Jumat, 20 September 2024

Meneliti Asal Muasal Virus Corona Berkembang

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Peneliti terus meneliti penyebaran wabah virus corona jenis baru asal Wuhan, Cina. Sejak pertama kali ditemukan menyebar, virus yang bernama COVID-19 itu diduga berasal dari kelelawar menular ke manusia. Dan sumbernya berasal dari pasar hewan ekstrem di Wuhan.

Namun, mewabahnya COVID-19 sempat ditengarai dari kebocoran lab. Sampai saat ini penelitian terus dilakukan.
Dilansir dari Mirror, Ahad (16/2), pemerintah Cina mengatakan wabah itu dimulai dari dalam pasar basah di Wuhan. Para ilmuwan dari Universitas Teknologi Tiongkok Selatan di Guangzhou mengatakan, kemungkinan asal virus itu berasal dari Pusat Pengendalian Penyakit Wuhan (WCDC).

Cendekiawan Botao Xiao dan Lei Xiao menerbitkan jurnal penelitian berjudul "Kemungkinan asal mula coronavirus 2019-nCoV di Research Gate. Mereka mengklaim WCDC menjadi "host" hewan di laboratorium untuk tujuan penelitian, termasuk 605 kelelawar yang ditangkap di provinsi Hubei dan Zhejiang.

Baca Juga:  Jangan Terburu-Buru Jadikan Bakamla Single Coast Guard

Laporan tersebut menyebutkan seorang peneliti, yang dikenal sebagai JH Tian, ​​pernah diserang oleh kelelawar dan ada darah kelelawar di kulitnya. Tian mengkarantina dirinya selama 28 hari setelah kelelawar kencing di tubuhnya.

- Advertisement -

Laboratorium tersebut terletak 280 meter dari pasar basah yang terkenal di Wuhan. Lokasinya berdekatan dengan rumah sakit Union tempat kelompok dokter pertama terinfeksi.

"Masuk akal bahwa virus bocor di sekitar itu. Beberapa hari kemudian sejumlah orang terkontaminasi sebagai pasien awal dalam epidemi ini, meskipun bukti kuat diperlukan dalam penelitian di masa depan," jelas JH Tian.

- Advertisement -

Laboratorium kedua, terletak sekitar 12 km dari pasar basah. Laboratorium ini melaporkan bahwa kelelawar tapal kuda Cina adalah reservoir alami untuk coronavirus sindrom pernafasan akut (SARS-CoV) yang menyebabkan wabah SARS pada tahun 2003.

Baca Juga:  Puan Maharani: PDIP Solid, Itu Hanya Oknum

Laboratorium tersebut milik Institut Virologi Wuhan dan diklasifikasikan sebagai P4, yakni memiliki tingkat keamanan terbaik di laboratorium biosafety.

Sejak saat itu, wabah telah menyebar ke lebih dari 24 negara di seluruh dunia dan menginfeksi lebih dari 60 ribu orang dan kematian melebihi 1600an jiwa.

Sumber: Jawa Pos
Editor: Rinaldi

 

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Peneliti terus meneliti penyebaran wabah virus corona jenis baru asal Wuhan, Cina. Sejak pertama kali ditemukan menyebar, virus yang bernama COVID-19 itu diduga berasal dari kelelawar menular ke manusia. Dan sumbernya berasal dari pasar hewan ekstrem di Wuhan.

Namun, mewabahnya COVID-19 sempat ditengarai dari kebocoran lab. Sampai saat ini penelitian terus dilakukan.
Dilansir dari Mirror, Ahad (16/2), pemerintah Cina mengatakan wabah itu dimulai dari dalam pasar basah di Wuhan. Para ilmuwan dari Universitas Teknologi Tiongkok Selatan di Guangzhou mengatakan, kemungkinan asal virus itu berasal dari Pusat Pengendalian Penyakit Wuhan (WCDC).

Cendekiawan Botao Xiao dan Lei Xiao menerbitkan jurnal penelitian berjudul "Kemungkinan asal mula coronavirus 2019-nCoV di Research Gate. Mereka mengklaim WCDC menjadi "host" hewan di laboratorium untuk tujuan penelitian, termasuk 605 kelelawar yang ditangkap di provinsi Hubei dan Zhejiang.

Baca Juga:  Lapas Pasirpengaraian Jadi Percontohan 

Laporan tersebut menyebutkan seorang peneliti, yang dikenal sebagai JH Tian, ​​pernah diserang oleh kelelawar dan ada darah kelelawar di kulitnya. Tian mengkarantina dirinya selama 28 hari setelah kelelawar kencing di tubuhnya.

Laboratorium tersebut terletak 280 meter dari pasar basah yang terkenal di Wuhan. Lokasinya berdekatan dengan rumah sakit Union tempat kelompok dokter pertama terinfeksi.

"Masuk akal bahwa virus bocor di sekitar itu. Beberapa hari kemudian sejumlah orang terkontaminasi sebagai pasien awal dalam epidemi ini, meskipun bukti kuat diperlukan dalam penelitian di masa depan," jelas JH Tian.

Laboratorium kedua, terletak sekitar 12 km dari pasar basah. Laboratorium ini melaporkan bahwa kelelawar tapal kuda Cina adalah reservoir alami untuk coronavirus sindrom pernafasan akut (SARS-CoV) yang menyebabkan wabah SARS pada tahun 2003.

Baca Juga:  SE Penerapan UU ITE: Kalau Tersangka Minta Maaf Tidak Ditahan  

Laboratorium tersebut milik Institut Virologi Wuhan dan diklasifikasikan sebagai P4, yakni memiliki tingkat keamanan terbaik di laboratorium biosafety.

Sejak saat itu, wabah telah menyebar ke lebih dari 24 negara di seluruh dunia dan menginfeksi lebih dari 60 ribu orang dan kematian melebihi 1600an jiwa.

Sumber: Jawa Pos
Editor: Rinaldi

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

Terbaru

spot_img

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari