Site icon Riau Pos

Kapal Cepat Bermuatan Sayur Terbakar di Kepulauan Meranti, Tiga ABK Diperiksa

Asap membubung tinggi dari kapal cepat bermuatan sayur yang terbakar di Perairan Selat Air Hitam, Kabupaten Kepulauan Meranti, Senin (2/9/2024). (WIRA SAPUTRA/RIAU POS)

SELATPANJANG (RIAUPOS.CO) – Kapal ce­pat bermuatan sayur terbakar hebat di Kepulauan Meranti. Kejadian ini menimpa Porti Express 22 di Perairan Selat Air Hitam, Senin (2/9) sore. Kejadian ini menambah panjangnya daftar kecelakaan yang masuk dalam rute pelayaran di Perairan Kepulauan Meranti dalam beberapa bulan terkkhir.

Kebakaran di Porti Express 22 ini dikabarkan menyebabkan seorang anak buah kapal (ABK) engalami luka bakar hingga dilarikan ke rumah sakit umum daerah dan kini telah menerima perawatan intensif dari petugas medis.

Sementara tiga orang lainnya dinyatakan selamat usai dievakuasi. Namun, Selasa (3/9), mereka sedang menjalani proses pemeriksaan oleh KSOP setempat.

Saat kejadian, petugas bekerja keras untuk memadamkan api. Bahkan, perlu waktu berjam-jam. Ya, tim gabungan berjibaku memadam api di lokasi kejadian sejak Senin (2/9) pukul 17.45 WIB dan baru berakhir pada Selasa (3/9) pagi. Bahkan, di lokasi sempat terjadi beberapa kali ledakan.

Insiden ini bermula ketika Porti Express 22 bertolak dari Dermaga APMS PT Mas Artha Sarana, Tanjung Harapan usai mengisi bahan bakar. Gagal mesin hingga menimbulkan percikan api. Melihat api yang membesar, kapten kapal dan tiga orang ABK bernama Syahril, Ruslan, dan Supardi berhasil menyelamatkan diri dengan cara melompat ke laut.

Namun seorang ABK bernama Syahril mengalami luka bakar sebelum berhasil melompat. Ia kini telah dibawa ke RSUD Kepulauan Meranti untuk mendapatkan perawatan intensif.

Menyikapi seluruh kejadian, Plt Bupati Asmar berharap kepada seluruh lembaga dan perangkat terkait dapat meminimalisir potensi kecelakaan yang sama. “Kita minta seluruh lembaga, instansi dan OPD terkait mencari cara agar kejadian serupa tidak terulang kembali. Karena dalam tahun ini menjadi tahun dengan kecelakaan laut terbanyak jika dibandingkan dari tahun sebelumnya,” ungkapnya.

Kepada nakhoda armada dan pengusaha pelayaran diminta memperketat keamanan jauh sebelum keberangkatan dimulai. “Penting itu APAR dan life jacket. Jangan sampai itu tidak ada. Kita tak mau kejadian ini terulang dan menimbulkan korban jiwa,” ungkapnya.(wir)

Exit mobile version