KONFLIK internal di Barcelona, akhirnya menjadi rahasia umum. Ini merupakan “pertikaian” kelas atas antara pemain yang dianggap berpengaruh di semua lini klub, Lionel Messi, dengan Direktur Olahraga Barca, Eric Abidal.
Banyak orang yakin, cepat atau lambat, Abidal bakal disingkirkan oleh klub. Sebab, seperti selama ini yang terjadi, klub selalu berdiri di belakang Messi di setiap permasalahan yang terjadi.
Sejauh ini, klub belum secara tegas mengambil keputusan, berada dan memihak siapa. Hal ini membuat banyak orang menduga-duga. Sebagai Direktur Olahraga, Abidal punya kuasa untuk menentukan langkah-langkah kongkrit dan strategis berkenaan kebijakan perekrutan pemain, pelatih, dan yang lainnya. Namun selama ini orang tahu, Messi adalah simbol klub di lapangan yang tak bisa disentuh oleh siapa pun. Dia juga dianggap penguasa ruang ganti, lebih super dari pelatih.
Persoalan ini memuncak pada kegagalan Barca meraih Supercopa de Espana di Arab Saudi. Karena hal ini, Barcelona harus memecat Ernesto Valverde dari kursi pelatih. Sebagai gantinya, klub asal Catalan menunjuk Quique Setien sebagai pelatih baru.
Rupanya, pemecatan Ernesto Valverde menjadi awal mula konflik. Eric Abidal menuduh pemain tak cukup bekerja keras. Tuduhan itu diserang balik oleh Lionel Messi secara terbuka. Padahal musim 2019/2020 berjalan cukup bagus untuk Barcelona. Mereka masih di jalur perebutan juara La Liga, Copa del Rey, dan Liga Champions. Hanya saja, performa klub tidak cukup bagus.
Jurnalis Marca, Raul Varela, menilai situasi yang kini terjadi di Barcelona cukup rumit. Tidak ada yang tahu pasti apakah pernyataan Abidal benar, pemain tidak mendukung Ernesto Valverde.
Varela pun tidak terkejut dengan respon Messi. Pemain berusia 32 tahun itu bukan tipikal yang suka disalahkan. Apalagi, secara statistik, Messi menjadi pemain dengan kontribusi paling besar.
"Dia menjadi bintang, tim dan klub semuanya dalam satu orang. Tapi mungkin masalah dan drama adalah akumulasi dari situasi beberapa tahun terakhir, dan itu baru saja ditekankan oleh Messi," kata Varela.
Varela tidak tahu apakah Abidal akan diberhentikan atau akan mundur. Namun, mantan pemain Barcelona itu diyakini cukup muak dengan situasi yang terjadi bahwa klub terlalu terfokus Messi.
"Setelah bertahun-tahun mendengar 'Anda harus membuat Messi bahagia,' ia mungkin sudah bosan tersenyum. Barcelona tanpa kharisma, tanpa kredibilitas dan tanpa kepribadian. Semuanya ada di Messi," kata Raul Varela.
Walaupun ada kemungkinan Abidal benar, Varela menilai pilihan Barcelona tidak banyak. Mereka harus tetap membela Messi. Sebab, dia adalah bintang utama klub, baik di dalam maupun luar lapangan.
"Hal yang sama terjadi dengan Cristiano Ronaldo di Real Madrid, dan juga akan terjadi dengan Kylian Mbappe di Paris Saint-Germain jika dia ada di sana cukup lama," kata Varela
Varela meminta Presiden Barcelona Josep Maria Bartome segera membuat keputusan akhir. Keputusan tersebut adalah menjaga aset paling berharga milik Barcelona. Jadi, dalam hal ini, Varela berada di posisi Messi yang dianggap sebagai lambang dari Catalonia dan Barcelona.
"Aset itu adalah Messi. Dia pemain terbaik sepanjang masa, dan permata terbesar La Liga. Tidak ada orang seperti Messi, dan ketika dia pensiun mereka akan merasakan ketidakhadirannya," ucap Varela.
Dan jika akhirnya Abidal yang harus menyingkir, semakin menegaskan bagaimana peran seorang Messi di Barcelona yang selama ini memang sudah dianggap “dewa” yang tak tergantikan. Segalanya harus dituruti dan diberikan ruang yang luas agar semua orang di klub berdiri di belakangnya.
Ini berbeda dengan filosofi Real Madrid bahwa klub lebih besar dari siapa pun, termasuk megabintang sekalipun. Maka, pemain sekaliber Raul Gonzales atau Cristiano Ronaldo bisa pergi dari Santiago Bernabeu.
Penulis/Editor: Hary B Koriun
Sumber: Marca/Soccernet/Berbagai Sumber