime, maka perlu langkah yang extraordinary juga,” tuturnya.(idr/ted)

>>>Selengkapnya baca Harian Riau Pos
Editor: Eko Faizin
Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari