Koordinasikan Pencegahan Penularan MPox

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Kasus cacar monyet atau Monkeypox (MPox) yang merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi virus cacar monyet pada sejumlah hewan, termasuk manusia mulai terdeteksi di sejumlah daerah di Indonesia.

Untuk memastikan penyakit menular itu tidak masuk di Kota Pekanbaru, sejumlah langkah dilakukan Balai Kesehatan Kelas I Pekanbaru. Salah satunya mengadakan pertemuan strategis membahas rencana kontinjensi penanganan Public Health Emergency of International Concern (PHEIC) terkait penyakit MPox, bersama stakeholder di salah satu hotel di Pekanbaru.

Menurut Kepala Balai Kesehatan Kelas I Pekanbaru dr Aryanti MM MKM, Selasa (24/9), upaya memperkuat kesiapsiagaan nasional terhadap ancaman kesehatan global, khususnya di Kota Pekanbaru kali ini melibatkan berbagai pemangku kepentingan lintas sektor. Terutama yang terkait dengan kegiatan di wilayah pelabuhan sebagai salah satu gerbang utama mobilitas internasional.

’’Di mana, koordinasi lintas sektor dalam menghadapi ancaman kesehatan seperti MPox ini sangat penting dilakukan karena Kota Pekanbaru dan sejumlah wilayah di Provinsi Riau, yang memiliki potensi besar untuk menimbulkan krisis kesehatan internasional,’’ katanya.

- Advertisement -

Itu sebabnya, dalam koordinasi ini pihaknya mengundang dr Tunggul Birowo MH dari Direktorat Surveilans dan Kekarantinaan Kesehatan, Ditjend Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia untuk memberikan pemaparan mendalam terkait dinamika penyebaran penyakit MPox serta berbagai tantangan yang mungkin dihadapi dalam penanganannya di lapangan. ’’Karena, MPox sendiri merupakan penyakit menular dengan dampak global, perlu direspons dengan cepat dan tepat guna menghindari penyebarannya di kawasan-kawasan strategis seperti pelabuhan,’’ sebutnya.

Pertemuan membahas berbagai skenario rencana kontinjensi untuk menghadapi potensi penyebaran MPox di wilayah pelabuhan (ayi)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Kasus cacar monyet atau Monkeypox (MPox) yang merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi virus cacar monyet pada sejumlah hewan, termasuk manusia mulai terdeteksi di sejumlah daerah di Indonesia.

Untuk memastikan penyakit menular itu tidak masuk di Kota Pekanbaru, sejumlah langkah dilakukan Balai Kesehatan Kelas I Pekanbaru. Salah satunya mengadakan pertemuan strategis membahas rencana kontinjensi penanganan Public Health Emergency of International Concern (PHEIC) terkait penyakit MPox, bersama stakeholder di salah satu hotel di Pekanbaru.

Menurut Kepala Balai Kesehatan Kelas I Pekanbaru dr Aryanti MM MKM, Selasa (24/9), upaya memperkuat kesiapsiagaan nasional terhadap ancaman kesehatan global, khususnya di Kota Pekanbaru kali ini melibatkan berbagai pemangku kepentingan lintas sektor. Terutama yang terkait dengan kegiatan di wilayah pelabuhan sebagai salah satu gerbang utama mobilitas internasional.

’’Di mana, koordinasi lintas sektor dalam menghadapi ancaman kesehatan seperti MPox ini sangat penting dilakukan karena Kota Pekanbaru dan sejumlah wilayah di Provinsi Riau, yang memiliki potensi besar untuk menimbulkan krisis kesehatan internasional,’’ katanya.

Itu sebabnya, dalam koordinasi ini pihaknya mengundang dr Tunggul Birowo MH dari Direktorat Surveilans dan Kekarantinaan Kesehatan, Ditjend Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia untuk memberikan pemaparan mendalam terkait dinamika penyebaran penyakit MPox serta berbagai tantangan yang mungkin dihadapi dalam penanganannya di lapangan. ’’Karena, MPox sendiri merupakan penyakit menular dengan dampak global, perlu direspons dengan cepat dan tepat guna menghindari penyebarannya di kawasan-kawasan strategis seperti pelabuhan,’’ sebutnya.

Pertemuan membahas berbagai skenario rencana kontinjensi untuk menghadapi potensi penyebaran MPox di wilayah pelabuhan (ayi)

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya