Site icon Riau Pos

Mitos tentang Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah

ilustrasi

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Seberapa jauh Anda tahu tentang kesehatan jantung dan pembuluh darah? Ada banyak asumsi yang beredar di masyarakat, baik dari isu yang kita dengar dari teman atau keluarga; ataupun hoax yang beredar di media sosial. Banyak anggapan bahwa penyakit jantung hanya terjadi pada manula (orang lanjut usia; > 65 tahun), atau hanya pada orang-orang yang mengkonsumsi makanan berminyak.

Tahukah anda, bahwa penyakit jantung bisa menyerang siapa saja, berapapun umurnya, bahkan pada orang yang sudah menjaga pola konsumsi makanan, termasuk vegetarian.

Dua puluh hingga tiga puluh tahun lalu penyebab kematian utama di dunia adalah penyakit infeksi, namun saat ini penyakit jantung dan pembuluh darah sudah menjadi penyebab kematian teratas di dunia; bahkan lebih daripada kanker yang sungguh ditakuti oleh masyarakat.Apalagi kalau kita mendengar perjuangan panjang artis yang meninggal karena penyakit kanker.

Pengetahuan yang baik sangat diperlukan agar kita bisa membedakan antara fakta dan mitos yang sering kita dengar. Di antaranya adalah:

Usia saya terlalu muda untuk terkena penyakit jantung.

Penyakit jantung terjadi karena adanya penyumbatan pembuluh darah jantung yang dikenal sebagai pembuluh arteri koroner.Jika jantung diibaratkan sebagai sawah, maka pembuluh koroner ini adalah irigasi memberi makanan kepada jantung.Pembuluh atau urat koroner ini bisa mengalami penyempitan akibat adanya kerak atau plak lemak yang menempel pada dindingnya. Wajib diketahui bahwa plak ini sudah terbentuk sejak di usia dini (anak-anak atau remaja), dan di usia yang lebih tua, arteri koroner akan mengalami penyumbatan (istilah lain untuk penyempitan yang sudah parah). Saat ini, serangan jantung diketahui terjadi pada usia yang lebih muda. Tak jarang di umur 30-40 tahun, bahkan di usia 20-an tahun, terutama jika mengidap penyakit diabetes (penyakit gula) atau memiliki kebiasaan merokok.

Penyakit darah tinggi hanya terjadi pada orang yang bergejala sakit kepala. Jika saya tidak mengeluhkan apa-apa, berarti tekanan darah saya normal.

Penyakit darah tinggi bisa membunuh secara “diam-diam” karena seringkali pasien tidak menyadari bahwa tekanan darahnya tinggi. Tekanan darah yang normal adalah < 140/90 mmHg. Kita tak bisa tahu berapa tinggi tensi jika jika tidak mengeceknya.Jika menunggu gejala seperti sakit kepala, pusing, pingsan, atau stroke, artinya kita menunggu terjadi komplikasi. Gejala yang tersebut di atas adalah tanda bahwa tubuh sudah memberi sinyal bahaya.Lebih baik mengetahui tekanan darah dengan benar-benar mengukur memakai tensimeter secara berkala. Pengobatan tekanan darah meliputi perubahan gaya hidup sehat: makanan rendah garam, berolahraga, mengurangi konsumsi gula, dan jika belum terkontrol, sebaiknya mengkonsumsi obat-obatan.

Umur saya sudah tua. Tekanan darah 150-160 mmHg sudah biasa, tidak menyebabkan pusing dan tidak perlu minum obat.

Tekanan darah yang normal untuk SEMUA umur adalah <140/90 mmHg, dengan target tekanan darah optimal adalah 125-135/60-80 mmHg. Orang tua, walaupun berusia >60 tahun, jika dibiarkan memiliki tekanan darah yang tinggi akan berisiko terjadi stroke dan serangan jantung.

Karena tubuh sudah beradaptasi dengan tekanan darah yang lebih tinggi, menurukan tekanan darah pada orang tua harus dilakukan secara perlahan. Penurunan tekanan darah yang mendadak bisa menyebabkan pusing/goyang saat berjalan. Pusing juga sering terjadi saat perubahan posisi; misalnya dari tidur ke duduk, atau dari duduk ke berdiri. Pemantauan atau kontrol dengan dokter diperlukan sekali agar tidak jatuh saat berjalan.

Saya tidak mengalami sakit dada, artinya saya tidak mengalami sakit jantung.

Gejala utama dan paling sering dari serangan jantung adalah nyeri dada atau sesak di dada yang menembus ke punggung, kadang-kadang menjalar ke leher seperti tercekik atau nyeri rahang, atau ke lengan kiri. Namun pada kasus tertentu gejala klasik seperti itu tidak nyata. Banyak pasien mengeluhkan tanda-tanda seperti sakit lambung/sakit maag, seperti nyeri ulu hati, mual dan muntah, pusing, ternyata terkena serangan jantung akut. Sebaliknya juga sama, tidak semua sakit dada merupakan serangan jantung.

Nyeri pada bagian dada bisa terjadi karena naiknya asam lambung (dikenal sebagai penyakit GERD/ Gastoesophageal reflux disease), nyeri otot dan tulang, atau sakit kulit. Memeriksakan diri secara awal lebih baik ke dokter lebih sangat dianjurkan agar penanganan yang cepat bisa dilakukan dan mencegah komplikasi yang lebih berat.

Walaupun saya menderita penyakit gula atau diabetes, saya tidak akan terkena penyakit jantung selama menkonsumsi obat-obat diabetes.

Mengontrol kadar gula darah dengan obat-obatan akan menurunkan risiko atau menghambat terjadinya penyakit jantung. Namun, bahkan jika kadar gula sudah terkontrol, seluruh penderita diabetes memiliki risiko tinggi jadi penyakit jantung dan stroke.

Hal ini terjadi karena seluruh faktor yang menyebabkan penyakit gula, juga berpotensi menyebabkan penyakit penyempitan pembuluh darah arteri koroner, termasuk tekanan darah tinggi, kelebihan berat badan dan obesitas, aktivitas fisik yang kurang dan kebiasaan merokok.

Ada garis keturunan penyakit jantung pada keluarga saya, pasti saya akan terkena penyakit jantung.

Walaupun ada faktor risiko keluarga yang menderita penyakit jantung (faktor genetika atau faktor keturunan), ada beberapa hal yang bisa diupayakan untuk menurunkan risiko penyakit jantung secara signifikan. Antara lain adalah

  1. Memiliki kebiasaan olah fisik yang aktif, banyak bergerak dan berolahraga
  2. Mengontrol kadar kolesterol (target LDL atau kolesterol jahat < 70 mg/dL).
  3. Mengontrol pola makan: menghindari makanan dengan kadar lemak tinggi, mengurangi konsumsi gula.
  4. Mengontrol tekanan darah.
  5. Menjaga berat tubuh ideal.
  6. Kontrol gula darah.
  7. Tidak merokok.

Saya tidak perlu memeriksa kadar kolesterol  sebelum usia 40-50 tahun.

Rekomendasi dari The American Heart Association(asosiasi dokter jantung di Amerika) merekomendasikan untuk pengecekan kadar kolesterol per 5 tahun sejak usia 20 tahun, terutama jika ada faktor risiko penyakit jantung yang kuat pada keluarga (faktor keturunan atau genetik). Anak-anak dengan faktor risiko keluarga yang kuat, memiliki risiko yang lebih tinggi terjadi penyakit jantung di usia yang lebih lanjut.

Jika mengetahui kadar kolesterol yang tinggi sejak awal, bisa diakukan antisipasi dengan diet sehat rendah lemak–rendah gula, dan berolahraga secara rutin (30-40 menit per kali, dengan frekuensi 3-4 x per minggu).(*1)

Dokter Dasdo Antonius Sinaga SpJP(K) FIHA (Konsultan Kardiologi Intervensi Rumah Sakit Awal Bros Pekanbaru)

 

 

Exit mobile version