Sabtu, 23 November 2024
spot_img

Lagi, Warga Keluhkan Galian SPALD

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — PROYEK pembangunan Sistem  Pengolahan Air Limbah Domestik (SPALD) di Kecamatan Sukjadi, tepatnya di Jalan Teratai simpang Imigrasi dan Jalan Cut Nyak Dien, Jalan A Yani menuai protes masyarakat dan pengendara bermotor. Pasalnya, selain merugikan pengguna jalan, proyek tersebut juga merugikan pedagang yang berdagang di sepanjang jalan tersebut.

Proyek yang dikerjakan sudah berbulan-bulan tak kunjung selesai, juga sering mengakibatkan kemacetan. Ini akibat penyempitan jalan terutama di Jalan Cut Nyak Dien depan gedung Veteran. Akibatnya pengendara yang hendak melintas, apalagi pada jam-jam sibuk aktivitas, menyebabkan kemacetan, ditambah lagi dengan adanya pedagang yang berjualan menggunakan kendaraan di pinggir jalan tersebut. 

Sementara itu, di sepanjang jalan dari persimpangan Kantor Imigrasi hingga menuju belakang Kantor Camat Sukajadi ada 5 pedagang makanan yang terkena imbasnya.

Baca Juga:  Universitas Hang Tuah Pekanbaru Sudah Semakin Dekat

Salah seorang pedagang miso ayam yang berjualan di sekitar proyek SPALD, Ajo mengatakan, dampak dari adanya proyek pengerjaan IPAL tersebut omsetnya berkurang hingga 60 persen. "Bagimana orang mau makan di warung kita kalau debu ada di mana-mana,"ujarnya.

Ajo mengungkapkan, sebelum ada pengerjaan proyek IPAL, warungnya selalu ramai didatangi oleh konsumen. Namun setelah berbulan-bulan pengerjaan proyek SPALD yang tak kunjung selesai kini dirinya dan pedagang lain mendapatkan imbasnya (kerugian).

"Seharusnya kami menerima ganti rugi, karena kami sangat dirugikan. Kalau tak jualan anak istri mau dikasih makan apa. Selain debu asap mobil atau motor kami juga kena, karena jalanan juga macet parah," katanya.

Baca Juga:  445 Napi Lapas Perempuan Kelas IIA Pekanbaru Miliki Klinik Sendiri

Selain dia, pedagang lainnya yang terkena dampak adalah pedagang nasi ampera, bakso, pecel lele, hingga warung sop.

Sementara itu, pantauan Riau Pos, Selasa (5/11) selain macet juga terlihat banyak debu dan warung pedagang yang ada di sekitar area pengerjaan proyek tersebut, memang terlihat sepi pengunjung.

Sebelumnya, warga sekitar  pembangunan SPALD juga sudah pernah melakukan protes dan warga menyesalkan lambannya proses pengerjaan SPALD yang berujung matinya usaha pedagang yang biasa berjualan disana dan menyebabkan kemacetan.(ksm)

Laporan DOFI ISKANDAR, Kota

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — PROYEK pembangunan Sistem  Pengolahan Air Limbah Domestik (SPALD) di Kecamatan Sukjadi, tepatnya di Jalan Teratai simpang Imigrasi dan Jalan Cut Nyak Dien, Jalan A Yani menuai protes masyarakat dan pengendara bermotor. Pasalnya, selain merugikan pengguna jalan, proyek tersebut juga merugikan pedagang yang berdagang di sepanjang jalan tersebut.

Proyek yang dikerjakan sudah berbulan-bulan tak kunjung selesai, juga sering mengakibatkan kemacetan. Ini akibat penyempitan jalan terutama di Jalan Cut Nyak Dien depan gedung Veteran. Akibatnya pengendara yang hendak melintas, apalagi pada jam-jam sibuk aktivitas, menyebabkan kemacetan, ditambah lagi dengan adanya pedagang yang berjualan menggunakan kendaraan di pinggir jalan tersebut. 

- Advertisement -

Sementara itu, di sepanjang jalan dari persimpangan Kantor Imigrasi hingga menuju belakang Kantor Camat Sukajadi ada 5 pedagang makanan yang terkena imbasnya.

Baca Juga:  1.100 Warga Ikuti Vaksinasi Massal di Mal

Salah seorang pedagang miso ayam yang berjualan di sekitar proyek SPALD, Ajo mengatakan, dampak dari adanya proyek pengerjaan IPAL tersebut omsetnya berkurang hingga 60 persen. "Bagimana orang mau makan di warung kita kalau debu ada di mana-mana,"ujarnya.

- Advertisement -

Ajo mengungkapkan, sebelum ada pengerjaan proyek IPAL, warungnya selalu ramai didatangi oleh konsumen. Namun setelah berbulan-bulan pengerjaan proyek SPALD yang tak kunjung selesai kini dirinya dan pedagang lain mendapatkan imbasnya (kerugian).

"Seharusnya kami menerima ganti rugi, karena kami sangat dirugikan. Kalau tak jualan anak istri mau dikasih makan apa. Selain debu asap mobil atau motor kami juga kena, karena jalanan juga macet parah," katanya.

Baca Juga:  Sudah Bawa Surat Kuasa untuk Ambil BLT, Tetap Ditolak BPR Pekanbaru

Selain dia, pedagang lainnya yang terkena dampak adalah pedagang nasi ampera, bakso, pecel lele, hingga warung sop.

Sementara itu, pantauan Riau Pos, Selasa (5/11) selain macet juga terlihat banyak debu dan warung pedagang yang ada di sekitar area pengerjaan proyek tersebut, memang terlihat sepi pengunjung.

Sebelumnya, warga sekitar  pembangunan SPALD juga sudah pernah melakukan protes dan warga menyesalkan lambannya proses pengerjaan SPALD yang berujung matinya usaha pedagang yang biasa berjualan disana dan menyebabkan kemacetan.(ksm)

Laporan DOFI ISKANDAR, Kota

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari