PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Merebaknya virus 2019-CNOV (virus Corona) akhir-akhir ini di seluruh dunia membuat SMA Santa Maria segera tanggap. Oleh karena itu SMA Santa Maria memberikan edukasi khususnya kepada warga SMA Santa Maria.
Pemberian edukasi ini dilakukan dengan menghadirkan Dinas Kesehatan Provinsi Riau. Bertempat di halaman utama SMA Santa Maria pada Rabu (18/2)
"Tiga narasumber yang kita hadirkan saat itu yakni l Kepala Bidang Pencegahan Pengendalian Penyakit (P2P) H Muhammad Ridwan SKM MKes, Pengelola Program H M Yamin Amd, staf Bidang P2P Yulizar," ujar Humas SMA Santa Maria Chrystina Widyarianti SS kepada Riau Pos, Jumat (21/2).
Pemberian edukasi tentang isu virus 2019-CNOV diikuti oleh pendidik, tenaga kependidikan dan seluruh peserta didik SMA Santa Maria.
Ridwan menyebutkan fakta bahwa hingga saat ini laporan dari Kementrian Kesehatan RI belum ada virus Corona yang masuk ke Indonesia. Tidak terdektesinya virus ini di Indonesia bukan karena ketidakmampuan pemerintah. Indonesia telah memiliki kapasitas untuk mendeteksi virus 2019-nCoV karena sejak 14 Januari 2020 telah memiliki PCR atau Polymerase Chain Reaction sebagaimana negara Asia lainnya.
Di samping itu, Ridwan juga menganjurkan masyarakat tidak menyerap semua informasi tanpa menyaringnya terlebih dahulu, "Segala informasi sebaiknya menunggu keterangan resmi dari pemerintah, yaitu Kementrian Kesehatan, itu yang paling tepat," ungkap Ridwan.
Ridwan menjelaskan masyarakat Indonesia sudah terbiasa memiliki gaya hidup bersih dan sehat, di antaranya, selalu memasak daging yang dikonsumsi hingga matang. Selain itu, orang Indonesia umumnya tidak mengkonsumsi hewan ekstrim seperti kelelawar, ular dan sebagainya yang diduga menjadi penyebab penyebaran virus tersebut.
Oleh karena itu, untuk mengantisipasi atau pencegahan penularan virus tersebut, haruslah dimulai dengan menerapkan pola hidup bersih dan sehat. Di antaranya, sering cuci tangan pakai sabun, gunakan masker bila batuk atau pilek, konsumsi gizi seimbang, perbanyak sayur dan buah, hati-hati kontak dengan hewan, rajin olahraga dan istirahat cukup, tidak mengonsumsi daging yang tidak dimasak, serta bila batuk dan pilek segera ke fasilitas kesehatan.
Kegiatan edukasi ini dilanjutkan dengan sesi tanya jawab interaktif antara peserta didik dengan narasumber dan diakhiri dengan pembagian flier pencegahan Novel Coronavirus (2019-nCoV).
Dalam kegiatan tersebut Wakil Kesiswaan SMA Santa Maria Ruth Endaria br Ginting MSi menekankan penciptaan pola hidup bersih dan sehat sebenarnya sudah dilakukan oleh seluruh warga SMA Santa Maria sejak dulu, terbukti dengan adanya sentralisasi tempat sampah atau hanya tersedia satu tempat sampah saja di SMA Santa Maria. Penyediaan satu tempat sampah sentral dimaksudkan dari sisi kesehatan, tidak tersedianya tempat sampah dilirong-lorong koridor sekolah membuat tidak banyak lalat atau hewan yang berpotensi membawa penyakit, dari sisi karakter, menumbuhkan rasa tanggung jawab.
"Setiap warga SMA bertanggung jawab atas apa yang diproduksinya. Ketika rasa tanggung jawab sudah ada dalam diri kita, maka akan terbawa sampai kapanpun juga. Terbukti, dengan program-program yang dibuat oleh SMA Santa Maria, Kementrian Hukum dan HAM pernah menganugerahkan penghargaan pada tahun 2018 yang lalu sebagai sekolah percontohan sadar hukum. Predikat tersebut didapat, karena dinilai berhasil menjalankan program hukum secara baik di sekolah. Terlebih lagi, SMA Santa Maria selalu tanggap dengan isu-isu yang berkembang dengan bekerja sama dengan lembaga yang berkompeten d ibidangnya salah satunya Dinas Kesehatan Riau," tegas Ruth.(hen/c)