Sabtu, 9 November 2024

Waspada, Puncak Musim Hujan Februari dan Maret

- Advertisement -

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan, puncak musim penghujan akan jatuh pada Februari dan Maret mendatang. BMKG mengimbau masyarakat untuk selalu siaga menghadapi cuaca ekstrem tersebut.

“Saat ini sudah masuk musim hujan, untik puncaknya lebih didominasi bulan Februari dan Maret,” kata Kepala Bidang Desiminasi Iklim dan Kualitas Udara BMKG, Harry Tirto Djatmiko dihubungi JawaPos.com, Senin (6/1).

- Advertisement -

Harry menyampaikan, masyarakat diimbau untuk tetap siaga dan berhati-hati menghadapi puncak musim penghujan. Karena terdapat dampak yang ditimbulkan seperti banjir, tanang longsor, banjir bandang, angin kencang dan lainnya.

Sementara itu, Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Mulyono Rahadi Prabowo menyampaikan, BMKG mendeteksi munculnya dua bibit siklon tropis, yaitu 91S di Samudera Hindia sebelah selatan Nusa Tenggara Timur dan 92S di Laut Arafuru sebelah selatan Tual. Posisi kedua bibit siklon tropis ini berada dekat dengan wilayah Indonesia, memberikan dampak terhadap kondisi cuaca maupun gelombang laut.

Baca Juga:  Masyarakat Desa Bukit Gajah Dambakan Semenisasi Jalan

“Bibit siklon tropis 91S di Samudera Hindia lebih berpotensi meningkat menjadi siklon tropis dibandingkan 92S di Laut Arafura,” ujar Mulyono.

- Advertisement -

Mulyono menuturkan, bibit siklon tropis ini memberikan dampak munculnya hujan intensitas sedang hingga lebat dan angin kencang, khususnya di wilayah Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur. Menurutnya, kondisi perairan pun akan terdampak akibat bibit siklon tropis ini berupa gelombang laut dengan tinggi 2.5 sampai 4.0 meter di perairan Selatan Jawa Tengah hingga Selatan NTB, Samudera Hindia Selatan Pulau Jawa hingga Selatan NTB, Perairan Selatan Pulau Sumba, Laut Sawu, Perairan Pulau Sabu dan Pulau Rote, Perairan Utara NTT, Laut Flores, Perairan Kepulauan Kai-Aru.

Baca Juga:  Kepala Daerah Terpilih Harus jadi Pemimpin Berintegritas

“Bibit siklon tropis 91S dalam satu hingga dua hari kedepan berpotensi tinggi menjadi siklon tropis, namun bergerak selatan hingga barat daya semakin menjauhi wilayah Indonesia,” terang Mulyono.

BMKG memprakirakan, musim siklon tropis di wilayah sebelah selatan Indonesia biasanya terjadi pada November-April. Bersamaan dengan periode musim hujan di Indonesia, sehingga keberadaan siklon tropis dapat meningkatkan intensitas curah hujan dan kecepatan angin. “Informasi bibit siklon tropis ini melengkapi informasi pada peringatan dini cuaca yang masih berlaku,” tukas Mulyono.

Sumber: Jawapos.com
Editor: E Sulaiman

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan, puncak musim penghujan akan jatuh pada Februari dan Maret mendatang. BMKG mengimbau masyarakat untuk selalu siaga menghadapi cuaca ekstrem tersebut.

“Saat ini sudah masuk musim hujan, untik puncaknya lebih didominasi bulan Februari dan Maret,” kata Kepala Bidang Desiminasi Iklim dan Kualitas Udara BMKG, Harry Tirto Djatmiko dihubungi JawaPos.com, Senin (6/1).

Harry menyampaikan, masyarakat diimbau untuk tetap siaga dan berhati-hati menghadapi puncak musim penghujan. Karena terdapat dampak yang ditimbulkan seperti banjir, tanang longsor, banjir bandang, angin kencang dan lainnya.

- Advertisement -

Sementara itu, Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Mulyono Rahadi Prabowo menyampaikan, BMKG mendeteksi munculnya dua bibit siklon tropis, yaitu 91S di Samudera Hindia sebelah selatan Nusa Tenggara Timur dan 92S di Laut Arafuru sebelah selatan Tual. Posisi kedua bibit siklon tropis ini berada dekat dengan wilayah Indonesia, memberikan dampak terhadap kondisi cuaca maupun gelombang laut.

Baca Juga:  Dosen Harus Mampu Beradaptasi dengan Kemajuan Teknologi

“Bibit siklon tropis 91S di Samudera Hindia lebih berpotensi meningkat menjadi siklon tropis dibandingkan 92S di Laut Arafura,” ujar Mulyono.

Mulyono menuturkan, bibit siklon tropis ini memberikan dampak munculnya hujan intensitas sedang hingga lebat dan angin kencang, khususnya di wilayah Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur. Menurutnya, kondisi perairan pun akan terdampak akibat bibit siklon tropis ini berupa gelombang laut dengan tinggi 2.5 sampai 4.0 meter di perairan Selatan Jawa Tengah hingga Selatan NTB, Samudera Hindia Selatan Pulau Jawa hingga Selatan NTB, Perairan Selatan Pulau Sumba, Laut Sawu, Perairan Pulau Sabu dan Pulau Rote, Perairan Utara NTT, Laut Flores, Perairan Kepulauan Kai-Aru.

Baca Juga:  Bocah 8 Tahun Kritis Diserang Anjing Pitbull

“Bibit siklon tropis 91S dalam satu hingga dua hari kedepan berpotensi tinggi menjadi siklon tropis, namun bergerak selatan hingga barat daya semakin menjauhi wilayah Indonesia,” terang Mulyono.

BMKG memprakirakan, musim siklon tropis di wilayah sebelah selatan Indonesia biasanya terjadi pada November-April. Bersamaan dengan periode musim hujan di Indonesia, sehingga keberadaan siklon tropis dapat meningkatkan intensitas curah hujan dan kecepatan angin. “Informasi bibit siklon tropis ini melengkapi informasi pada peringatan dini cuaca yang masih berlaku,” tukas Mulyono.

Sumber: Jawapos.com
Editor: E Sulaiman

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari