Pemprov Ikut Telusuri Video Janin Sapi Kurban

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Penemuan dua janin di saat penyembelihan hewan kurban di Masjid At-taubah, Perumahan Athaya I, Jalan Melati, Kelurahan Binawidya, Senin (17/6) lalu masih menjadi perbincangan publik khususnya warga di Kota Pekanbaru.

Tak hanya tim dari Pemko Pekanbaru, tim dari dinas terkait di Pemprov Riau ikut menelusuri kebenaran kejadian tersebut. Tim Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Riau mendatangi lokasi penyembelihan hewan kurban untuk mencari informasi terkait adanya janin sapi di tubuh sapi kurban berjenis kelamin jantan itu.

Menurut Kabid Kesehatan Hewan Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Riau Faralinda Sari kepada Riau Pos, Kamis (20/6), pihaknya membenarkan jika saat mendapatkan informasi terkait adanya kasus tersebut bersama tim dari DinasPertanian dan Peternakan Kota Pekanbaru  turun langsung mendatangi lokasi pemotongan hewan kurban tersebut.

Namun sesampainya di lokasi, pihaknya tidak menemukan keberadaan janin yang viral tersebut dan juga tidak bisa bertemu dengan panitia kurban dari Masjid At-Taubah untuk memintai keterangan lebih lanjut.

- Advertisement -

”Kami tidak menemukan adanya fetus (janin,red) tersebut, kami hanya bertemu dengan RT setempat. Dokumentasi testisnya sapi juga tidak ada. Dan kami juga tidak bisa bertemu dengan panitia. Jadi, informasi yang kami temukan itu tidak akurat. Sampai sekarang pun dihubungi juga tidak bisa,” ucapnya, kemarin.

Dikatakan Faralinda lagi, sebenarnya secara keilmuan, sapi jantan tidak memiliki rahim dan sel telur untuk perkembangbiakan janin. Pihaknya juga memperkirakan ada kemungkinan sapi yang dipotong tersebut berjenis kelamin betina, bukannya jantan. Ini kemungkinan bisa terjadi saat proses pengantaran sapi tersebut ke lokasi penyembelihan dari pihak peternakan tertukar dengan sapi lainnya.

- Advertisement -

”Ada kemungkinan begitu. Tapi kalau berdasarkan informasi dari media sosial, panitia sudah memastikan kalau itu sapi jantan, bukan betina. Kami juga tidak tahu apakah ketika dilakukan pemotongan itu, organnya sudah dikumpulkan di satu tempat atau tidak. Ada juga kemungkinan tercampur antara sapi dan kambing,” ucapnya.

Pihaknya juga berasumsi jika bukan janin sapi yang ditemukan oleh panitia masjid tersebut, melainkan janin kambing yang juga ikut dikurbankan dalam Hari Raya Iduladha 1445 H itu.

Pasalnya, kemungkinan besar sangat sulit janin sapi memiliki dua janin dalam satu kantung rahim. Jikapun ada, itu pun sangat jarang terjadi. Sehingga ada kemungkinan jika kambing yang sebenarnya berjenis kelamin betina yang dipotong karena kambing bisa memiliki dua janin sekaligus di dalam satu rahim.

”Bisa jadi ini adalah janinnya kambing, bukan dari sapi karena kemungkinan besar sapi jarang yang memiliki dua janin. Makanya saat ke lokasi kami menanyakan beberapa hal, baik dokumen foto ataupun videonya. Tapi pihak panitia tidak bisa menjawab. Karena kalau dilihat dari bentuk janinnya yang viral itu, ada ciri-ciri janin kambing bukan sapi,” ujarnya.

Saat ditanyakan terkait pengawasan yang dilakukan dinas terkait baik kota ataupun Provinsi Riau kepada hewan ternak saat hari raya kurban, Faralinda katakan pihaknya sudah melakukan pengecekan terhadap ribuan hewan kurban yang masuk Kota Pekanbaru.

Pemeriksaan ini dilakukan oleh tim dari Dinas Pertanian dan Perikanan (Distankan) yang tidak hanya melakukan pemeriksaan kesehatan fisik hewan kurban saja tetapi juga turut memeriksa dokumen yang dimiliki pedagang hewan kurban yang sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Pasalnya, hewan yang akan dijadikan untuk berkurban harus dipastikan telah memenuhi syarat, baik dari segi umur, serta kesehatan fisik dan lainnya.

Namun dirinya tidak memungkinkan adanya keterbatasan personil yang membuat tidak semua tempat pemotongan hewan kurban dapat di awasi secara keseluruhan sehingga hal tersebut bisa terjadi di Kota Pekanbaru.

”Kami juga bingung melakukan verivikasi karena dokumen kesehatan hewan tidak ditemukan. Apalagi untuk pengawasan jumlah personel kami tidak memadai. Kami juga melakukan kerja sama dengan perhimpunan Dokter Hewan Indonesia Cabang Riau tetapi memang lokasi pemotongan hewan kurban di Provinsi Riau dan Kota Pekanbaru cukup luas jadi tidak tertangani,” tambahnya.

Pihaknya juga tidak mendapatkan informasi yang tepat dimana panitia kurban membeli hewan kurban tersebut sehingga pihaknya tidak bisa menemukan lokasinya untuk melakukan verifikasi lebih lanjut.

”Itulah yang kami bingungkan. Informasi yang kami dapatkan, hewan kurban itu dibeli di Kecamatan Rumbai dan ada juga dibeli dari Kabupaten Kampar. Tapi karena surat tidak ada, dan pihak panitia kurban sulit ditemui, kami pun sampai sekarang masih terus berupaya mencari informasi lebih lanjut,” tuturnya.(ayi)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Penemuan dua janin di saat penyembelihan hewan kurban di Masjid At-taubah, Perumahan Athaya I, Jalan Melati, Kelurahan Binawidya, Senin (17/6) lalu masih menjadi perbincangan publik khususnya warga di Kota Pekanbaru.

Tak hanya tim dari Pemko Pekanbaru, tim dari dinas terkait di Pemprov Riau ikut menelusuri kebenaran kejadian tersebut. Tim Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Riau mendatangi lokasi penyembelihan hewan kurban untuk mencari informasi terkait adanya janin sapi di tubuh sapi kurban berjenis kelamin jantan itu.

Menurut Kabid Kesehatan Hewan Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Riau Faralinda Sari kepada Riau Pos, Kamis (20/6), pihaknya membenarkan jika saat mendapatkan informasi terkait adanya kasus tersebut bersama tim dari DinasPertanian dan Peternakan Kota Pekanbaru  turun langsung mendatangi lokasi pemotongan hewan kurban tersebut.

Namun sesampainya di lokasi, pihaknya tidak menemukan keberadaan janin yang viral tersebut dan juga tidak bisa bertemu dengan panitia kurban dari Masjid At-Taubah untuk memintai keterangan lebih lanjut.

”Kami tidak menemukan adanya fetus (janin,red) tersebut, kami hanya bertemu dengan RT setempat. Dokumentasi testisnya sapi juga tidak ada. Dan kami juga tidak bisa bertemu dengan panitia. Jadi, informasi yang kami temukan itu tidak akurat. Sampai sekarang pun dihubungi juga tidak bisa,” ucapnya, kemarin.

Dikatakan Faralinda lagi, sebenarnya secara keilmuan, sapi jantan tidak memiliki rahim dan sel telur untuk perkembangbiakan janin. Pihaknya juga memperkirakan ada kemungkinan sapi yang dipotong tersebut berjenis kelamin betina, bukannya jantan. Ini kemungkinan bisa terjadi saat proses pengantaran sapi tersebut ke lokasi penyembelihan dari pihak peternakan tertukar dengan sapi lainnya.

”Ada kemungkinan begitu. Tapi kalau berdasarkan informasi dari media sosial, panitia sudah memastikan kalau itu sapi jantan, bukan betina. Kami juga tidak tahu apakah ketika dilakukan pemotongan itu, organnya sudah dikumpulkan di satu tempat atau tidak. Ada juga kemungkinan tercampur antara sapi dan kambing,” ucapnya.

Pihaknya juga berasumsi jika bukan janin sapi yang ditemukan oleh panitia masjid tersebut, melainkan janin kambing yang juga ikut dikurbankan dalam Hari Raya Iduladha 1445 H itu.

Pasalnya, kemungkinan besar sangat sulit janin sapi memiliki dua janin dalam satu kantung rahim. Jikapun ada, itu pun sangat jarang terjadi. Sehingga ada kemungkinan jika kambing yang sebenarnya berjenis kelamin betina yang dipotong karena kambing bisa memiliki dua janin sekaligus di dalam satu rahim.

”Bisa jadi ini adalah janinnya kambing, bukan dari sapi karena kemungkinan besar sapi jarang yang memiliki dua janin. Makanya saat ke lokasi kami menanyakan beberapa hal, baik dokumen foto ataupun videonya. Tapi pihak panitia tidak bisa menjawab. Karena kalau dilihat dari bentuk janinnya yang viral itu, ada ciri-ciri janin kambing bukan sapi,” ujarnya.

Saat ditanyakan terkait pengawasan yang dilakukan dinas terkait baik kota ataupun Provinsi Riau kepada hewan ternak saat hari raya kurban, Faralinda katakan pihaknya sudah melakukan pengecekan terhadap ribuan hewan kurban yang masuk Kota Pekanbaru.

Pemeriksaan ini dilakukan oleh tim dari Dinas Pertanian dan Perikanan (Distankan) yang tidak hanya melakukan pemeriksaan kesehatan fisik hewan kurban saja tetapi juga turut memeriksa dokumen yang dimiliki pedagang hewan kurban yang sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Pasalnya, hewan yang akan dijadikan untuk berkurban harus dipastikan telah memenuhi syarat, baik dari segi umur, serta kesehatan fisik dan lainnya.

Namun dirinya tidak memungkinkan adanya keterbatasan personil yang membuat tidak semua tempat pemotongan hewan kurban dapat di awasi secara keseluruhan sehingga hal tersebut bisa terjadi di Kota Pekanbaru.

”Kami juga bingung melakukan verivikasi karena dokumen kesehatan hewan tidak ditemukan. Apalagi untuk pengawasan jumlah personel kami tidak memadai. Kami juga melakukan kerja sama dengan perhimpunan Dokter Hewan Indonesia Cabang Riau tetapi memang lokasi pemotongan hewan kurban di Provinsi Riau dan Kota Pekanbaru cukup luas jadi tidak tertangani,” tambahnya.

Pihaknya juga tidak mendapatkan informasi yang tepat dimana panitia kurban membeli hewan kurban tersebut sehingga pihaknya tidak bisa menemukan lokasinya untuk melakukan verifikasi lebih lanjut.

”Itulah yang kami bingungkan. Informasi yang kami dapatkan, hewan kurban itu dibeli di Kecamatan Rumbai dan ada juga dibeli dari Kabupaten Kampar. Tapi karena surat tidak ada, dan pihak panitia kurban sulit ditemui, kami pun sampai sekarang masih terus berupaya mencari informasi lebih lanjut,” tuturnya.(ayi)

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya