(RIAUPOS.CO) — Miris memang. Di tengah gencarnya bantuan pemerintah demi menaikan taraf hidup masyarakat miskin, masih ada warga yang belum mengenyam bantuan dari pemerintah daerah dan pusat.
Rosia (78), warga Desa Koto Kombu, Kecamatan Hulu Kuantan ini harus berjibaku menjalani hidupnya sebatang kara di gubuk reot yang terbuat dari papan. Selain usianya yang mulai uzur, ia juga mengalami buta dari kecil.
Namun, seluruh aktivitas seperti, memasak, mandi, mencuci hingga membersihkan perkarangan ia lakukan sendiri. Hebatnya lagi, rumah nenek ini sangat terlihat rapi dan bersih, Jumat (14/6).
Menurut warga sekitar, bernama Rabdes, nenek Rosia bisa mengenal nama orang hanya dari suaranya. “Kalau di Desa Koto Kombu ini, hampir semua orang beliau tahu. Itu diketahui dari suara orang itu,†ujar Rabdes.
Ketika ditanya, berapa kebutuhan hidup selama sepekan? Rosia menjawab tidak menentu. “Kadang Rp30 ribu sampai Rp40 ribu. Itupun saya titip belanja kepada kerabat yang ke pasar setiap pekan,†kata Rosia.
Rosia melanjutkan, uang tersebut didapat dari pemberian warga melalui sedekah. Namun, beberapa bulan terakhir dirinya dibantu oleh Baznas untuk bahan pokok seperti beras dan minyak. Sedangkan untuk bantuan lain Rosia tidak pernah menerianya, seperti Program Keluarga Harapan (PKH).***
(RIAUPOS.CO) — Miris memang. Di tengah gencarnya bantuan pemerintah demi menaikan taraf hidup masyarakat miskin, masih ada warga yang belum mengenyam bantuan dari pemerintah daerah dan pusat.
Rosia (78), warga Desa Koto Kombu, Kecamatan Hulu Kuantan ini harus berjibaku menjalani hidupnya sebatang kara di gubuk reot yang terbuat dari papan. Selain usianya yang mulai uzur, ia juga mengalami buta dari kecil.
- Advertisement -
Namun, seluruh aktivitas seperti, memasak, mandi, mencuci hingga membersihkan perkarangan ia lakukan sendiri. Hebatnya lagi, rumah nenek ini sangat terlihat rapi dan bersih, Jumat (14/6).
Menurut warga sekitar, bernama Rabdes, nenek Rosia bisa mengenal nama orang hanya dari suaranya. “Kalau di Desa Koto Kombu ini, hampir semua orang beliau tahu. Itu diketahui dari suara orang itu,†ujar Rabdes.
- Advertisement -
Ketika ditanya, berapa kebutuhan hidup selama sepekan? Rosia menjawab tidak menentu. “Kadang Rp30 ribu sampai Rp40 ribu. Itupun saya titip belanja kepada kerabat yang ke pasar setiap pekan,†kata Rosia.
Rosia melanjutkan, uang tersebut didapat dari pemberian warga melalui sedekah. Namun, beberapa bulan terakhir dirinya dibantu oleh Baznas untuk bahan pokok seperti beras dan minyak. Sedangkan untuk bantuan lain Rosia tidak pernah menerianya, seperti Program Keluarga Harapan (PKH).***