PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Pekan kedua Januari 2024, harga sayur mayur di Kota Pekanbaru masih mahal. Namun harga cabai turun, khususnya cabai merah dari Aceh.
Berdasarkan pantauan Riau Pos di sejumlah pasar tradisional di Kota Pekanbaru, Ahad (7/1), yaitu di Pasar Kodim dan Pasar Dupa Kencana, harga barang keperluan pokok masih cenderung mengalami kenaikan, meskipun terdapat sejumlah barang pokok lainnya yang mulai mengalami penurunan harga seperti cabai merah.
Sementara itu untuk harga sayuran dan juga bawang merah serta bawang putih sejak awal 2024 sudah mengalami kenaikan harga akibat pasokan yang berkurang. Ini akibat terputusnya jalur distribusi dari Sumatera Barat ke Riau akibat banjir serta tanah longsor yang terjadi di ruas Jalan Lintas Sumatera Barat dan Riau.
Salah seorang pedagang sayuran di Pasar Kodim Togar mengaku saat ini harga sayur-mayur masih mahal. Seperti sayur tomat, buncis, kol dan brokoli serta wortel dijual dari harga sebelumnya hanya berkisar Rp10.000 hingga Rp 20.000 per kilogram.
”Ini mahal karena stok tidak ada, kan semua stok barang kebanyakan sayuran itu dari Sumbar semuanya jadi kalau naik tentu kami pedagang akan menyesuaikan harganya,” ujarnya.
Sedangkan, harga cabai merah dari Aceh mulai mengalami penurunan harga. Namun bawang putih dan merah naik menjadi Rp35.000-Rp40.000 per kilogram.
Tak hanya akibat ruas jalan yang putus dan stok yang mulai menipis akibat tahun baru. Beberapa pekan ke depan dirinya memprediksi harga kebutuhan pokok dan stok barang akan kembali stabil lantaran para petani sudah selesai menghabiskan waktu liburan akhir tahun dan akan kembali memulai aktivitas pertanian dengan mengirimkan pasokan barang kepada pedagang.
”Kemarin itu kan mahal lantaran tahun baru. Tapi beberapa pekan ini sudah mulai normal, karena stoknya juga sudah mulai berdatangan dari luar Sumbar seperti Medan, Aceh, Lampung dan lainnya,” tuturnya.
Ia berharap pemerintah bisa kembali menstabilkan harga kebutuhan pokok salah satunya dengan menutup seluruh pasar kaget yang ada di Kota Pekanbaru sehingga masyarakat kembali berbelanja dipasar tradisional yang ada dan tidak ada perbedaan harga yang dijual oleh pedagang pasar kaget dan pasar tradisional.
”Yang buat mati pasar tradisional itu ya pasar kaget. Kami maunya harga dijual di pasar tradisional itu jauh lebih murah dari pada pasar kaget agar pembeli pun nyaman berbelanja,lah kalau sekarang mana bisa selagi masih ada pasar kaget di Pekanbaru,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (DPP), Zulhelmi Arifin mengatakan, sejumlah keperluan pokok (sembako) tidak mengalami kenaikan harga signifikan selama akhir tahun 2023 hingga awal tahun 2024 masih stabil.
Hal ini dikarenakan suplai bahan-bahan pokok masih tercukupi dan dapat dipasok dari berbagai daerah, selain Provinsi Sumatera Barat.
”Pasokan sembako di Pekanbaru kita suplai bukan hanya dari Sumbar, tetapi juga dari Sumatera Utara dan Aceh,” ujarnya.
Ia menjelaskan, karena adanya beberapa provinsi lain, pasokan sembako ke Pekanbaru tidak terlalu mengalami gangguan. Meskipun akses ke Sumatera Barat sempat terputus akibat longsor.
Selain itu, distribusi sembako dari Sumatera Barat juga bisa tetap terjaga dengan menggunakan jalan alternatif. Meskipun demikian, ia berharap agar akses jalan Sumbar yang terputus akibat longsor dapat pulih dengan baik.
”Sampai saat ini harga keperluan pokok masih stabil, karena masih ada akses jalan alternatif via Telukkuantan yang digunakan oleh produsen untuk memasok keperluan pokok di Kota Pekanbaru,” katanya.(yls)
Laporan PRAPTI DWI LESTARI, PEKANBARU